Salah satu dari sekian banyak makanan favorit saya adalah sate. Mengapa sate Madura begitu menggoda?
Pertama aromanya. Dulu itu, entah itu adalah pertama kalinya saya diajak membeli sate, atau entah itu pertama kalinya saya menyadari betapa harumnya asap sate (gyaa, asap!). Suatu sore hari, mungkin sekitar pukul 5 sampai 5.30 sore, karena waktu itu lampu jalan belum menyala, serta orang-orang belum menghidupkan lampu-lampu rumah. Saya berdiri dengan senangnya di depan vespa biru milik Bapak. Rambut saya yang waktu itu nggak pernah lebih dari sebahu berkibar-kibar. Aah, angin sore begitu indah.
Lalu Bapak berbelok ke sebuah warung di pinggir jalan raya di deket pasar kecamatan. Warung yang mengeluarkan asap hingga ke pinggir jalan. Herannya, wangi asapnya enak banget. Harum, seperti sesuatu yang saya kenal!
Di tempat dimana asap itu berasal, berdirilah seorang bapak berkumis, bertopi aneh, serta salah satu bola matanya terlihat seram. Belakangan saya baru tau kalo bapak penjual sate itu katarak. Bapak berkumis pak raden itu sedang mengipas-ngipas sesuatu. Aha! Sate! Ternyata asap itu adalah asap sate. Setelah itu, tiap kali tau kalo Bapak atau Om saya (adiknya Ibu) hendak pergi membeli sate, saya selalu pengen ikut. Demi mencium asap sate. Hwahahaha.
Kedua, tentu rasanya. Saya suka sate berbumbu kacang dan berkecap. Tapi saya kurang suka sate yang berkecap saja, atau sate dengan bumbu kacang saja. Saya suka kalo bumbu kacangnya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu halus. Lebih enak yang terasa "kres-kres" gitu. Hehehe. Pokoknya sate madura bapak berkumis di deket pasar kecamatan waktu itu terasa T.O.P B.G.T.
Sebelum sekolah pun saya sudah tergila-gila pada sate. Tiap kali sakit, saya selalu minta dibelikan sate. Nggak ada sate, nggak makan. Nggak ada sate, belum sehat. Tapi herannya, setelah makan sate, saya waktu itu merasa lebih sehat. Lalu segera sembuh. Aneh ya.
Hari ini, saya bikin sate sendiri. Walaupun nggak seenak sate-sate yang pernah saya coba sebelumnya, rasa sate ini cukup mengobati rasa rindu kepada keluarga, kepada kampung halaman, kepada semuanya.
Have a very warm Sunday!
Showing posts with label Daily Thing. Show all posts
Showing posts with label Daily Thing. Show all posts
Sunday, September 25, 2011
Monday, September 5, 2011
Book Fest
Waah semalem saya produktif banget di blog. Ngepos tiga postingan, lalu pagi ini udah mau cerita lagi. Sebenernya banyak sekali hal-hal yang pengen saya tuliskan sebelum nanti saya lupa. Saya masih hutang cerita liburan di Italy juga lho. Satu-persatu deh. (emang ada yang baca?) kekekekek.
Mulai hari Kamis, 1 September kemarin sampai hari Minggu, 4 September, di Utrecht ada festival buku. Disini buku-buku baru dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga normal. Misalnya harga buku keluaran National Geography tentang flora dan fauna yang normalnya dijual seharga 30-an US dollar, di book fest dijual sekitar 7 euro saja.
So, dari beberapa hari sebelum book fest saya sudah berencana banget mau dateng kesana dan membeli buku apa saja. Sangking niatnya, saya merencanakan dateng pagi-pagi di hari pertama book fest digelar, dengan harapan bahwa buku-buku yang bagus belum keburu diserbu orang. Hihihi.
Rencana awal, buku-buku yang mau dibeli adalah buku-buku matematika, buku-buku pendidikan, beberapa novel, dan satu atau dua buku-buku lain yang menarik.
Eh, sesampainya disana, yang jadi dibeli adalah: satu buku pendidikan, buku pengetahuan tentang matematika (misalnya asal usul bilangan, sejarah pengukuran, padahal niatnya pengen beli buku sebangsa kalkulus, aljabar, analisis, gitu-gitu deh), beberapa novel tetep dibeli, beberapa buku dari National Geography, lalu sisanya didominasi buku-buku dan mainan anak-anak, seperti buku cerita bergambar, buku mewarnai, buku mengenal angka dan bilangan, satu atau dua komik nggak berseri, beberapa mainan, serta beberapa sticker kertas dan dinding. Ngelihat buku-buku anak yang lucu, saya langsung inget keponakan dan beberapa sepupu kecil.
Agak kecewa juga sih, buku-buku pendidikan dan buku matematikanya sedikit banget. Padahal pengen nyari beberapa buku untuk bahan research dan buku-buku matematika buat pegangan nanti, siapa tau disuruh ngajar. :D
Kapan ya, ada book fest yang menjual banyak buku pendidikan dan matematika?
Mulai hari Kamis, 1 September kemarin sampai hari Minggu, 4 September, di Utrecht ada festival buku. Disini buku-buku baru dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga normal. Misalnya harga buku keluaran National Geography tentang flora dan fauna yang normalnya dijual seharga 30-an US dollar, di book fest dijual sekitar 7 euro saja.
So, dari beberapa hari sebelum book fest saya sudah berencana banget mau dateng kesana dan membeli buku apa saja. Sangking niatnya, saya merencanakan dateng pagi-pagi di hari pertama book fest digelar, dengan harapan bahwa buku-buku yang bagus belum keburu diserbu orang. Hihihi.
Rencana awal, buku-buku yang mau dibeli adalah buku-buku matematika, buku-buku pendidikan, beberapa novel, dan satu atau dua buku-buku lain yang menarik.
Eh, sesampainya disana, yang jadi dibeli adalah: satu buku pendidikan, buku pengetahuan tentang matematika (misalnya asal usul bilangan, sejarah pengukuran, padahal niatnya pengen beli buku sebangsa kalkulus, aljabar, analisis, gitu-gitu deh), beberapa novel tetep dibeli, beberapa buku dari National Geography, lalu sisanya didominasi buku-buku dan mainan anak-anak, seperti buku cerita bergambar, buku mewarnai, buku mengenal angka dan bilangan, satu atau dua komik nggak berseri, beberapa mainan, serta beberapa sticker kertas dan dinding. Ngelihat buku-buku anak yang lucu, saya langsung inget keponakan dan beberapa sepupu kecil.
Agak kecewa juga sih, buku-buku pendidikan dan buku matematikanya sedikit banget. Padahal pengen nyari beberapa buku untuk bahan research dan buku-buku matematika buat pegangan nanti, siapa tau disuruh ngajar. :D
Kapan ya, ada book fest yang menjual banyak buku pendidikan dan matematika?
Sunday, September 4, 2011
Cerita Summer School
Mulai pertengahan Agustus kemarin, saya ikut Summer School di kampus. Lumayan, bisa ikut gratisan. Ngirit 980 euro looh.
Awal mulanya gini, katanya program SS di kampus baru bisa dibuka kalo ada minimal 5 peserta. Waktu itu (ini ceritanya ketua program), baru ada 4 peserta yang mendaftar, 2 dari Spanyol, 1 dari UK, 1 dari Afrika Selatan. Lalu untuk memenuhi jumlah peserta minimal, saya dan 8 temen se-geng (teteup) diikutsertakan di kegiatan SS. Administrasi udah diurus, eee tiba-tiba ada satu lagi pendaftar dari Rusia. Sebenernya cukup deh 5 peserta. Tapi berhubung kami udah didaftarkan duluan, nggak bisa semudah itu dibuang dong. Hihihi.
4 peserta yang mendaftar duluan udah kawakan banget. Mereka udah berpengalaman di pendidikan matematika. Salah satu yang dari Afrika Selatan adalah pemilik web ini. Banyak deh, bahan-bahan matematika SMA yang dishare di webnya itu.
Pendaftar yang terakhir adalah cewe Rusia. Tepatnya dari Saint Petersburg. Dia baru saja lulus satu bulan yang lalu dari program kuliah 5 tahun di kampusnya. 5 tahun ya. Jadi ceritanya, sistem pendidikan tinggi di Rusia itu ada beberapa jenis. Seperti di negara kita, begitu tamat SMA, kita bisa memilih mau nerusin ke program D1, D2, D3 (technical school), atau S1 (university college). Rata-rata program S1 di tempat kita ditempuh 4 tahun. Di Rusia juga ada, program universitas yang waktu tempuh normalnya 4 tahun. Tapi ada juga yang 5 tahun. Nah, program khusus yang 5 tahun itu ada untungnya. Para mahasiswa lulusan program tersebut bisa nerusin kuliah Ph.D atau doctoral langsung, nggak melalui program master. Asyik ya. Katanya, kalo untuk kualitas, lulusan program khusus itu relatif lebih baik daripada lulusan bachelor (S1), namun relatif kurang berpengalaman dibandingkan lulusan master (S2).
