Waah semalem saya produktif banget di blog. Ngepos tiga postingan, lalu pagi ini udah mau cerita lagi. Sebenernya banyak sekali hal-hal yang pengen saya tuliskan sebelum nanti saya lupa. Saya masih hutang cerita liburan di Italy juga lho. Satu-persatu deh. (emang ada yang baca?) kekekekek.
Mulai hari Kamis, 1 September kemarin sampai hari Minggu, 4 September, di Utrecht ada festival buku. Disini buku-buku baru dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga normal. Misalnya harga buku keluaran National Geography tentang flora dan fauna yang normalnya dijual seharga 30-an US dollar, di book fest dijual sekitar 7 euro saja.
So, dari beberapa hari sebelum book fest saya sudah berencana banget mau dateng kesana dan membeli buku apa saja. Sangking niatnya, saya merencanakan dateng pagi-pagi di hari pertama book fest digelar, dengan harapan bahwa buku-buku yang bagus belum keburu diserbu orang. Hihihi.
Rencana awal, buku-buku yang mau dibeli adalah buku-buku matematika, buku-buku pendidikan, beberapa novel, dan satu atau dua buku-buku lain yang menarik.
Eh, sesampainya disana, yang jadi dibeli adalah: satu buku pendidikan, buku pengetahuan tentang matematika (misalnya asal usul bilangan, sejarah pengukuran, padahal niatnya pengen beli buku sebangsa kalkulus, aljabar, analisis, gitu-gitu deh), beberapa novel tetep dibeli, beberapa buku dari National Geography, lalu sisanya didominasi buku-buku dan mainan anak-anak, seperti buku cerita bergambar, buku mewarnai, buku mengenal angka dan bilangan, satu atau dua komik nggak berseri, beberapa mainan, serta beberapa sticker kertas dan dinding. Ngelihat buku-buku anak yang lucu, saya langsung inget keponakan dan beberapa sepupu kecil.
Agak kecewa juga sih, buku-buku pendidikan dan buku matematikanya sedikit banget. Padahal pengen nyari beberapa buku untuk bahan research dan buku-buku matematika buat pegangan nanti, siapa tau disuruh ngajar. :D
Kapan ya, ada book fest yang menjual banyak buku pendidikan dan matematika?
Showing posts with label InHolland. Show all posts
Showing posts with label InHolland. Show all posts
Monday, September 5, 2011
Sunday, September 4, 2011
Cerita Summer School
Mulai pertengahan Agustus kemarin, saya ikut Summer School di kampus. Lumayan, bisa ikut gratisan. Ngirit 980 euro looh.
Awal mulanya gini, katanya program SS di kampus baru bisa dibuka kalo ada minimal 5 peserta. Waktu itu (ini ceritanya ketua program), baru ada 4 peserta yang mendaftar, 2 dari Spanyol, 1 dari UK, 1 dari Afrika Selatan. Lalu untuk memenuhi jumlah peserta minimal, saya dan 8 temen se-geng (teteup) diikutsertakan di kegiatan SS. Administrasi udah diurus, eee tiba-tiba ada satu lagi pendaftar dari Rusia. Sebenernya cukup deh 5 peserta. Tapi berhubung kami udah didaftarkan duluan, nggak bisa semudah itu dibuang dong. Hihihi.
4 peserta yang mendaftar duluan udah kawakan banget. Mereka udah berpengalaman di pendidikan matematika. Salah satu yang dari Afrika Selatan adalah pemilik web ini. Banyak deh, bahan-bahan matematika SMA yang dishare di webnya itu.
Pendaftar yang terakhir adalah cewe Rusia. Tepatnya dari Saint Petersburg. Dia baru saja lulus satu bulan yang lalu dari program kuliah 5 tahun di kampusnya. 5 tahun ya. Jadi ceritanya, sistem pendidikan tinggi di Rusia itu ada beberapa jenis. Seperti di negara kita, begitu tamat SMA, kita bisa memilih mau nerusin ke program D1, D2, D3 (technical school), atau S1 (university college). Rata-rata program S1 di tempat kita ditempuh 4 tahun. Di Rusia juga ada, program universitas yang waktu tempuh normalnya 4 tahun. Tapi ada juga yang 5 tahun. Nah, program khusus yang 5 tahun itu ada untungnya. Para mahasiswa lulusan program tersebut bisa nerusin kuliah Ph.D atau doctoral langsung, nggak melalui program master. Asyik ya. Katanya, kalo untuk kualitas, lulusan program khusus itu relatif lebih baik daripada lulusan bachelor (S1), namun relatif kurang berpengalaman dibandingkan lulusan master (S2).
