Monday, November 12, 2012

I Haven't Done That Much

Selalu ada kepuasan tiada tara setelah kita bisa melakukan yang terbaik. Right? Seperti ketika berhasil menyelesaikan lima rangkap skripsi hard cover setelah melalui rangkaian perjuangan sejak awal pengajuan judul. Walaupun jika sekarang ditilik lagi, dari titik pandang yang mungkin lebih tinggi daripada bagaimana saya memandang skripsi saya pada saat hard cover selesai dijilid, skripsi saya masih banyak sekali kekurangan, rasa puas ketika jilid tebalnya selesai selalu mengingatkan saya bahwa pada waktu itu saya telah berusaha semaksimal yang saya bisa.

Lalu bagaimana jika selalu tidak pernah ada rasa puas? Apa ini bagus atau buruk? Apakah ini indikasi bahwa kita belum melakukan yang terbaik? Seperti ketika membuka folder 'Thesis Preparation' di dalam laptop merah saya, bagian analisisnya selalu saja kurang memuaskan. Saya sadar banyak yang harus dibenahi. Saya merasa saya belum mengerahkan effort yang terbaik saat menyelesaikan tesis sebaik saya menyelesaikan skripsi dulu. 

Selalu ingin sesuatu yang lebih lebih baik. Emmm, tapi cape' nggak sih, ketika kita berpikir bahwa yang kita lakukan mungkin tidak akan berkesudahan, karena di saat kita telah berusaha lebih baik, selalu muncul keinginan untuk lebih baik lagi.

Keinginan saya untuk mengakhiri tesis saya sebaik mungkin begitu besar, namun tidak didukung dengan upaya optimal untuk mewujudkannya. Hmmppffhh. Luckily, I have graduated and I have had my master degree.