Selama 2 minggu di SS, saya ikut perkuliahan tiap Senin sampe Jumat dari jam 9 pagi sampe jam 5 sore. Kebayang dong capek dan ngantuknya. Mana kemaren pas banget puasa. Rata-rata tidur malem cuman 5 -6 jam. Saya biasanya tidur jam 12 malem, setelah sholat Isya dilanjutkan Tarawih, lalu bangun jam 4 pagi untuk sahur. Jam 5 pagi tidur lagi setelah sholat Subuh. Bangun jam 7 (atau jam 8 deh paling telat, hihihi), bersiap ke kampus. Gitu terus. Alhasil, mulai jam 2 siang saya ngikutin perkuliahan sambil menidurkan diri dengan menggambar bebas di kelas.
Nggak cuman ngikutin acara perkuliahan di kampus juga. Hari Sabtu, 20 Agustus, saya dan beberapa temen SS ikut acara liburan bersama. Beramai-ramai dengan peserta SS dari program studi lain, kami menuju ke pabrik pembuatan keju yang terkenal di deket sini. Namanya pabrik Boerenkaas. Disana kami dikasih tau cara membuat keju dan juga berpartisipasi membuat keju sebentar.
Ternyata, dari susu sapi murni, hanya sekitar 7 - 10 % saja yang dipake untuk membuat keju. Setelah dicampurkan semacem enzim yang ada di dalem perut anak sapi ke dalem susu sapi murni, didiamkan sebentar, 10 - 20 menit kemudian susu murni terbagi menjadi 2 bagian. Ada bagian yang mengental, ada yang tetep cair. Bagian yang mengental itu diambil, sementara sisa air susu sapinya disisihkan. Yak, air itu adalah susu rendah lemak yang biasanya dijual di minimarket-minimarket terdekat. Bagian yang mengental itu lalu ditiriskan, supaya kadar airnya berkurang. Lalu blablablablabla.. (sebagian males menuliskan, sebagian nggak tau lagi, lupa). Abis dari pabrik keju, kami menuju Kinderlijk, yang merupakan wilayah dengan beberapa kincir angin tua yang masih terlihat alami. Bagus deh.
Sebernernya ada juga acara jalan-jalan di hari Minggunya. Tapi karena mau menyahur sleep deficiency yang akut waktu itu, saya memutuskan untuk tidur satu hari di rumah, sebelum akhirnya melanjutkan sisa 5 hari SS di kampus.
Yang paling nggak enak di acara SS adalah waktu perpisahan. Dimana-mana, saya nggak suka banget acara pisah-pisahan. Kalo bisa, say "Goodbye" "See you again soon!", salaman, udah. Nggak perlu basa-basi deh. Malah bikin berkaca-kaca jadinya. Nanti-nanti kan masih bisa komunikasi lewat email atau facebook.
Yang bikin terharu adalah saat salaman dengan salah satu peserta dari Spanyol, sebenernya aslinya dari Venezuela. Ibu itu adalah satu-satunya yang paling aktif di kelas. Panggil saja Carola. Tiap kali dosen narasumber mengucapkan 5 kalimat, Carola pasti akan membalas dengan 7 kalimat yang lebih panjang. Agak sebel juga sih, di kelas ndengerin suara itu terus. Apalagi tiap kali ngomong, Carola terlihat begitu ekspresif (baca: lebay). Gesturesnya, intonasi suaranya, ekspresi matanya, semuanya. Tapi ada untungnya juga, saat sang dosen terpaku memperhatikan suaranya, saya bisa menguap dengan nyaman. Hihihi.
Mengapa saya terharu saat salaman dengan Sang Ibu dari Venezuela itu?
Jadi ceritanya gini, beberapa hari menjelang akhir SS, saat foto-foto bareng, saya rada kaget waktu Carola bilang mau foto deket saya. Dia bilang, saya mengingatkannya pada anak bungsunya yang perempuan. Heh? Masa' iya? Anak perempuannya bermuka tropis kayak saya? Berjilbab? Pendek? (hahaha). Lalu saat foto, Carola beneran merangkul saya dari belakang. Meskipun hasilnya terlihat seperti mencekik (ketimbang merangkul), saya cukup terharu dibuatnya. Ah, mungkin dia sedang kangen sama anak-anaknya saja.
Lalu tibalah saat salam-salaman di sore terakhir itu. Biasa saja, waktu Carola menyalami ke-8 temen-temen saya, sekedar bersalaman, cipika-cipiki, ngucapin "See ya!", senyum, udah. Eh saya pake acara dipeluk dan dinasehatin juga. Semoga sukses dengan assessment-nya, begitu salah satu kalimat yang saya inget. Mata saya langsung berkaca-kaca. Oh man, saya benci bagian ini. Setelah terlepas dari pelukannya (ciyeh), menyalami peserta lainnya, saya keluar sebentar dari ruangan. Menumpahkan air mata. Gyaaaa.
Saat mengusap air mata, saat itu si agan Fajar dan Eka ngelihat saya yang sempet mewek, saya inget pernah ngatain Carola lebay. Ah, seandainya saya tahu kalo dia seperhatian ini. Nyesel pernah ngatain lebay. Maaf ya Carola. Mumpung masih lebaran nih, minal aidin walfaidzin yaaa. Hihihi.
Aaah. Pengalaman yang menyenangkan. Nggak cuman dapet ilmu, tapi juga dapet kenalan baru. I already miss them all. Sampe ketemu lagi yaaa temen-temen baru.
Awal mulanya gini, katanya program SS di kampus baru bisa dibuka kalo ada minimal 5 peserta. Waktu itu (ini ceritanya ketua program), baru ada 4 peserta yang mendaftar, 2 dari Spanyol, 1 dari UK, 1 dari Afrika Selatan. Lalu untuk memenuhi jumlah peserta minimal, saya dan 8 temen se-geng (teteup) diikutsertakan di kegiatan SS. Administrasi udah diurus, eee tiba-tiba ada satu lagi pendaftar dari Rusia. Sebenernya cukup deh 5 peserta. Tapi berhubung kami udah didaftarkan duluan, nggak bisa semudah itu dibuang dong. Hihihi.
4 peserta yang mendaftar duluan udah kawakan banget. Mereka udah berpengalaman di pendidikan matematika. Salah satu yang dari Afrika Selatan adalah pemilik web ini. Banyak deh, bahan-bahan matematika SMA yang dishare di webnya itu.
Pendaftar yang terakhir adalah cewe Rusia. Tepatnya dari Saint Petersburg. Dia baru saja lulus satu bulan yang lalu dari program kuliah 5 tahun di kampusnya. 5 tahun ya. Jadi ceritanya, sistem pendidikan tinggi di Rusia itu ada beberapa jenis. Seperti di negara kita, begitu tamat SMA, kita bisa memilih mau nerusin ke program D1, D2, D3 (technical school), atau S1 (university college). Rata-rata program S1 di tempat kita ditempuh 4 tahun. Di Rusia juga ada, program universitas yang waktu tempuh normalnya 4 tahun. Tapi ada juga yang 5 tahun. Nah, program khusus yang 5 tahun itu ada untungnya. Para mahasiswa lulusan program tersebut bisa nerusin kuliah Ph.D atau doctoral langsung, nggak melalui program master. Asyik ya. Katanya, kalo untuk kualitas, lulusan program khusus itu relatif lebih baik daripada lulusan bachelor (S1), namun relatif kurang berpengalaman dibandingkan lulusan master (S2).
Selama 2 minggu di SS, saya ikut perkuliahan tiap Senin sampe Jumat dari jam 9 pagi sampe jam 5 sore. Kebayang dong capek dan ngantuknya. Mana kemaren pas banget puasa. Rata-rata tidur malem cuman 5 -6 jam. Saya biasanya tidur jam 12 malem, setelah sholat Isya dilanjutkan Tarawih, lalu bangun jam 4 pagi untuk sahur. Jam 5 pagi tidur lagi setelah sholat Subuh. Bangun jam 7 (atau jam 8 deh paling telat, hihihi), bersiap ke kampus. Gitu terus. Alhasil, mulai jam 2 siang saya ngikutin perkuliahan sambil menidurkan diri dengan menggambar bebas di kelas.