Selama 2 minggu di SS, saya ikut perkuliahan tiap Senin sampe Jumat dari jam 9 pagi sampe jam 5 sore. Kebayang dong capek dan ngantuknya. Mana kemaren pas banget puasa. Rata-rata tidur malem cuman 5 -6 jam. Saya biasanya tidur jam 12 malem, setelah sholat Isya dilanjutkan Tarawih, lalu bangun jam 4 pagi untuk sahur. Jam 5 pagi tidur lagi setelah sholat Subuh. Bangun jam 7 (atau jam 8 deh paling telat, hihihi), bersiap ke kampus. Gitu terus. Alhasil, mulai jam 2 siang saya ngikutin perkuliahan sambil menidurkan diri dengan menggambar bebas di kelas.
Nggak cuman ngikutin acara perkuliahan di kampus juga. Hari Sabtu, 20 Agustus, saya dan beberapa temen SS ikut acara liburan bersama. Beramai-ramai dengan peserta SS dari program studi lain, kami menuju ke pabrik pembuatan keju yang terkenal di deket sini. Namanya pabrik Boerenkaas. Disana kami dikasih tau cara membuat keju dan juga berpartisipasi membuat keju sebentar.
Ternyata, dari susu sapi murni, hanya sekitar 7 - 10 % saja yang dipake untuk membuat keju. Setelah dicampurkan semacem enzim yang ada di dalem perut anak sapi ke dalem susu sapi murni, didiamkan sebentar, 10 - 20 menit kemudian susu murni terbagi menjadi 2 bagian. Ada bagian yang mengental, ada yang tetep cair. Bagian yang mengental itu diambil, sementara sisa air susu sapinya disisihkan. Yak, air itu adalah susu rendah lemak yang biasanya dijual di minimarket-minimarket terdekat. Bagian yang mengental itu lalu ditiriskan, supaya kadar airnya berkurang. Lalu blablablablabla.. (sebagian males menuliskan, sebagian nggak tau lagi, lupa). Abis dari pabrik keju, kami menuju Kinderlijk, yang merupakan wilayah dengan beberapa kincir angin tua yang masih terlihat alami. Bagus deh.
Sebernernya ada juga acara jalan-jalan di hari Minggunya. Tapi karena mau menyahur sleep deficiency yang akut waktu itu, saya memutuskan untuk tidur satu hari di rumah, sebelum akhirnya melanjutkan sisa 5 hari SS di kampus.
Yang paling nggak enak di acara SS adalah waktu perpisahan. Dimana-mana, saya nggak suka banget acara pisah-pisahan. Kalo bisa, say "Goodbye" "See you again soon!", salaman, udah. Nggak perlu basa-basi deh. Malah bikin berkaca-kaca jadinya. Nanti-nanti kan masih bisa komunikasi lewat email atau facebook.
Yang bikin terharu adalah saat salaman dengan salah satu peserta dari Spanyol, sebenernya aslinya dari Venezuela. Ibu itu adalah satu-satunya yang paling aktif di kelas. Panggil saja Carola. Tiap kali dosen narasumber mengucapkan 5 kalimat, Carola pasti akan membalas dengan 7 kalimat yang lebih panjang. Agak sebel juga sih, di kelas ndengerin suara itu terus. Apalagi tiap kali ngomong, Carola terlihat begitu ekspresif (baca: lebay). Gesturesnya, intonasi suaranya, ekspresi matanya, semuanya. Tapi ada untungnya juga, saat sang dosen terpaku memperhatikan suaranya, saya bisa menguap dengan nyaman. Hihihi.
Mengapa saya terharu saat salaman dengan Sang Ibu dari Venezuela itu?
Jadi ceritanya gini, beberapa hari menjelang akhir SS, saat foto-foto bareng, saya rada kaget waktu Carola bilang mau foto deket saya. Dia bilang, saya mengingatkannya pada anak bungsunya yang perempuan. Heh? Masa' iya? Anak perempuannya bermuka tropis kayak saya? Berjilbab? Pendek? (hahaha). Lalu saat foto, Carola beneran merangkul saya dari belakang. Meskipun hasilnya terlihat seperti mencekik (ketimbang merangkul), saya cukup terharu dibuatnya. Ah, mungkin dia sedang kangen sama anak-anaknya saja.
Lalu tibalah saat salam-salaman di sore terakhir itu. Biasa saja, waktu Carola menyalami ke-8 temen-temen saya, sekedar bersalaman, cipika-cipiki, ngucapin "See ya!", senyum, udah. Eh saya pake acara dipeluk dan dinasehatin juga. Semoga sukses dengan assessment-nya, begitu salah satu kalimat yang saya inget. Mata saya langsung berkaca-kaca. Oh man, saya benci bagian ini. Setelah terlepas dari pelukannya (ciyeh), menyalami peserta lainnya, saya keluar sebentar dari ruangan. Menumpahkan air mata. Gyaaaa.
Saat mengusap air mata, saat itu si agan Fajar dan Eka ngelihat saya yang sempet mewek, saya inget pernah ngatain Carola lebay. Ah, seandainya saya tahu kalo dia seperhatian ini. Nyesel pernah ngatain lebay. Maaf ya Carola. Mumpung masih lebaran nih, minal aidin walfaidzin yaaa. Hihihi.
