Sunday, May 29, 2011

Kurosagi!

Hey, lama tiada berjumpa Temans. Maafkan saya yang sudah sepuluh tahun (hari bo) ini tidak mengepos. Beberapa kejadian baru telah terjadi Teman. Mulai dari perkuliahan terakhir untuk mata kuliah Geometry dan History, hingga tayang perdana filmnya LMH mulai 25 Mei kemarin. #apasih




Yak, saya hanya sedang bertapa di bawah pohon kelapa. (eh, enggak ya).

Eh, selama tidak menulis kemarin, saya sempet nonton dramanya Mas Yamapi yang laen. Selaen Proposal Daisakusen. Judulnya Kurosagi. Kali ini Mas Yamapi jadi pemain utama yang perannya sebagai penipu para penipu. Hey, jangan bingung!




"No matter what masks we're wearing, in the end we are still swindlers."

Mas Yamapi keren banget, pinter banget menyamar sebagai "orang lain" dengan tujuan untuk menipu para penipu. Swindling the swindlers. Para penipu (berkedok bisnis) yang dengan semena-mena menipu orang-orang tak berdaya, ditipu oleh Mas Yamapi dengan cara yang keren. Lalu uang hasil menipu para penipu dikembalikan kepada para korban yang tak berdaya itu.

Tonton langsung aja di Kurosagi. Ada versi dramanya, ada juga versi movie-nya. Kalian pasti terkesima, "Bang!"

Thursday, May 19, 2011

Kisah Rumput dan Pohon Oak

Ini cerita tentang pohon oak yang sombong dan rumput. Hmm, yang kurang familiar dengan pohon oak, mari dengarkan deskripsi kecil saya sejenak. Pohon ini memiliki karakteristik yang sedikit sama dengan pohon beringin: memiliki batang yang kokoh dan akar yang panjang serta kuat.




Suatu hari hiduplah sebatang pohon oak dan rerumputan di pinggir sungai yang jernih. Walaupun sendiri, pohon oak tersebut tumbuh dengan kokohnya di antara rerumputan yang pendek. Jika angin kencang datang, pohon oak tetap berdiri sombong sementara para rumput akan merunduk untuk menghindar. Sang pohon oak bertanya, "Hey rumput, mengapa kalian selalu merunduk setiap kali angin datang?" Lalu para rumput menjawab dengan rendah hati, "Menurut kami, merunduk akan terlihat lebih sopan."

Hari berganti hari. Sang pohon oak tetap dengan sombongnya berdiri setiap kali angin kencang berhembus, sementara rumput tetap merunduk. Suatu kali, badai yang luar biasa kencang mendatangi sang pohon oak dan rerumputan. Para rumput tetap merunduk serendah-rendahnya, dan sang pohon oak tetap berdiri dengan sombongnya. Pohon oak dan angin yang luar biasa kencang tersebut terlihat bergelut hebat. Sekuat apapun sang pohon oak untuk tetap berdiri, akhirnya angin bisa mengalahkannya. Akar panjang dan kuat milik sang pohon oak terangkat ke permukaan tanah, batang yang sebelumnya kokoh itu akhirnya tumbang.

Ketika angin kencang sudah lewat, sang pohon oak sombong yang hampir meninggal itu berkata, "Mengapa ini terjadi padaku?" Lalu para rumput merundukkan batangnya lagi memberi penghormatan terakhir kepada pohon oak.

-fin-


Haduuu, ceritanya berakhir tragis ya. Padahal kalo si pohon oak tetep hidup, ceritanya akan lebih seru. Mungkin mereka akan menghabiskan waktu tua bersama-sama, menikmati udara pagi yang segar dan udara sore yang menenangkan. #apasih

We must survive, guys! SURVIVE! Menurut saya ya, berhasil itu bukan dilihat dari seberapa banyak uang yang seseorang miliki ataupun seberapa tinggi skor yang dicapai. Orang yang berhasil adalah mereka yang tau bagaimana cara untuk tetap berdiri, atau cara untuk berdiri lagi setelah terjatuh berkali-kali.