Nggak cuman ngikutin acara perkuliahan di kampus juga. Hari Sabtu, 20 Agustus, saya dan beberapa temen SS ikut acara liburan bersama. Beramai-ramai dengan peserta SS dari program studi lain, kami menuju ke pabrik pembuatan keju yang terkenal di deket sini. Namanya pabrik Boerenkaas. Disana kami dikasih tau cara membuat keju dan juga berpartisipasi membuat keju sebentar.
Membuat keju di Boerenkaas |
Ternyata, dari susu sapi murni, hanya sekitar 7 - 10 % saja yang dipake untuk membuat keju. Setelah dicampurkan semacem enzim yang ada di dalem perut anak sapi ke dalem susu sapi murni, didiamkan sebentar, 10 - 20 menit kemudian susu murni terbagi menjadi 2 bagian. Ada bagian yang mengental, ada yang tetep cair. Bagian yang mengental itu diambil, sementara sisa air susu sapinya disisihkan. Yak, air itu adalah susu rendah lemak yang biasanya dijual di minimarket-minimarket terdekat. Bagian yang mengental itu lalu ditiriskan, supaya kadar airnya berkurang. Lalu blablablablabla.. (sebagian males menuliskan, sebagian nggak tau lagi, lupa). Abis dari pabrik keju, kami menuju Kinderlijk, yang merupakan wilayah dengan beberapa kincir angin tua yang masih terlihat alami. Bagus deh.
Windmill di Kinderlijk |
Sebernernya ada juga acara jalan-jalan di hari Minggunya. Tapi karena mau menyahur sleep deficiency yang akut waktu itu, saya memutuskan untuk tidur satu hari di rumah, sebelum akhirnya melanjutkan sisa 5 hari SS di kampus.
Yang paling nggak enak di acara SS adalah waktu perpisahan. Dimana-mana, saya nggak suka banget acara pisah-pisahan. Kalo bisa, say "Goodbye" "See you again soon!", salaman, udah. Nggak perlu basa-basi deh. Malah bikin berkaca-kaca jadinya. Nanti-nanti kan masih bisa komunikasi lewat email atau facebook.
Yang bikin terharu adalah saat salaman dengan salah satu peserta dari Spanyol, sebenernya aslinya dari Venezuela. Ibu itu adalah satu-satunya yang paling aktif di kelas. Panggil saja Carola. Tiap kali dosen narasumber mengucapkan 5 kalimat, Carola pasti akan membalas dengan 7 kalimat yang lebih panjang. Agak sebel juga sih, di kelas ndengerin suara itu terus. Apalagi tiap kali ngomong, Carola terlihat begitu ekspresif (baca: lebay). Gesturesnya, intonasi suaranya, ekspresi matanya, semuanya. Tapi ada untungnya juga, saat sang dosen terpaku memperhatikan suaranya, saya bisa menguap dengan nyaman. Hihihi.
Mengapa saya terharu saat salaman dengan Sang Ibu dari Venezuela itu?
Jadi ceritanya gini, beberapa hari menjelang akhir SS, saat foto-foto bareng, saya rada kaget waktu Carola bilang mau foto deket saya. Dia bilang, saya mengingatkannya pada anak bungsunya yang perempuan. Heh? Masa' iya? Anak perempuannya bermuka tropis kayak saya? Berjilbab? Pendek? (hahaha). Lalu saat foto, Carola beneran merangkul saya dari belakang. Meskipun hasilnya terlihat seperti mencekik (ketimbang merangkul), saya cukup terharu dibuatnya. Ah, mungkin dia sedang kangen sama anak-anaknya saja.
Lalu tibalah saat salam-salaman di sore terakhir itu. Biasa saja, waktu Carola menyalami ke-8 temen-temen saya, sekedar bersalaman, cipika-cipiki, ngucapin "See ya!", senyum, udah. Eh saya pake acara dipeluk dan dinasehatin juga. Semoga sukses dengan assessment-nya, begitu salah satu kalimat yang saya inget. Mata saya langsung berkaca-kaca. Oh man, saya benci bagian ini. Setelah terlepas dari pelukannya (ciyeh), menyalami peserta lainnya, saya keluar sebentar dari ruangan. Menumpahkan air mata. Gyaaaa.
Saat mengusap air mata, saat itu si agan Fajar dan Eka ngelihat saya yang sempet mewek, saya inget pernah ngatain Carola lebay. Ah, seandainya saya tahu kalo dia seperhatian ini. Nyesel pernah ngatain lebay. Maaf ya Carola. Mumpung masih lebaran nih, minal aidin walfaidzin yaaa. Hihihi.
Ini bukan foto yang kelihatan kecekik itu yaa.. hihihi |
Aaah. Pengalaman yang menyenangkan. Nggak cuman dapet ilmu, tapi juga dapet kenalan baru. I already miss them all. Sampe ketemu lagi yaaa temen-temen baru.
Blog Saya Dulu
Dulu itu relatif ya. Setahun yang lalu itu dulu. Sepuluh tahun yang lalu juga dulu. Bahkan, seminggu yang lalu sewaktu dia berpaling memilihnya, itu juga cerita dulu (tsah, yang belakangan ngarang banget).
Saya dulu pernah punya blog. Sebelum akhirnya melupakan email mana yang dipake dan juga password apa yang menemani. Inilah blog saya yang dulu. Monggo di-klik dan singgah sebentar.
Postingan terakhir tanggal 5 April 2010. Itu berarti sekitar 5 bulan sebelum postingan pertama di blog ini. 5 bulan saja saya sudah melupakan email dan passwordnya!! Ya'oloh.
Kalo dipikir-pikir, ngeblog itu ada juga untungnya ya. Saat pengen menggalau membayangkan beberapa hal yang pernah terjadi dulu, tinggal klik aja postingan-postingan di bulan dan tahun berapa. Seperti yang barusan saya alami. Saat membuka blog saya yang dulu itu, membaca postingannya satu persatu, gambaran-gambaran cerita dulu kembali terlintas di pikiran saya. Terasa seperti masih baru. (ciyeh).
Tapi terkadang beberapa postingan yang dipost saat sedang labil dulu, membuat saya malu untuk sekedar membacanya kembali. Terlebih jika ditemukan orang lain. Rasanya seperti saat menemukan diary jaman SMP dulu yang sedang disentuh Ibu. Saya nggak yakin sih, Ibu beneran udah membaca isinya atau belum, tapi perasaan saya mengatakan Ibu udah baca. Maluuu sekali.
Mungkin banyak juga orang yang kurang sependapat. Kurang kerjaan banget orang-orang yang menuliskan cerita sehari-harinya di blog. Giliran nyeritain cerita yang menarik, dibilang sombong. Giliran nyeritain cerita-cerita galau, dibilang lebay. Pengennya blog itu diisi sama postingan-postingan yang bersifat menambah ilmu pengetahuan. Tapi mau gimana lagi, ilmu saya masih cetek. Hihihi.
Anda yang mana? Sejauh ini saya masih nggak ngerasa sombong atau lebay. Saya masih fine-fine saja. Hihihi. Ayo ngeblog!
Sunday, August 28, 2011
Lontong
H-2. Idul Fitri kurang dua hari lagi. Saat ini, Bapak dan Ibu di rumah pasti sedang bersiap menyambut hari kemenangan. Karena saya, yang biasanya bertindak sebagai kaki-tangan ibu di dapur sedang tidak bertugas, ibu pasti mengerjakan semuanya sendiri. Hari ini kabarnya ibu sedang membuat lapis legit dan maksuba (oh betapa rindunya lidah ini akan rasa maksuba yang adem-adem manis gimanaa gitu). Lalu besok mulai bersiap memasak ketupat dan pendampingnya.
Idul Fitri sepertinya sepaket dengan ketupat. Ada Idul Fitri ada ketupat. Ada ketupat ada Idul Fitri (iya nggak?). Sedari dulu, setiap kali lebaran saya selalu menyantap ketupat. Kalo nggak ketemu ketupat, rasanya kurang lebaran. Lalu bagaimana nasib saya disini? Disini nggak ada orang jualan ketupat. Nyari daun kelapa untuk dibuat ketupat juga susah. Apa kabar hey ketupat lebaran?
Lalu, aha! Terlintas di dalam pikiran saya untuk membuat lontong. Atas bantuan temen-temen CERIWIS (sebutan grup ceriwis tukang gosip sewaktu kuliah S1 dulu), terbentuklah lontong perdana yang gembul ini.
