Wednesday, August 15, 2012

This may be the Last Letter

Dear DSR yang selama hampir delapan bulan ini selalu memberi saya semangat..

Iya, delapan bulan. Waktu yang cukup lama bukan? Cukup banyak hal-hal manis pahit yang pernah kita lalui bersama. Ada kalanya kita tertawa bahagia, bercanda, menyanyikan lagu-lagu rindu, bercerita hal sehari-hari, bertemu melepas rindu, berdiskusi serius, menangis, sedih, marah, saling diam tak mau duluan menyapa, bersujud dan memohon dalam doa.. Iya, kamu yang namanya selalu saya sebut dalam doa..

Harus saya sampaikan, saya hanya merasa selama ini saya bersikap terlalu kekanak-kanakan. Melampaui batas. Dan seperti saya bilang, semestinya tidak begitu. Mestinya saya tidak lagi terusik dengan hal-hal yang sebenarnya memang tidak mengusik, setelah selama ini saya mengenalmu. Iya, seharusnya saya mengenalmu dengan baik. Maka saya yakinkan diri saya, bahwa sikap kekanak-kanakan ini harus diperbaiki. Dan untuk itu, saya perlu waktu. Dan saya tau kamu mungkin tidak punya banyak waktu.

Selamat menyusun dan melanjutkan mimpi-mimpimu, DSR! Berjuang meneruskan niatanmu selama ini. Semoga segera terhimpun pasukan yang percaya, tidak mudah menyerah, mendengarkan dan siap melaksanakan seruan-seruanmu.

Bukan, saya bilang ini bukanlah suatu intermezzo. Ini adalah bagian dari proses pendewasaan, yang juga merupakan bagian utama dalam kehidupan. Terima kasih telah mengajarkan banyak hal.

Sincerely yours, and.. see you again someday..



-sambil ndengerin Westlife yang belum sempat kita nyanyikan-

So I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue, to see you once again..