Banyak cara untuk tetap berdiri kok guys. Apakah seperti rumput, giving up and going back again, ataukah seperti pohon oak yang menguatkan akar dan batangnya. Atau masih banyak lagi.

Salam semangat!

Friday, May 6, 2011

Jewel in the Palace

Permata di dalam istana? Bukan bukan, itu bukan permata beneran. Itu judul drama Korea yang sampe 70 episodes itu loh teman. By the way, ini postingan tentang drama pertama di blog ini loh? So special-kah?

Ehem, pemeran utamanya bernama Jang Geum. Haduu, kalo mau nyeritain isi filemnya, mungkin basi aja ya, soalnya film ini sudah lama ditayangkan. Eh, bagi Anda yang belum pernah nonton JITP, bisa nonton di youtube looh. Lengkap, dari episode pertama sampai terakhir.

Ini drama paling berbobot yang pernah saya tonton. Entah mengapa, naluri keperempuanan saya (ciyeh) tergerak saat melihat Jang Geum yang amazing dengan kemampuan seni memasaknya, kemampuan mengingat dan belajar dengan cepat, kepercayaan dirinya, kesetiaannya, dan keikhlasannya dalam menolong sesama. 


Sepertinya memasak itu mudah. Hmm. Kira-kira saya punya kemampuan mengkombinasikan bahan makanan seperti Jang Geum nggak ya? Saat jadi koki istana, dia tau apakah kombinasi bahan makanan yang dipakai akan menghasilkan cita rasa yang seperti apa, memberikan khasiat apa, dan memahami urutan cara memasak serta penyajiannya dengan baik.

Saat dia udah nggak jadi koki istana, dia jadi dokter perempuan, dia berhasil menemukan inovasi baru dalam mengobati pasien. Telaten serta teliti dalam melihat kompleksitas penyakit pasiennya dan memberikan perawatan. Dia juga begitu gigih, teman.

Bagi yang belum nonton, silakan nonton film JITP dari youtube. Anda pasti akan terkesima!

Wednesday, May 4, 2011

Tragedi Minyak

Bagi para ibu (baca: perempuan) yang sudah terlatih untuk belanja kebutuhan sehari-hari di supermarket atau tempat perbelanjaan kebutuhan harian lainnya, membeli minyak goreng harus penuh perhitungan. Minyak goreng mana yang menurut rekomendasi sang ahli kesehatan aman bagi tubuh dan menurut ahli ekonomi mampu menekan angka pengeluaran harian sekecil-kecilnya. Intinya, beli minyak goreng yang nggak berbahaya tapi murah.

Disini saya terbiasa belanja di minimarket milik Albert Heijn. Karena sebelumnya juga terbiasa mandiri kalo beli-beli di minimarket di Indonesia, disini saya juga, nanya petugasnya kalo bener-bener darurat udah nggak tau apa-apa. Kalo untuk masalah beli minyak goreng sih gampang ya, dimana-mana minyak goreng warnanya kuning muda gitu, dan bahasa Belandanya minyak adalah olie. Menurut rekomendasi orang-orang, kalo belanja pilih yang berlogo Euro Shopper atau berlogo toko tempat kita membeli, misalnya memilih produk Albert Heijn sendiri, karena harganya lebih murah dibandingkan produk-produk lain. Disamping itu, kualitasnya juga nggak buruk.

Ketemu deh, di deretan minyak-minyak untuk memasak, saya menemukan produk Albert Heijn yang ada tulisannya sla olie, harganya paling murah di antara harga minyak-minyak lainnya. Maka dari pertama kali jatuh cinta sama minyak yang satu itu, saya rutin beli minyak tersebut sampe kemarin. Kira-kira sudah hampir dua bulan. Ternyata, sla olie itu adalah minyak yang dipakai misalnya untuk salad yang nggak baik jika digoreng! Berbahaya jika dipanaskan sodara-sodara! Apa kata dunia, tubuh saya sudah diminyaki oleh minyak yang berbahaya!