Ini adalah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat lontong.
- Beras
- Air
- Plastik
- Karet
- Garpu
- Kompor
- Panci
- Piring
- Sendok.
Cara membuat:
- Cuci beras menggunakan air sampai bersih
- Masukkan beras yang sudah dicuci ke dalam plastik, sampai kira-kira 1/3 plastik
- Ikat bagian atas plastik menggunakan karet
- Lubangi plastik menggunakan garpu, supaya air bebas keluar masuk plastik
- Masukkan air ke dalam panci. Lalu nyalakan kompor. Tunggu hingga air dalam panci mendidih.
- Setelah air mendidih, masukkan plastik berisi beras yang telah dibolongi
- Tunggu hingga beras berubah menjadi lontong
- Rebus sekitar 20 - 30 menit
- Angkat pakai sendok, taruh di atas piring.
- Tiriskan airnya
- Tekan-tekan lontong yang baru diangkat hingga memadat
- Tunggu hingga dingin, baru dipotong-potong.
Selamat mencoba!
Hasilnya, mantap! Nggak keras, nggak kelembutan. Pas. Dalemnya juga udah mateng. Lumayan bisa mengobati rasa rindu pada ketupat.
Baiklah, nggak ada ketupat, lontong pun jadi. Selamat menyambut lebaran!
Idul Fitri sepertinya sepaket dengan ketupat. Ada Idul Fitri ada ketupat. Ada ketupat ada Idul Fitri (iya nggak?). Sedari dulu, setiap kali lebaran saya selalu menyantap ketupat. Kalo nggak ketemu ketupat, rasanya kurang lebaran. Lalu bagaimana nasib saya disini? Disini nggak ada orang jualan ketupat. Nyari daun kelapa untuk dibuat ketupat juga susah. Apa kabar hey ketupat lebaran?
Lalu, aha! Terlintas di dalam pikiran saya untuk membuat lontong. Atas bantuan temen-temen CERIWIS (sebutan grup ceriwis tukang gosip sewaktu kuliah S1 dulu), terbentuklah lontong perdana yang gembul ini.
Ini adalah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat lontong.
- Beras
- Air
- Plastik
- Karet
- Garpu
- Kompor
- Panci
- Piring
- Sendok.
Cara membuat:
- Cuci beras menggunakan air sampai bersih
- Masukkan beras yang sudah dicuci ke dalam plastik, sampai kira-kira 1/3 plastik
- Ikat bagian atas plastik menggunakan karet
- Lubangi plastik menggunakan garpu, supaya air bebas keluar masuk plastik
- Masukkan air ke dalam panci. Lalu nyalakan kompor. Tunggu hingga air dalam panci mendidih.
- Setelah air mendidih, masukkan plastik berisi beras yang telah dibolongi
- Tunggu hingga beras berubah menjadi lontong
- Rebus sekitar 20 - 30 menit
- Angkat pakai sendok, taruh di atas piring.
- Tiriskan airnya
- Tekan-tekan lontong yang baru diangkat hingga memadat
- Tunggu hingga dingin, baru dipotong-potong.
Selamat mencoba!
Hasilnya, mantap! Nggak keras, nggak kelembutan. Pas. Dalemnya juga udah mateng. Lumayan bisa mengobati rasa rindu pada ketupat.
Baiklah, nggak ada ketupat, lontong pun jadi. Selamat menyambut lebaran!
Wednesday, August 24, 2011
Menggambar Bebas
Sekolah summer mulai terasa membosankan. Materinya menarik sebenernya. Tapi, karena kurang tidur, bawaan puasa, jadi setelah jam 2 siang mulai terserang kantuk yang luar biasa (alesandotcom). Beberapa temen kelihatan banget kalo ngantuk. Seperti Mas Badrun yang matanya merah sekali dan juga berair. Lalu Fajar dan Yenny, yang duduk sambil berpangku tangan, lalu kelopak matanya perlahan-lahan terkatup, beberapa detik kemudian terbuka lagi. Beberapa detik kemudian berulang lagi. Atau, pura-pura menulis di buku catatan, dengan posisi duduk yang siap menulis, tapi tangannya diem nggak bergerak. Tidur. Hahaha.
Saya juga salah satu yang tak bisa lari dari serangan kantuk. Walopun belom sampe terpejam, saya udah nggak mikir lagi untuk ngitung berapa kali menguap mulai dari jam 2 siang sampe sekitar jam 4.45 sore. Course berakhir sampe jam 5 sore. 15 menit sebelum course berakhir, saya sudah merasakan tanda-tanda kehidupan yang menyenangkan. Membayangkan mau masak apa buat buka nanti, sampe membayangkan drama Korea apa yang mau ditonton sambil menunggu buka nanti. Nggak ngantuk lagi.
Untuk menghilangkan kantuk, saya menyalurkan hobi yang tidak berbakat: MENGGAMBAR. Inilah beberapa hasil gambaran saya di beberapa hari terakhir di sekolah summer.
Karakter ini hanyalah fiktif belaka, tapi menurut saya ini yang paling bagus :D |
Sebenernya ini salah satu dosen yang ngajar, namanya Dolly. Sorry ya Dolly, nggak secantik aslinya :D |
Ini nggak jelas juga. Gara-gara dipinjemin pulpen ungu sama Mas Badrun. |
Mbak Nila minta digambarin. Ini gambar pertama orang pake jilbab. Nggak mirip! :D |
Perhatiin deh, semua gambar tangannya lurus, posisi 'siap-grak'. Susah men, mau gambar jari-jari tangan. Hahaha. Bikin sepatu juga susah. Bikin orang yang bukan dalam posisi berdiri tegap juga susah. Bikin gambar cowo juga susah, jadinya malah mirip muka cewe. Hadeh.
Ada yang mau digambar? 10 euro saja. Hahaha.
Wednesday, August 17, 2011
The n-th Time Dilemma
Lagi-lagi saya sedang dilemma. Dilema yang ke-n kalinya. Aneh ya, sebagian besar postingan-postingan saya, kalo nggak pas lagi jalan-jalan, labil, dilemma, ya seputar drama Korea. Nggak penting. Hihihi.
Dilemma kali ini tentang pokok utama research saya nanti. Ehem, malu sama temen-temen yang sama-sama mulai kuliah 2010 tapi udah hampir selesai research-nya, sementara saya, judul aja masi belepotan. Bingung menentukan, apakah nanti desain pembelajaran, atau desain seputar assessment yang baik dan benar. Dan assessment itu sendiri cakupannya luas. Apakah membuat soal yang bisa mengukur kompetensi siswa lalu melihat bagaimana hasil belajar siswa. Ataukah membuat soal untuk menilai proses pembelajaran. Ataukah membuat soal untuk melihat proses berpikir siswa. Gyaa, saya sendiri juga belum punya cukup pengetahuan mengenai assessment. Mangkanya saya penasaran pengen tau.
Pengennya sih research yang berkisar assessment. Mungkin bisa mengkombain antara desain dan assessment dalam meng-assess proses berpikir siswa. Yang bikin nggak maju-maju, sumber-sumber yang mendukung belum saya kumpulkan. Seringkali saya juga berpikir, saya ingin memberikan kontribusi sedikit buat matematika realistik di negara kita. Assessment yang pake label realistik gimana kira-kira ya? Kalo bisa sih, pengen mendesain assessment dengan tugas-tugas yang realistik, juga didukung oleh classroom environment yang menggiring siswa dalam menyelesaikan berbagai masalah realistik, lalu kemudian menganalisis proses berfikir siswa dalam menyelesaikan berbagai problem realistik yang barusaja didesain. That sounds great, but that needs a lot of work to do.
Pengen juga mendesain pembelajaran realistik yang simple tapi bermakna. Biar ada kontribusi buat matematika realistik gitu. Pembelajaran yang kaya, memberikan ruang bagi siswa untuk menemukan kembali the big ideas di matematika, mudah dipahami, sertaaaaa menggunakan konteks realistik yang menarik dan belum pernah terlintas di pikiran orang-orang. Tapi apa? Ide itu juga nggak terlintas di pikiran saya. -_-"
Mudah-mudahan ada yang lewat dan bisa membantu saya. Atau, mudah-mudahan banyak yang mendoakan saya untuk tetap semangat dan segera menemukan jalan yang baik dan benar. Kekekek.
Selamat berpuasa, selamat mengikuti upacara kemerdekaan Indonesia.