Aaah. Pengalaman yang menyenangkan. Nggak cuman dapet ilmu, tapi juga dapet kenalan baru. I already miss them all. Sampe ketemu lagi yaaa temen-temen baru.
Awal mulanya gini, katanya program SS di kampus baru bisa dibuka kalo ada minimal 5 peserta. Waktu itu (ini ceritanya ketua program), baru ada 4 peserta yang mendaftar, 2 dari Spanyol, 1 dari UK, 1 dari Afrika Selatan. Lalu untuk memenuhi jumlah peserta minimal, saya dan 8 temen se-geng (teteup) diikutsertakan di kegiatan SS. Administrasi udah diurus, eee tiba-tiba ada satu lagi pendaftar dari Rusia. Sebenernya cukup deh 5 peserta. Tapi berhubung kami udah didaftarkan duluan, nggak bisa semudah itu dibuang dong. Hihihi.
4 peserta yang mendaftar duluan udah kawakan banget. Mereka udah berpengalaman di pendidikan matematika. Salah satu yang dari Afrika Selatan adalah pemilik web ini. Banyak deh, bahan-bahan matematika SMA yang dishare di webnya itu.
Pendaftar yang terakhir adalah cewe Rusia. Tepatnya dari Saint Petersburg. Dia baru saja lulus satu bulan yang lalu dari program kuliah 5 tahun di kampusnya. 5 tahun ya. Jadi ceritanya, sistem pendidikan tinggi di Rusia itu ada beberapa jenis. Seperti di negara kita, begitu tamat SMA, kita bisa memilih mau nerusin ke program D1, D2, D3 (technical school), atau S1 (university college). Rata-rata program S1 di tempat kita ditempuh 4 tahun. Di Rusia juga ada, program universitas yang waktu tempuh normalnya 4 tahun. Tapi ada juga yang 5 tahun. Nah, program khusus yang 5 tahun itu ada untungnya. Para mahasiswa lulusan program tersebut bisa nerusin kuliah Ph.D atau doctoral langsung, nggak melalui program master. Asyik ya. Katanya, kalo untuk kualitas, lulusan program khusus itu relatif lebih baik daripada lulusan bachelor (S1), namun relatif kurang berpengalaman dibandingkan lulusan master (S2).
Selama 2 minggu di SS, saya ikut perkuliahan tiap Senin sampe Jumat dari jam 9 pagi sampe jam 5 sore. Kebayang dong capek dan ngantuknya. Mana kemaren pas banget puasa. Rata-rata tidur malem cuman 5 -6 jam. Saya biasanya tidur jam 12 malem, setelah sholat Isya dilanjutkan Tarawih, lalu bangun jam 4 pagi untuk sahur. Jam 5 pagi tidur lagi setelah sholat Subuh. Bangun jam 7 (atau jam 8 deh paling telat, hihihi), bersiap ke kampus. Gitu terus. Alhasil, mulai jam 2 siang saya ngikutin perkuliahan sambil menidurkan diri dengan menggambar bebas di kelas.
Nggak cuman ngikutin acara perkuliahan di kampus juga. Hari Sabtu, 20 Agustus, saya dan beberapa temen SS ikut acara liburan bersama. Beramai-ramai dengan peserta SS dari program studi lain, kami menuju ke pabrik pembuatan keju yang terkenal di deket sini. Namanya pabrik Boerenkaas. Disana kami dikasih tau cara membuat keju dan juga berpartisipasi membuat keju sebentar.
Membuat keju di Boerenkaas |
Ternyata, dari susu sapi murni, hanya sekitar 7 - 10 % saja yang dipake untuk membuat keju. Setelah dicampurkan semacem enzim yang ada di dalem perut anak sapi ke dalem susu sapi murni, didiamkan sebentar, 10 - 20 menit kemudian susu murni terbagi menjadi 2 bagian. Ada bagian yang mengental, ada yang tetep cair. Bagian yang mengental itu diambil, sementara sisa air susu sapinya disisihkan. Yak, air itu adalah susu rendah lemak yang biasanya dijual di minimarket-minimarket terdekat. Bagian yang mengental itu lalu ditiriskan, supaya kadar airnya berkurang. Lalu blablablablabla.. (sebagian males menuliskan, sebagian nggak tau lagi, lupa). Abis dari pabrik keju, kami menuju Kinderlijk, yang merupakan wilayah dengan beberapa kincir angin tua yang masih terlihat alami. Bagus deh.
Windmill di Kinderlijk |
Sebernernya ada juga acara jalan-jalan di hari Minggunya. Tapi karena mau menyahur sleep deficiency yang akut waktu itu, saya memutuskan untuk tidur satu hari di rumah, sebelum akhirnya melanjutkan sisa 5 hari SS di kampus.