Ternyata, minyak yang bagus untuk dipake untuk menggoreng adalah minyak yang bergambar sunflower (zonnebloem olie). Jika dibanding-bandingkan soal harga, zonnebloem olie cuman lebih mahal beberapa cent doang kok dari sla olie. Ah..

Sla olie

Zonnebloem olie


Pesan moral: yang murah belum tentu baik.

Monday, May 2, 2011

Koninginnedag

Tanggal 30 April dua hari yang lalu, masyarakat Negeri Kincir Angin merayakan hari ulang tahun ratu mereka yang dahulu, Ratu Juliana. Udah lengser tapi kok masih tetep dirayakan? Ehem, katanya ulang tahun ratu Belanda yang sekarang, Ratu Beatrix, tiba pas musim dingin di bulan Januari, jadi perayaan Queen's Day (atau bahasa Belandanya koninginnedag) tetep dirayakan 30 April, mengingat cuaca lagi enak-enaknya di bulan ini.

Ada apa aja di Hari Ratu? Hemm, dua hal yang saya anggap menarik.

Pertama, suasana jadi serba orange. Orang-orang mengenakan pakaian dan berbagai atribut warna orange. Jalan-jalan didekorasi serba orange. Bahkan ada kue khas koninginnedag, namanya kue orange juga (iyelah, warnanya orange!).

Orang-orang berpakaian serba orange
Ini dia kuenya
Kue orange itu manisnya pas, nggak terlalu manis (baca: eneg) seperti keju-keju kebanyakan yang dijual di negara kita. Lembut di tengah, crunchy di luar. Pokoknya enak dah #IklanBanget.

Kedua, ada pasar dadakan. Semua orang boleh menjual barang mereka, bisa buku, komik, video, mainan, pakaian, alat rumah tangga, alat elektronik, dan sebagainya. Dan yang asikgila, harganya bisa ditawar, murraahh bangeet! Tau nggak, saya dapet permainan scrabble lengkap yang masih bagus (walaupun second hand) seharga 50 cent doang! Lalu saya juga dapet mainan tic-tac-toe seharga 10 cent DOANG!! (mainan mulu yang dibeli).

Pasar dadakan di Oudegracht
Nggak tau deh, kenapa ada bendera Italy disana

Ada dua tempat yang menyediakan tempat khusus buat berjualan (yang saya tau loh ya), pertama di pinggiran kanal di Oudegracht (deket kosan saya), dan yang kedua di Juliana Park di Amsterdamstraatweg (sekitar 3 kilometer dari kosan saya). Yang bikin asikbangetgila, sore harinya, sekitar jam 3-an, pas pasar dadakan mau tutup, sisa barang dagangan itu cuman ditinggal-tinggal aja sama pemiliknya. Saya dan temen-temen langsung kalap!

Jam 3-an saya, Eka, Agan Fajar, dan Mas Badrun meluncur ke Juliana Park. Eh, orang-orang udah pada beringkes. Para penjual ada yang mengumpulkan kembali barang-barang dagangannya lalu dibawa pulang, namun ada juga yang meninggalkan barng-barang dagangannya gitu aja. Dan barang-barangnya masih bagus-bagus sodara-sodara! Nggak salah-salah, mesin jahit, tivi, printer, scanner, boneka bagus, pakaian, piring-gelas, pernak-pernik, semuanya berserakan. Saya dan ketiga pahlawan lainnya langsung bergerilya. Ampun, jangan sampe ketemu reporter yang ngasi tau kalo mahasiswa Indonesia disini kerjanya nguli. Hahaha.

Dan hasil gerilya kami juga nggak tanggung-tanggung looh sodara-sodara. Jangan iri kalo kami dapet berbagai barang berharga!


Hiruk-pikuk di Juliana Park
Dapet crown bulu angsa, hahaha
Eka dan Mas Badrun memamerkan hasil bergerilya sore itu

Ah, terima kasih Ratu, saya doakan semoga sukses dan bahagia selalu ^_^