Dilemma kali ini tentang pokok utama research saya nanti. Ehem, malu sama temen-temen yang sama-sama mulai kuliah 2010 tapi udah hampir selesai research-nya, sementara saya, judul aja masi belepotan. Bingung menentukan, apakah nanti desain pembelajaran, atau desain seputar assessment yang baik dan benar. Dan assessment itu sendiri cakupannya luas. Apakah membuat soal yang bisa mengukur kompetensi siswa lalu melihat bagaimana hasil belajar siswa. Ataukah membuat soal untuk menilai proses pembelajaran. Ataukah membuat soal untuk melihat proses berpikir siswa. Gyaa, saya sendiri juga belum punya cukup pengetahuan mengenai assessment. Mangkanya saya penasaran pengen tau.
Pengennya sih research yang berkisar assessment. Mungkin bisa mengkombain antara desain dan assessment dalam meng-assess proses berpikir siswa. Yang bikin nggak maju-maju, sumber-sumber yang mendukung belum saya kumpulkan. Seringkali saya juga berpikir, saya ingin memberikan kontribusi sedikit buat matematika realistik di negara kita. Assessment yang pake label realistik gimana kira-kira ya? Kalo bisa sih, pengen mendesain assessment dengan tugas-tugas yang realistik, juga didukung oleh classroom environment yang menggiring siswa dalam menyelesaikan berbagai masalah realistik, lalu kemudian menganalisis proses berfikir siswa dalam menyelesaikan berbagai problem realistik yang barusaja didesain. That sounds great, but that needs a lot of work to do.
Pengen juga mendesain pembelajaran realistik yang simple tapi bermakna. Biar ada kontribusi buat matematika realistik gitu. Pembelajaran yang kaya, memberikan ruang bagi siswa untuk menemukan kembali the big ideas di matematika, mudah dipahami, sertaaaaa menggunakan konteks realistik yang menarik dan belum pernah terlintas di pikiran orang-orang. Tapi apa? Ide itu juga nggak terlintas di pikiran saya. -_-"
Mudah-mudahan ada yang lewat dan bisa membantu saya. Atau, mudah-mudahan banyak yang mendoakan saya untuk tetap semangat dan segera menemukan jalan yang baik dan benar. Kekekek.
Selamat berpuasa, selamat mengikuti upacara kemerdekaan Indonesia.
Wednesday, August 10, 2011
Mbak Kepada Adiknya
Browsing-browsing seputar member terbontot Super Junior, Kyuhyun, saya nemu postingan dari livejournal ini (yang postingannya juga nemu dari postingan lain, yang postingan lain itu juga nemu dari sana-sini). Keasliannya mungkin rada diragukan, mengingat postingan itu nemu dari postingan yang nemu untuk yang keberapa lagi, dan juga bukan postingan asli karena udah dialihbahasakan dari bahasa aslinya. Tapi isinya bagus. Makanya saya post disini (ups, bagus disini artinya nggak jelas ya, mengingat postingan-postingan yang dipos sebelumnya sebagian besar isinya nggak jelas).
Postingan di jurnal yang saya temu itu berbahasa Inggris, postingan aslinya kemungkinan besar berbahasa Korea karena diambil dari cyworld berbahasa Korea milik mbaknya si member terbontot itu. Postingan di jurnal itu udah lama di post, tertanggal 23 Agustus 2008. Kabarnya postingan aslinya diposkan sekitar Mei 2008. Sebenernya saya ingin menerjemahkan ke bahasa Indonesia saja, tapi kok kedengerannya aneh dan jadinya kurang menyentuh. Baiklah, saya copy ulang saja dari jurnal tersebut, tetap berbahasa Inggris. Semoga postingan ini bisa 'menyentuh' hati mbak-mbak yang sedang jauh dan rindu sama adiknya.
Postingan di jurnal yang saya temu itu berbahasa Inggris, postingan aslinya kemungkinan besar berbahasa Korea karena diambil dari cyworld berbahasa Korea milik mbaknya si member terbontot itu. Postingan di jurnal itu udah lama di post, tertanggal 23 Agustus 2008. Kabarnya postingan aslinya diposkan sekitar Mei 2008. Sebenernya saya ingin menerjemahkan ke bahasa Indonesia saja, tapi kok kedengerannya aneh dan jadinya kurang menyentuh. Baiklah, saya copy ulang saja dari jurnal tersebut, tetap berbahasa Inggris. Semoga postingan ini bisa 'menyentuh' hati mbak-mbak yang sedang jauh dan rindu sama adiknya.
At 5.55am in the morning, I was awoken by the "smile" ringtone…(lol, its Kyu's Smile, so sweet)
Labels:
Actor and Drama,
Daily Thing,
Lagi Aneh,
Somewhat Motivating
Monday, August 8, 2011
Kaos Bola
Sekitar dua minggu yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi tiga kota di Italy. Masih dalam rangka libur Summer yang singkat, saya dan temen-temen memanfaatkan liburan sebelum puasa dan juga sebelum Summer school pertengahan bulan nanti. Yah, berhubung biaya perjalanan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan berangkat dari tanah air tercinta.
Salah satu kota yang dikunjungi di tour 3 kota di Italy adalah Milan. Kota dengan dua buah tim sepak bola papan atas, yaitu AC Milan dan Inter Milan. Sesampainya di kota Milan, bahkan belum menaruh tas gendong yang begitu berat di penginapan, saya dan rombongan langsung berlari menuju stadion San Siro, atau yang dulu dikenal dengan stadion Giuseppe Meazza.
Stadionnya ya kayak stadion ya. Hehe. Habis mengelilingi stadion yang rumputnya lagi digunduli dan menilik ruang istirahat para pemain dua klub hebat tersebut, saya berkunjung ke fans shop, yang lokasinya juga di samping stadion. Berhubung Dek Bryan yang keren minta dibawakan kaos Inter Milan.
Salah satu kota yang dikunjungi di tour 3 kota di Italy adalah Milan. Kota dengan dua buah tim sepak bola papan atas, yaitu AC Milan dan Inter Milan. Sesampainya di kota Milan, bahkan belum menaruh tas gendong yang begitu berat di penginapan, saya dan rombongan langsung berlari menuju stadion San Siro, atau yang dulu dikenal dengan stadion Giuseppe Meazza.
Stadionnya ya kayak stadion ya. Hehe. Habis mengelilingi stadion yang rumputnya lagi digunduli dan menilik ruang istirahat para pemain dua klub hebat tersebut, saya berkunjung ke fans shop, yang lokasinya juga di samping stadion. Berhubung Dek Bryan yang keren minta dibawakan kaos Inter Milan.
Sunday, August 7, 2011
Apakah Anda Tertinggal?
Berapa lamapun kita berdiam diri, jangan pernah lupa bahwa waktu tidak akan pernah berhenti.
Kali ini saya ingin sedikit menggalau. Mengingat blog ini bukan blog yang populer-populer amat, yang nggak banyak diminati para stalker yang mampir untuk sekedar duduk sore-sore 'leyeh-leyeh' sambil baca postingan-postingan disini, saya pengen kembali menggunakan blog ini sebagai ruang penyimpanan (yang kurang aman tentunya). Eh apa saya ganti alamat blog lagi yak? Geez.
Dari kalimat pertama belum terlihat galaunya ya. Judulnya juga terkesan ambiguous. Yang ingin saya katakan adalah, Anda boleh merasa nyaman dengan kondisi saat ini, tidak ingin buru-buru berpindah, ingin tinggal lebih lama. Namun Anda harus segera menyadari bahwa orang-orang di sekitar Anda mungkin tidak akan tinggal diam, mereka tidak berhenti. Hingga mungkin Anda akan terjaga beberapa saat setelah Anda menemukan bahwa Anda telah jauh tertinggal. #ehApasih
Gimana sih ngomongnya, biar terdengar puitis, elegan, namun makjleb maknanya.
Kali ini saya ingin sedikit menggalau. Mengingat blog ini bukan blog yang populer-populer amat, yang nggak banyak diminati para stalker yang mampir untuk sekedar duduk sore-sore 'leyeh-leyeh' sambil baca postingan-postingan disini, saya pengen kembali menggunakan blog ini sebagai ruang penyimpanan (yang kurang aman tentunya). Eh apa saya ganti alamat blog lagi yak? Geez.
Dari kalimat pertama belum terlihat galaunya ya. Judulnya juga terkesan ambiguous. Yang ingin saya katakan adalah, Anda boleh merasa nyaman dengan kondisi saat ini, tidak ingin buru-buru berpindah, ingin tinggal lebih lama. Namun Anda harus segera menyadari bahwa orang-orang di sekitar Anda mungkin tidak akan tinggal diam, mereka tidak berhenti. Hingga mungkin Anda akan terjaga beberapa saat setelah Anda menemukan bahwa Anda telah jauh tertinggal. #ehApasih
Gimana sih ngomongnya, biar terdengar puitis, elegan, namun makjleb maknanya.