Yang paling nggak enak di acara SS adalah waktu perpisahan. Dimana-mana, saya nggak suka banget acara pisah-pisahan. Kalo bisa, say "Goodbye" "See you again soon!", salaman, udah. Nggak perlu basa-basi deh. Malah bikin berkaca-kaca jadinya. Nanti-nanti kan masih bisa komunikasi lewat email atau facebook.
Yang bikin terharu adalah saat salaman dengan salah satu peserta dari Spanyol, sebenernya aslinya dari Venezuela. Ibu itu adalah satu-satunya yang paling aktif di kelas. Panggil saja Carola. Tiap kali dosen narasumber mengucapkan 5 kalimat, Carola pasti akan membalas dengan 7 kalimat yang lebih panjang. Agak sebel juga sih, di kelas ndengerin suara itu terus. Apalagi tiap kali ngomong, Carola terlihat begitu ekspresif (baca: lebay). Gesturesnya, intonasi suaranya, ekspresi matanya, semuanya. Tapi ada untungnya juga, saat sang dosen terpaku memperhatikan suaranya, saya bisa menguap dengan nyaman. Hihihi.
Mengapa saya terharu saat salaman dengan Sang Ibu dari Venezuela itu?
Jadi ceritanya gini, beberapa hari menjelang akhir SS, saat foto-foto bareng, saya rada kaget waktu Carola bilang mau foto deket saya. Dia bilang, saya mengingatkannya pada anak bungsunya yang perempuan. Heh? Masa' iya? Anak perempuannya bermuka tropis kayak saya? Berjilbab? Pendek? (hahaha). Lalu saat foto, Carola beneran merangkul saya dari belakang. Meskipun hasilnya terlihat seperti mencekik (ketimbang merangkul), saya cukup terharu dibuatnya. Ah, mungkin dia sedang kangen sama anak-anaknya saja.
Lalu tibalah saat salam-salaman di sore terakhir itu. Biasa saja, waktu Carola menyalami ke-8 temen-temen saya, sekedar bersalaman, cipika-cipiki, ngucapin "See ya!", senyum, udah. Eh saya pake acara dipeluk dan dinasehatin juga. Semoga sukses dengan assessment-nya, begitu salah satu kalimat yang saya inget. Mata saya langsung berkaca-kaca. Oh man, saya benci bagian ini. Setelah terlepas dari pelukannya (ciyeh), menyalami peserta lainnya, saya keluar sebentar dari ruangan. Menumpahkan air mata. Gyaaaa.
Saat mengusap air mata, saat itu si agan Fajar dan Eka ngelihat saya yang sempet mewek, saya inget pernah ngatain Carola lebay. Ah, seandainya saya tahu kalo dia seperhatian ini. Nyesel pernah ngatain lebay. Maaf ya Carola. Mumpung masih lebaran nih, minal aidin walfaidzin yaaa. Hihihi.
Ini bukan foto yang kelihatan kecekik itu yaa.. hihihi |
Aaah. Pengalaman yang menyenangkan. Nggak cuman dapet ilmu, tapi juga dapet kenalan baru. I already miss them all. Sampe ketemu lagi yaaa temen-temen baru.
Saturday, August 6, 2011
Marhaban Yaa Ramadhan
Hey folks, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan tahun ini. Semoga semua amalan baik yang telah dikerjakan di bulan ini mendapatkan poin yang berlipat dari Sang Pemilik Semesta. Semoga dimaafkan dan disucikan kembali segala kesalahan dan keburukan yang telah diperbuat selama ini. Serta semoga menjadi penghuni semesta yang senantiasa berbuat kebaikan ke depannya. Amin.
Bulan Ramadhan kali ini berbeda dari biasanya. Nggak ada pasar kaget yang biasa menjual makanan-makanan untuk berbuka. Nggak terdengar suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dulu biasa terdengar dari segala penjuru masjid terdekat. Nggak ada suara sirine tanda waktu berbuka dan imsak tiba. Serta masih banyak ditemui orang-orang yang makan dan minum dengan cueknya di pinggiran jalan.
Ya, Ramadhan yang hanya terasa Ramadhan jika di dalam rumah. Masih untung saya tinggal bersama temen-temen sesama Muslim yang tiap harinya juga disibukkan dengan mempersiapkan makanan untuk berbuka, sahur, serta melaksanakan sholat tarawih bersama. Yep, bagaimanapun situasinya, tetep semangat menyambut Ramadhan, teman! Cheers.
Bulan Ramadhan kali ini berbeda dari biasanya. Nggak ada pasar kaget yang biasa menjual makanan-makanan untuk berbuka. Nggak terdengar suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dulu biasa terdengar dari segala penjuru masjid terdekat. Nggak ada suara sirine tanda waktu berbuka dan imsak tiba. Serta masih banyak ditemui orang-orang yang makan dan minum dengan cueknya di pinggiran jalan.