Saturday, August 6, 2011
Marhaban Yaa Ramadhan
Hey folks, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan tahun ini. Semoga semua amalan baik yang telah dikerjakan di bulan ini mendapatkan poin yang berlipat dari Sang Pemilik Semesta. Semoga dimaafkan dan disucikan kembali segala kesalahan dan keburukan yang telah diperbuat selama ini. Serta semoga menjadi penghuni semesta yang senantiasa berbuat kebaikan ke depannya. Amin.
Bulan Ramadhan kali ini berbeda dari biasanya. Nggak ada pasar kaget yang biasa menjual makanan-makanan untuk berbuka. Nggak terdengar suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dulu biasa terdengar dari segala penjuru masjid terdekat. Nggak ada suara sirine tanda waktu berbuka dan imsak tiba. Serta masih banyak ditemui orang-orang yang makan dan minum dengan cueknya di pinggiran jalan.
Ya, Ramadhan yang hanya terasa Ramadhan jika di dalam rumah. Masih untung saya tinggal bersama temen-temen sesama Muslim yang tiap harinya juga disibukkan dengan mempersiapkan makanan untuk berbuka, sahur, serta melaksanakan sholat tarawih bersama. Yep, bagaimanapun situasinya, tetep semangat menyambut Ramadhan, teman! Cheers.
Bulan Ramadhan kali ini berbeda dari biasanya. Nggak ada pasar kaget yang biasa menjual makanan-makanan untuk berbuka. Nggak terdengar suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dulu biasa terdengar dari segala penjuru masjid terdekat. Nggak ada suara sirine tanda waktu berbuka dan imsak tiba. Serta masih banyak ditemui orang-orang yang makan dan minum dengan cueknya di pinggiran jalan.
Ya, Ramadhan yang hanya terasa Ramadhan jika di dalam rumah. Masih untung saya tinggal bersama temen-temen sesama Muslim yang tiap harinya juga disibukkan dengan mempersiapkan makanan untuk berbuka, sahur, serta melaksanakan sholat tarawih bersama. Yep, bagaimanapun situasinya, tetep semangat menyambut Ramadhan, teman! Cheers.
Wednesday, July 13, 2011
DEC-degan
Di semester ini ada satu mata kuliah yang tiap mau masuk selalu bikin olahraga jantung. Jantung saya seperti dipompa lebih cepat, bahkan sejak H-2 dari pertemuan mingguan satu mata kuliah itu. Gila aja, tugas mingguannya ampun gila. Buanyak. Dan yang lebih nyeremin dosennya. Beliau tipikal dosen yang berpandangan constructivism banget. Dia nggak akan memberikan jawaban yang benar sebelum siswanya membangun sendiri pengetahuannya dan menemukan sendiri jawaban yang benar. Itu bagus. Tapi kadang nyebelin #teriaksambilmengepalkantangan
Namanya Designing Education Course, singkatnya DEC. Beneran deh, mata kuliah satu ini bikin deg-degan, DEC-degan. Inget dong, Februari dulu sebelum berangkat kesini, ada satu masalah dengan visa saya, sehingga keberangkatan ditunda. Sementara kuliah disini jalan terus. Jadi kami ketinggalan dua kali pertemuan untuk mata kuliah DEC ini. Sebagai gantinya, di akhir semester ini kami harus membayar pertemuan-pertemuan yang belum lengkap itu.
Oke, karena DEC ada di block ganjil, which is berakhir 3 bulan yang lalu, dan di block genap kali ini saya juga menempuh 4 mata kuliah yang ajegile juga susahnya, akhirnya pertemuan DEC yang belum lengkap itu dilengkapkan minggu ini, tepatnya Jumat nanti, setelah 4 mata kuliah di block ini berakhir dua minggu lalu. Berhubung hari Senin nanti saya dan temen-temen sudah berangkat berlibur (ahey, Paris I'm coming), pertemuan untuk DEC dipadatkan di hari Jumat. Jadi akan ada dua pertemuan di hari Jumat besok. Padahal semestinya perkuliahan sudah harus berakhir Minggu lalu (udah libur summer) #jangansedih
Dan seperti biasa, sang dosen penganut aliran constructivism itu sudah mengirimkan tugas-tugas yang aduhai banyaknya. Tentu harapannya bukan sekedar mahasiswa-mahasiswa asuhannya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang beliau kirimkan, menulis report, dan mengobservasi minilesson saja, melainkan kami ini harus memiliki pemahaman yang MENDALAM dari materi-materi yang dibaca atau ditonton. Sangking dalemnya sampe nggak bisa naik ke permukaan lagi gimana?
Yang membuat saya terharu, temen-temen pada kompak buat ngadain belajar bersama. Acara belajar bersama sudah dicetuskan sejak hari Senin kemarin, lalu sudah dilaksanakan dari hari Selasa kemarin. Jadwalnya dimulai pukul 10 pagi, belajar selama 2 jam sampai 12 siang, lalu dilanjutkan lagi 14.00 - 16.00, lalu dilanjutkan lagi 18.00 - 20.00, rutin dari Selasa, Rabu, hingga Kamis. Mantep kan?
Yah, hari Jumat sebentar lagi. Doakan saya lulus di mata kuliah DEC ini ya teman. ^_^
Monday, July 4, 2011
Cerita di Balik Menulis Critical Analysis
Sebagai mahasiswa keren, saya harus bisa menganalisis secara kritis dong. Walaupun analisisnya masih untuk konsumsi kalangan sendiri dan sebatas untuk memenuhi tugas akhir di tiap-tiap mata kuliah, beberapa kali terlintas dalam benak saya bahwa menganalisis secara kritis itu susah #nangisdarah
Seperti kali ini, tugas akhir salah satu mata kuliah yang judulnya Research Method, saya diminta menganalisis salah satu research yang ditulis oleh researcher kondang. Analisis serampangan (baca: ala kadarnya) sih lumayan lebih mudah dibandingkan analisis kritis. Jujur, saya mah bener-bener jauh dari kritis. Abis papasan sama orang yang dikenal, ngobrol basa-basi sebentar, lalu beberapa menit kemudian ditanya sama temen lain apa warna baju orang yang barusan saya ajak ngobrol, kemungkinan besar saya lupa temans. Hihihi.
Bikin separagraf critical analysis itu susyahnya minta ampyun. Didampingi oleh segelas susu dingin, beberapa potong lumpia, dan beberapa muffin. Bisa-bisa makanannya doang yang kelar, sementara tulisan nggak kelar-kelar.
Kalo udah bosen, beginilah kerjaan saya di sela-sela menulis kritikal analisis. Ngabur ke blog. Dengerin lagu-lagu di youtube. Atau buka-buka foto temen-temen di facebook.
Seperti kali ini, tugas akhir salah satu mata kuliah yang judulnya Research Method, saya diminta menganalisis salah satu research yang ditulis oleh researcher kondang. Analisis serampangan (baca: ala kadarnya) sih lumayan lebih mudah dibandingkan analisis kritis. Jujur, saya mah bener-bener jauh dari kritis. Abis papasan sama orang yang dikenal, ngobrol basa-basi sebentar, lalu beberapa menit kemudian ditanya sama temen lain apa warna baju orang yang barusan saya ajak ngobrol, kemungkinan besar saya lupa temans. Hihihi.
Bikin separagraf critical analysis itu susyahnya minta ampyun. Didampingi oleh segelas susu dingin, beberapa potong lumpia, dan beberapa muffin. Bisa-bisa makanannya doang yang kelar, sementara tulisan nggak kelar-kelar.
Kalo udah bosen, beginilah kerjaan saya di sela-sela menulis kritikal analisis. Ngabur ke blog. Dengerin lagu-lagu di youtube. Atau buka-buka foto temen-temen di facebook.
Biar runaway dari analisis kritis saya nggak sia-sia, saya suguhin deh, satu lagu dari youtube, judulnya Suddenly, aslinya dinyanyikan sama Kim Byo Kyung, yang mana merupakan OST K-drama City Hunter (teteup).
Selamat mendengarkan.
Tuesday, June 21, 2011
Durum Broodjes in the First Day of Summer
Hey, hari ini adalah hari pertama di musim panas. Sejatinya, ini adalah hari dengan siang terpanjang di tahun ini, 21 Juni 2011. Matahari terbit sekitar pukul 5 pagi, lalu terbenam sekitar pukul setengah 10 malem.
Memperingati hari dengan siang terpanjang, saya membeli burger terbesar yang pernah saya makan [bukan berarti burger terbesar sepanjang sejarah, soalnya masi banyak ya, burger-burger yang lebih gede ukuranya dari burger saya ini].
Dipanggil "durum broodjes", makanan turki, burger dengan daging ayam dan sayuran di dalamnya. Murah. Serta dijamin halal. Bisa didapet di sekitar Kanalstraat, Utrecht, cukup dengan membayar 3 euro doang :D
Welcome, summer!
Memperingati hari dengan siang terpanjang, saya membeli burger terbesar yang pernah saya makan [bukan berarti burger terbesar sepanjang sejarah, soalnya masi banyak ya, burger-burger yang lebih gede ukuranya dari burger saya ini].
Dipanggil "durum broodjes", makanan turki, burger dengan daging ayam dan sayuran di dalamnya. Murah. Serta dijamin halal. Bisa didapet di sekitar Kanalstraat, Utrecht, cukup dengan membayar 3 euro doang :D
Sayurnya udah saya lahap duluan :D |
Welcome, summer!
Sunday, June 19, 2011
Melukis di atas Porcelain
Kamis kemarin, 16 Juni 2011, saya dan temen-temen sekelas diundang untuk menghadiri gathering bersama para dosen dan staff kampus. Sedikit jauh, kami pergi ke Bussum, Zuid, menggunakan kereta nomer 3. Berhenti di stasiun pemberhentian ke-6.
Ternyata kegiatan di Bussum sudah dilaksanakan sejak pagi. Namun karena saya dan rombongan harus mengikuti perkuliahan, kami tiba disana sekitar pukul 5 sore. Para peserta kegiatan sedang asik mengerjakan berbagai keterampilan, seperti melukis, memahat, dan memasak.
Ini adalah pertama kalinya saya melukis. Di atas piring. Porselen.
Jangan terpesona gitu dong. Mudah aja, di belakang bunga matahari (oke, itu seharusnya emang bunga matahari walopun keliatannya aneh) ada pola-pola lain kan? Kalian pasti tidak akan percaya kalau saya membuat sendiri pola tersebut. Yak, saya tinggal mengikuti pola yang sudah ada, lalu melukiskan di atas piring dengan bantuan kertas karbon. Capek mewarnai bunganya, pola (yang seharusnya) huruf D cantik itu nggak saya teruskan. :D
Biarpun jelek, okelah, itu lukisan pertama saya di atas porselen.
Ternyata kegiatan di Bussum sudah dilaksanakan sejak pagi. Namun karena saya dan rombongan harus mengikuti perkuliahan, kami tiba disana sekitar pukul 5 sore. Para peserta kegiatan sedang asik mengerjakan berbagai keterampilan, seperti melukis, memahat, dan memasak.
Ini adalah pertama kalinya saya melukis. Di atas piring. Porselen.
![]() |
Hasil kerja keras saya |
Jangan terpesona gitu dong. Mudah aja, di belakang bunga matahari (oke, itu seharusnya emang bunga matahari walopun keliatannya aneh) ada pola-pola lain kan? Kalian pasti tidak akan percaya kalau saya membuat sendiri pola tersebut. Yak, saya tinggal mengikuti pola yang sudah ada, lalu melukiskan di atas piring dengan bantuan kertas karbon. Capek mewarnai bunganya, pola (yang seharusnya) huruf D cantik itu nggak saya teruskan. :D
Biarpun jelek, okelah, itu lukisan pertama saya di atas porselen.
Tuesday, June 14, 2011
Kakiku Biru
Kategori nggak penting.
Minggu lalu saya kan jalan-jalan ke Brussels-Ghent-Antwerp. Tiga hari. Tapi tepat sehari sebelumnya, saya berkunjung ke Rotterdam dalam rangka menjalankan salah satu project mata kuliah di SMP Internasional di Rotterdam. Puas deh, 4 hari berjalan kaki terus.
Minggu lalu saya kan jalan-jalan ke Brussels-Ghent-Antwerp. Tiga hari. Tapi tepat sehari sebelumnya, saya berkunjung ke Rotterdam dalam rangka menjalankan salah satu project mata kuliah di SMP Internasional di Rotterdam. Puas deh, 4 hari berjalan kaki terus.
Hari terakhir berpetualang di Belgia (di Antwerp), kaki saya udah nggak terasa lagi waktu berjalan. Sangking pegelnya kali yak. Mulai dari tumit, pertengahan telapak kaki, naik ke betis lalu paha. Pegel semua. Satu-satunya bagian kaki yang agak sehat adalah sekitar jari-jari kaki. Maka di jam-jam terakhir itu saya mencoba melanjutkan berjalan sambil sedikit jinjit. Ya nggak jinjit-jinjit amat, nanti saya dikira orang gila :D, yang jelas berat badan saya ditumpukan ke jari-jari kaki, terutama ibu jari.
Eh, sekarang jadinya malah gini.
Jempol kaki saya jadi biru-biru. Walopun sekarang udah nggak sakit, diinjek juga udah nggak sakit lagi, saya ngeri aja membayangkan jika nanti mau potong kuku. Kita-kira sakit nggak ya?
Terlepas dari jempol kaki yang udah biru-biru, kaki saya jadi belang, teman! Ah, itu mah perkara biasa :D
Semoga biru-birunya cepet ilang.
Eh, sekarang jadinya malah gini.
Jempol kaki saya jadi biru-biru. Walopun sekarang udah nggak sakit, diinjek juga udah nggak sakit lagi, saya ngeri aja membayangkan jika nanti mau potong kuku. Kita-kira sakit nggak ya?
Terlepas dari jempol kaki yang udah biru-biru, kaki saya jadi belang, teman! Ah, itu mah perkara biasa :D
Semoga biru-birunya cepet ilang.
Mengganti Tampilan Blog
Dari pertama kali pembuatan, blog ini telah mengalami berbagai metamorfosis. Maklum, pemiliknya masih ababil, yang sedang bersusah payah mencari jati diri #apasih.
Tepat sebelum mengganti tampilan blog seperti ini, saya mencari-cari di google tentang bagaimana membuat sendiri tampilan blog yang bagus. Tiba deh, di salah satu tutorial yang memperkenalkan program Artisteer, yang bisa dipakai untuk mendesain tampilan blog sendiri. Saya coba yang trial version. Eh, jadinya begini.
Background-nya ada tulisan Trial Trial Trial Trial. Keki. Hahaha. Iye dah, saya emang pake Artisteer yang trial version, tapi ya nggak segitunya kalee.
Putus asa dengan Artisteer, saya mencari-cari theme blog sendiri untuk kemudian dimodifikasi lagi. Saya edit-edit html-code-nya. Jadilah seperti ini.
Pesan moral dari postingan ini: berhati-hatilah dengan produk trial version. Hahaha.
Friday, June 10, 2011
Adek yang Namanya Gea
Pernahkah kalian memiliki pertanyaan yang dulu pernah tak terjawab? Setelah dibiarkan lama, lamaa, lamaaa, akhirnya di kemudian hari kalian menemukan sesuatu, jawaban dari pertanyaan dulu!
*****
Ini sekedar jawaban atas pertanyaan saya yang nggak pernah penting.
Saya dulu ikut kursus bahasa Inggris, sejak kelas 6 SD, sampai sekitar SMA kelas 1. Biasanya setelah ujian kenaikan level, ketua program tempat saya kursus bahasa Inggris mengajak para siswanya berlibur bersama. Sekedar mengunjungi tempat-tempat wisata atau mendaki bukit yang tidak begitu tinggi dan terjal. Liburan itu juga sebagai momentum untuk mengumumkan 3 terbaik di tiap-tiap level.
Suatu waktu setelah ujian kenaikan level, saya ikut liburan bersama temen-temen kursus. Waktu itu rombongan kursus berencana pergi ke danau di luar kota yang ditempuh sekitar 2 jam berkendara. Kami dinaikkan di angkutan umum yang sudah disewa, bebas memilih posisi duduk dimana.
Saya seangkot dengan beberapa temen sekelas dan juga beberapa temen tak sekelas. Satu adek yang menarik perhatian saya waktu itu: yang kalem, yang kelihatannya muka baik-baik, dan senyumnya manis. Wahaha, dasar ya. Laki apa perempuan itu neng? Laki! :D
Kalo diperhatiin, umurnya mungkin sekitar dua sampai tiga tahun di bawah saya. Wah, dasar saya dari dulu juga pemalu (walo keliatannya kadang rame, kadang sok akreb, tapi dasarnya saya pemalu :D ), saya cuman merhati'in adeknya doang. Bertanya-tanya deh, adek ini level berapa ya, sekolah dimana ya, namanya siapa ya?