Ya, Ramadhan yang hanya terasa Ramadhan jika di dalam rumah. Masih untung saya tinggal bersama temen-temen sesama Muslim yang tiap harinya juga disibukkan dengan mempersiapkan makanan untuk berbuka, sahur, serta melaksanakan sholat tarawih bersama. Yep, bagaimanapun situasinya, tetep semangat menyambut Ramadhan, teman! Cheers.
Wednesday, July 13, 2011
DEC-degan
Di semester ini ada satu mata kuliah yang tiap mau masuk selalu bikin olahraga jantung. Jantung saya seperti dipompa lebih cepat, bahkan sejak H-2 dari pertemuan mingguan satu mata kuliah itu. Gila aja, tugas mingguannya ampun gila. Buanyak. Dan yang lebih nyeremin dosennya. Beliau tipikal dosen yang berpandangan constructivism banget. Dia nggak akan memberikan jawaban yang benar sebelum siswanya membangun sendiri pengetahuannya dan menemukan sendiri jawaban yang benar. Itu bagus. Tapi kadang nyebelin #teriaksambilmengepalkantangan
Namanya Designing Education Course, singkatnya DEC. Beneran deh, mata kuliah satu ini bikin deg-degan, DEC-degan. Inget dong, Februari dulu sebelum berangkat kesini, ada satu masalah dengan visa saya, sehingga keberangkatan ditunda. Sementara kuliah disini jalan terus. Jadi kami ketinggalan dua kali pertemuan untuk mata kuliah DEC ini. Sebagai gantinya, di akhir semester ini kami harus membayar pertemuan-pertemuan yang belum lengkap itu.
Oke, karena DEC ada di block ganjil, which is berakhir 3 bulan yang lalu, dan di block genap kali ini saya juga menempuh 4 mata kuliah yang ajegile juga susahnya, akhirnya pertemuan DEC yang belum lengkap itu dilengkapkan minggu ini, tepatnya Jumat nanti, setelah 4 mata kuliah di block ini berakhir dua minggu lalu. Berhubung hari Senin nanti saya dan temen-temen sudah berangkat berlibur (ahey, Paris I'm coming), pertemuan untuk DEC dipadatkan di hari Jumat. Jadi akan ada dua pertemuan di hari Jumat besok. Padahal semestinya perkuliahan sudah harus berakhir Minggu lalu (udah libur summer) #jangansedih
Dan seperti biasa, sang dosen penganut aliran constructivism itu sudah mengirimkan tugas-tugas yang aduhai banyaknya. Tentu harapannya bukan sekedar mahasiswa-mahasiswa asuhannya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang beliau kirimkan, menulis report, dan mengobservasi minilesson saja, melainkan kami ini harus memiliki pemahaman yang MENDALAM dari materi-materi yang dibaca atau ditonton. Sangking dalemnya sampe nggak bisa naik ke permukaan lagi gimana?
Yang membuat saya terharu, temen-temen pada kompak buat ngadain belajar bersama. Acara belajar bersama sudah dicetuskan sejak hari Senin kemarin, lalu sudah dilaksanakan dari hari Selasa kemarin. Jadwalnya dimulai pukul 10 pagi, belajar selama 2 jam sampai 12 siang, lalu dilanjutkan lagi 14.00 - 16.00, lalu dilanjutkan lagi 18.00 - 20.00, rutin dari Selasa, Rabu, hingga Kamis. Mantep kan?
Yah, hari Jumat sebentar lagi. Doakan saya lulus di mata kuliah DEC ini ya teman. ^_^
Saturday, June 25, 2011
Beli Souvenir di Volendam
Mau beli oleh-oleh khas Belanda? Dateng aja ke Volendam. Dari Utrecht central ke arah utara, menuju Amsterdam central terlebih dulu naik kereta. 20 menit-an doang kok. Lalu naik bus 116 dari Amsterdam central menuju Volendam, turun di Julianaweg bus stop. Sampe deh di pusatnya Volendam!
Kalo di Indonesia, liat pengamen wara-wiri di dalem kereta itu mah perkara biasa ya. Tapi selama disini, beberapa kali saya naik kereta, baru kali ini kedapetan pengamen yang ngamen di dalem kereta. Wah, pasti pengamen ini nggak punya saingan yak :D. Ini waktu berangkat dari Utrecht ke A'dam.
Sesampainya di Amsterdam, kami disambut dengan cuaca mendung dan rintikan hujan yang membuat summer menjadi adem. Brrrrr. Well, ini pertama kali menjejakkan kaki di Amsterdam, walopun cuman singgah sebentar doang. :D
Kurang lebih juga 20 menitan untuk sampai ke Volendam, dari Amsterdam central. Disana toko suvenir berjejer sepanjang jalan loh. Mulai dari yang kecil-kecil, gantungan kunci cantik-cantik buat oleh-oleh, magnet yang bisa ditempel di kulkas, hiasan-hiasan buat pajangan, asbak, miniatur kincir, sepatu kayu, taplak meja, lukisan, kaos, bunga tulip warna-warni dari kayu, bibit bunga tulip, lengkaaaap. Awas, jangan sampe kalap karena harganya paling murah dibandingkan dengan toko suvenir di tempat lain. Hihihi.