Hmm, sembari berceloteh dan bergembira ria bersama temen-temen sekelas (selevel di kursus), sesekali saya melihat si adek cowok itu sedang maen power ranger-power rangeran, eh, nggak bener, yang bener sedang bercanda bersama temen-temennya. Ketawanya pun kalem, Man! Bukan model 'HUAHAHAHA' yang mulutnya sampe terbuka lebar. Dan keliatannya nggak banyak omong. Oh, belum banyak makan garam dia, gede dikit mungkin udah bisa nggosip sana-nggosip sini, ketawa sana-sini.
Kedenger deh, saat salah satu temennya manggil dia, "Gea" gitu. (Oh Man, saya masi inget namanya). Oh, namanya Gea. Gealang tangan, gealang kaki, ups, gelang itu yak.
Penasaran. Di dinding pengumuman biasanya diumumkan nama-nama siswa dan level berapa mereka di tahun berikutnya. Cari-cari deh, dari beeejibun nama yang tertulis, kok nggak ada (atau keselip) yang namanya Gea. Capek sendiri, saya biarkan deh pertanyaan saya tak terjawab. Hari-hari berikutnya di kursus pun saya tak kunjung berjumpa dengan sang adek. Ah, mungkin karena seminggu cuman dua kali saja ke kursus dan sekali dateng cuman 2 jam doang (udah termasuk nunggu masuk atau duduk sebentar sebelum pulang).
Saya biarkan pertanyaan itu tak terjawab.
Beberapa waktu kemudian, saya melihat adek itu lagi, tanpa sengaja. Serpihan-serpihan informasi terkadang tanpa sengaja terdengar, lalu saya mencoba menerka-nerka sendiri. Tapi pertanyaan saya tetep tak terjawab.
Hmm. Saya baru saja membuka salah satu akun facebook yang menjadi teman saya. Eh, saya udah berteman sejak Januari 2010, 54 mutual friends. Mungkin dulu saya confirm karena mengira dia adalah adik tingkat di SMA, karena saya dulu pernah bersekolah di SMA yang sama dengan dia (walaupun mungkin saya udah lulus waktu dia baru jadi siswa SMA). Buka-buka fotonya. Loh, kok kayak kenal!
Butuh waktu sedikit lama untuk mencerna. Yak, dia adalah adek itu! Yang dulu dipanggil Gea sama temennya. Itu! Itu! Itu!
Ah, pertanyaan yang hanya sekedar pertanyaan, yang pernah lupa, yang sudah tak pernah dipikirkan, tiba-tiba terjawab begitu saja.
Note: Nama facebooknya nggak ada Gea-nya, beberapa klu dan sedikit bayangan tentang wajahnya yang kalem nan lugu dulu membawa saya pada kesimpulan bahwa itu adalah Gea. Hahaha. Dia mungkin tetep tidak tau bahwa sedikit tentangnya pernah menjadi pertanyaan bagi saya, lalu sekarang terjawab (lagi-lagi tanpa dia tau).
Wednesday, June 8, 2011
Belajar Moto #2
Hey, saya sedikit berhasil membuat gambar pake background defocused. Walopun masi amatiran dan gambarnya tetep diambil di dapur (saya nggak kemana-mana Gan), saya cukup seneng deh (walopun belom puas). Mayan, buat pemula yang nggak mulai-mulai.
Niatnya sih fokus ke tisu gulung itu. Hahaha.
Hemm, terkait dengan drama-drama Korea yang sekarang lagi tayang di tivi Korea, saya ucapkan kata maaf yang mendalam buat Jeung Yunie karena belom bisa menyaksikan aksi Lee Min Ho di City Hunter. Di negara aslinya, City Hunter udah tayang sampe episode keempat loh. Sekali lagi, saya rekomendasikan untuk menonton City Hunter disini. [saya doakan semoga koneksi internetnya super duper cepet :D ] Hmm, selain City Hunter, drama Korea yang diupload juga di youtube account itu meliputi Lie to Me, Romance Town, Baby Face Beauty, dan Miss Ripley. Film-film itu adalah film yang sekarang lagi tayang di tivi Korea. Update banget mah.
Lie to Me hari ini baru sampe episode 10. Nggak kalah keren loh. Yang maen itu Mbak yang maen di Princess Hours, namanya Mbak Yoon Eun Hye yang cantik jelita manis mempesona. Ceritanya keliatan basi, seperti drama-drama yang dulu-dulu, yang pemaen utamanya pura-pura menikah, lalu diam-diam tumbuhlah getar-getar cinta setelah sering bersama. Lalu ada patah hatinya. Lalu mungkin pada akhirnya mereka akan bersatu selamanya. #apasih
Walopun seperti kebanyakan drama-drama laennya, Lie to Me tetep keren lah. Saya selalu berharap minggu depan cepat datang, supaya bisa menonton kelanjutan ceritanya.
Niatnya sih fokus ke tisu gulung itu. Hahaha.
*******
Hemm, terkait dengan drama-drama Korea yang sekarang lagi tayang di tivi Korea, saya ucapkan kata maaf yang mendalam buat Jeung Yunie karena belom bisa menyaksikan aksi Lee Min Ho di City Hunter. Di negara aslinya, City Hunter udah tayang sampe episode keempat loh. Sekali lagi, saya rekomendasikan untuk menonton City Hunter disini. [saya doakan semoga koneksi internetnya super duper cepet :D ] Hmm, selain City Hunter, drama Korea yang diupload juga di youtube account itu meliputi Lie to Me, Romance Town, Baby Face Beauty, dan Miss Ripley. Film-film itu adalah film yang sekarang lagi tayang di tivi Korea. Update banget mah.
Lie to Me hari ini baru sampe episode 10. Nggak kalah keren loh. Yang maen itu Mbak yang maen di Princess Hours, namanya Mbak Yoon Eun Hye yang cantik jelita manis mempesona. Ceritanya keliatan basi, seperti drama-drama yang dulu-dulu, yang pemaen utamanya pura-pura menikah, lalu diam-diam tumbuhlah getar-getar cinta setelah sering bersama. Lalu ada patah hatinya. Lalu mungkin pada akhirnya mereka akan bersatu selamanya. #apasih
Walopun seperti kebanyakan drama-drama laennya, Lie to Me tetep keren lah. Saya selalu berharap minggu depan cepat datang, supaya bisa menonton kelanjutan ceritanya.
Sunday, June 5, 2011
Belajar Moto
Dari Indonesia saya emang berencana beli kamera disini aja. Karena semua temen-temen IMPoME pada punya kamera sendiri-sendiri, jadinya saya tinggal nebeng muka doang, hihihi.
Rencana beli kamera baru terealisasi hari ini. Alhamdulillah. Kameranya jenis pocket camera biasa. Sedikit 'canggih' dari kebanyakan pocket camera, tapi masi jauh 'katro' dibandingin kamera jenis dSLR. Yah, karena baru kepengen belajar potograpi, beli model dSLR-nya kapan-kapan aja deh. :D
Nyoba perdana, setelah fully charged, saya jeprat-jepret sembarang objek di dapur. Ini dia hasilnya.
Semoga nanti hasil jepretan saya dan kamera baru saya bisa memuaskan yak. Selamat dateng kamera baru! Hehehe.
Rencana beli kamera baru terealisasi hari ini. Alhamdulillah. Kameranya jenis pocket camera biasa. Sedikit 'canggih' dari kebanyakan pocket camera, tapi masi jauh 'katro' dibandingin kamera jenis dSLR. Yah, karena baru kepengen belajar potograpi, beli model dSLR-nya kapan-kapan aja deh. :D
Nyoba perdana, setelah fully charged, saya jeprat-jepret sembarang objek di dapur. Ini dia hasilnya.
Ini nyobain foto biasa. Lumayan deh ya.
Yang ini niatnya mau fokus ke krim muka yang tutupnya abu-abu itu. Eh, masi kurang fokus yak.
Ini belajar sweep panorama. Yenny lagi masak jadi keliatan deh.
Ini twilight mode. Yah, beginilah dapur kami :D
Semoga nanti hasil jepretan saya dan kamera baru saya bisa memuaskan yak. Selamat dateng kamera baru! Hehehe.
Subscribe to:
Posts (Atom)