Karena di pinggir laut, cuaca yang udah adem jadi tambah sangat sepoi-sepoi lantaran angin laut. Makin brrrrr deh. Ooh, seandainya saja ke Volendam pas cuaca cerah. Hmm, jadi pengen kesana lagi nanti :D
Setelah melihat-lihat suvenir, saya kembali lagi ke Amsterdam central. Yah, jalan-jalan dulu sebentar sambil duduk makan malam. Jam 7 malem juga masih benderang, soalnya maghrib-nya baru jam 9.40-an.
Jalan kaki sebentar ke centrumnya. Foto-foto deh di depan museum Madam Tussaud. Tapi nggak masuk, udah kesorean. Kabarnya mahal bo, sekitar 21 euro untuk beli tiket masuk. Ckckck.
Ada beberapa hal berbeda lagi yang saya temukan kali ini. Di Amsterdam ada delman loh, kereta berkuda yang dikendarai pak kusir itu! Yaah, tapi fotonya kurang bagus, soalnya diambil sambil nyebrang jalan sih, mumpung lampu buat para pejalan lagi ijo! :D
Ada juga taxi yang mirip becak! Well, itu di atasnya ada tulisan taxi. :D
Supirnya di depan, dijalankan dengan dikayuh. Antik yak? Baru nemu di Amsterdam aja yang beginian, di kota-kota lain nggak ada.
Moga-moga pas cuaca cerah kita berjumpa lagi yak.
I AMsterdam.
Kalo di Indonesia, liat pengamen wara-wiri di dalem kereta itu mah perkara biasa ya. Tapi selama disini, beberapa kali saya naik kereta, baru kali ini kedapetan pengamen yang ngamen di dalem kereta. Wah, pasti pengamen ini nggak punya saingan yak :D. Ini waktu berangkat dari Utrecht ke A'dam.
Sesampainya di Amsterdam, kami disambut dengan cuaca mendung dan rintikan hujan yang membuat summer menjadi adem. Brrrrr. Well, ini pertama kali menjejakkan kaki di Amsterdam, walopun cuman singgah sebentar doang. :D
Kurang lebih juga 20 menitan untuk sampai ke Volendam, dari Amsterdam central. Disana toko suvenir berjejer sepanjang jalan loh. Mulai dari yang kecil-kecil, gantungan kunci cantik-cantik buat oleh-oleh, magnet yang bisa ditempel di kulkas, hiasan-hiasan buat pajangan, asbak, miniatur kincir, sepatu kayu, taplak meja, lukisan, kaos, bunga tulip warna-warni dari kayu, bibit bunga tulip, lengkaaaap. Awas, jangan sampe kalap karena harganya paling murah dibandingkan dengan toko suvenir di tempat lain. Hihihi.
Karena di pinggir laut, cuaca yang udah adem jadi tambah sangat sepoi-sepoi lantaran angin laut. Makin brrrrr deh. Ooh, seandainya saja ke Volendam pas cuaca cerah. Hmm, jadi pengen kesana lagi nanti :D
Setelah melihat-lihat suvenir, saya kembali lagi ke Amsterdam central. Yah, jalan-jalan dulu sebentar sambil duduk makan malam. Jam 7 malem juga masih benderang, soalnya maghrib-nya baru jam 9.40-an.
Jalan kaki sebentar ke centrumnya. Foto-foto deh di depan museum Madam Tussaud. Tapi nggak masuk, udah kesorean. Kabarnya mahal bo, sekitar 21 euro untuk beli tiket masuk. Ckckck.
Ada beberapa hal berbeda lagi yang saya temukan kali ini. Di Amsterdam ada delman loh, kereta berkuda yang dikendarai pak kusir itu! Yaah, tapi fotonya kurang bagus, soalnya diambil sambil nyebrang jalan sih, mumpung lampu buat para pejalan lagi ijo! :D
Ada juga taxi yang mirip becak! Well, itu di atasnya ada tulisan taxi. :D
Supirnya di depan, dijalankan dengan dikayuh. Antik yak? Baru nemu di Amsterdam aja yang beginian, di kota-kota lain nggak ada.
Moga-moga pas cuaca cerah kita berjumpa lagi yak.
I AMsterdam.
Tuesday, June 21, 2011
Durum Broodjes in the First Day of Summer
Hey, hari ini adalah hari pertama di musim panas. Sejatinya, ini adalah hari dengan siang terpanjang di tahun ini, 21 Juni 2011. Matahari terbit sekitar pukul 5 pagi, lalu terbenam sekitar pukul setengah 10 malem.
Memperingati hari dengan siang terpanjang, saya membeli burger terbesar yang pernah saya makan [bukan berarti burger terbesar sepanjang sejarah, soalnya masi banyak ya, burger-burger yang lebih gede ukuranya dari burger saya ini].
Dipanggil "durum broodjes", makanan turki, burger dengan daging ayam dan sayuran di dalamnya. Murah. Serta dijamin halal. Bisa didapet di sekitar Kanalstraat, Utrecht, cukup dengan membayar 3 euro doang :D
Welcome, summer!
Memperingati hari dengan siang terpanjang, saya membeli burger terbesar yang pernah saya makan [bukan berarti burger terbesar sepanjang sejarah, soalnya masi banyak ya, burger-burger yang lebih gede ukuranya dari burger saya ini].
Dipanggil "durum broodjes", makanan turki, burger dengan daging ayam dan sayuran di dalamnya. Murah. Serta dijamin halal. Bisa didapet di sekitar Kanalstraat, Utrecht, cukup dengan membayar 3 euro doang :D
Sayurnya udah saya lahap duluan :D |
Welcome, summer!
Sunday, June 19, 2011
Melukis di atas Porcelain
Kamis kemarin, 16 Juni 2011, saya dan temen-temen sekelas diundang untuk menghadiri gathering bersama para dosen dan staff kampus. Sedikit jauh, kami pergi ke Bussum, Zuid, menggunakan kereta nomer 3. Berhenti di stasiun pemberhentian ke-6.
Ternyata kegiatan di Bussum sudah dilaksanakan sejak pagi. Namun karena saya dan rombongan harus mengikuti perkuliahan, kami tiba disana sekitar pukul 5 sore. Para peserta kegiatan sedang asik mengerjakan berbagai keterampilan, seperti melukis, memahat, dan memasak.
Ini adalah pertama kalinya saya melukis. Di atas piring. Porselen.
Jangan terpesona gitu dong. Mudah aja, di belakang bunga matahari (oke, itu seharusnya emang bunga matahari walopun keliatannya aneh) ada pola-pola lain kan? Kalian pasti tidak akan percaya kalau saya membuat sendiri pola tersebut. Yak, saya tinggal mengikuti pola yang sudah ada, lalu melukiskan di atas piring dengan bantuan kertas karbon. Capek mewarnai bunganya, pola (yang seharusnya) huruf D cantik itu nggak saya teruskan. :D
Biarpun jelek, okelah, itu lukisan pertama saya di atas porselen.
Ternyata kegiatan di Bussum sudah dilaksanakan sejak pagi. Namun karena saya dan rombongan harus mengikuti perkuliahan, kami tiba disana sekitar pukul 5 sore. Para peserta kegiatan sedang asik mengerjakan berbagai keterampilan, seperti melukis, memahat, dan memasak.
Ini adalah pertama kalinya saya melukis. Di atas piring. Porselen.
![]() |
Hasil kerja keras saya |
Jangan terpesona gitu dong. Mudah aja, di belakang bunga matahari (oke, itu seharusnya emang bunga matahari walopun keliatannya aneh) ada pola-pola lain kan? Kalian pasti tidak akan percaya kalau saya membuat sendiri pola tersebut. Yak, saya tinggal mengikuti pola yang sudah ada, lalu melukiskan di atas piring dengan bantuan kertas karbon. Capek mewarnai bunganya, pola (yang seharusnya) huruf D cantik itu nggak saya teruskan. :D
Biarpun jelek, okelah, itu lukisan pertama saya di atas porselen.
Wednesday, June 15, 2011
Rotterdam - History Project
Sehari sebelum liburan ke Belgia (ciyeh), saya dan temen sekelompok di mata kuliah History of Math, berlibur ke Rotterdam. Tujuan utamanya tentu bukan sekedar jalan-jalan. Kami mengunjungi salah satu international secondary school disana.
Di satu kelas yang saya kunjungi terdiri dari 9 siswa. 3 diantaranya dari Korea, ada yang dari Amerika, ada yang keturunan mana lagi saya lupa :D
Dua jam pelajaran yang sangat menyenangkan. Untungnya, semuanya lancar berbahasa Inggris, kalo pake bahasa Belanda, saya belum mahir, pake bahasa Korea pun saya cuman bisa "Anyyeong haseyo" saja :D
Setelah project dilancarkan dengan mulus, mumpung sudah di Rotterdam saya dan temen-temen menjelajah ke sebagian tempat di Rotterdam. Salah satunya ke jembatan Erasmus.
Karena hari sudah semakin sore (aslinya karena kami mengejar tiket murah yang cuman berlaku 2 jam), saya dan temen-temen nggak menjelajah semua tempat di Rotterdam. Hanya sekedar melihat-lihat suasana kota, lalu mampir sebentar ke stadion sepak bola (para cowo pengin ke stadion, bo).
Di satu kelas yang saya kunjungi terdiri dari 9 siswa. 3 diantaranya dari Korea, ada yang dari Amerika, ada yang keturunan mana lagi saya lupa :D
Mana yang paling cakep? |
Dua jam pelajaran yang sangat menyenangkan. Untungnya, semuanya lancar berbahasa Inggris, kalo pake bahasa Belanda, saya belum mahir, pake bahasa Korea pun saya cuman bisa "Anyyeong haseyo" saja :D
Setelah project dilancarkan dengan mulus, mumpung sudah di Rotterdam saya dan temen-temen menjelajah ke sebagian tempat di Rotterdam. Salah satunya ke jembatan Erasmus.
Ini jembatan Erasmus |
Jembatan yang ini mirip jembatan Ampera yak :D |
Karena hari sudah semakin sore (aslinya karena kami mengejar tiket murah yang cuman berlaku 2 jam), saya dan temen-temen nggak menjelajah semua tempat di Rotterdam. Hanya sekedar melihat-lihat suasana kota, lalu mampir sebentar ke stadion sepak bola (para cowo pengin ke stadion, bo).
Beginilah suasana kota Rotterdam di sekitar jembatan Erasmus waktu itu |
Ini National Monument gitu, trus itu ada bendera-bendera berbagai negara |
Monday, May 2, 2011
Koninginnedag
Tanggal 30 April dua hari yang lalu, masyarakat Negeri Kincir Angin merayakan hari ulang tahun ratu mereka yang dahulu, Ratu Juliana. Udah lengser tapi kok masih tetep dirayakan? Ehem, katanya ulang tahun ratu Belanda yang sekarang, Ratu Beatrix, tiba pas musim dingin di bulan Januari, jadi perayaan Queen's Day (atau bahasa Belandanya koninginnedag) tetep dirayakan 30 April, mengingat cuaca lagi enak-enaknya di bulan ini.
Ada apa aja di Hari Ratu? Hemm, dua hal yang saya anggap menarik.
Pertama, suasana jadi serba orange. Orang-orang mengenakan pakaian dan berbagai atribut warna orange. Jalan-jalan didekorasi serba orange. Bahkan ada kue khas koninginnedag, namanya kue orange juga (iyelah, warnanya orange!).
![]() |
Orang-orang berpakaian serba orange |
![]() |
Ini dia kuenya |
Kue orange itu manisnya pas, nggak terlalu manis (baca: eneg) seperti keju-keju kebanyakan yang dijual di negara kita. Lembut di tengah, crunchy di luar. Pokoknya enak dah #IklanBanget.
Kedua, ada pasar dadakan. Semua orang boleh menjual barang mereka, bisa buku, komik, video, mainan, pakaian, alat rumah tangga, alat elektronik, dan sebagainya. Dan yang asikgila, harganya bisa ditawar, murraahh bangeet! Tau nggak, saya dapet permainan scrabble lengkap yang masih bagus (walaupun second hand) seharga 50 cent doang! Lalu saya juga dapet mainan tic-tac-toe seharga 10 cent DOANG!! (mainan mulu yang dibeli).
![]() |
Pasar dadakan di Oudegracht |
![]() |
Nggak tau deh, kenapa ada bendera Italy disana |
Ada dua tempat yang menyediakan tempat khusus buat berjualan (yang saya tau loh ya), pertama di pinggiran kanal di Oudegracht (deket kosan saya), dan yang kedua di Juliana Park di Amsterdamstraatweg (sekitar 3 kilometer dari kosan saya). Yang bikin asikbangetgila, sore harinya, sekitar jam 3-an, pas pasar dadakan mau tutup, sisa barang dagangan itu cuman ditinggal-tinggal aja sama pemiliknya. Saya dan temen-temen langsung kalap!
Jam 3-an saya, Eka, Agan Fajar, dan Mas Badrun meluncur ke Juliana Park. Eh, orang-orang udah pada beringkes. Para penjual ada yang mengumpulkan kembali barang-barang dagangannya lalu dibawa pulang, namun ada juga yang meninggalkan barng-barang dagangannya gitu aja. Dan barang-barangnya masih bagus-bagus sodara-sodara! Nggak salah-salah, mesin jahit, tivi, printer, scanner, boneka bagus, pakaian, piring-gelas, pernak-pernik, semuanya berserakan. Saya dan ketiga pahlawan lainnya langsung bergerilya. Ampun, jangan sampe ketemu reporter yang ngasi tau kalo mahasiswa Indonesia disini kerjanya nguli. Hahaha.
Dan hasil gerilya kami juga nggak tanggung-tanggung looh sodara-sodara. Jangan iri kalo kami dapet berbagai barang berharga!
![]() |
Hiruk-pikuk di Juliana Park |
![]() |
Dapet crown bulu angsa, hahaha |
![]() |
Eka dan Mas Badrun memamerkan hasil bergerilya sore itu |
Ah, terima kasih Ratu, saya doakan semoga sukses dan bahagia selalu ^_^
Sunday, April 17, 2011
Keukenhof - Parade Bunga
Katanya, taman bunga terbesar di dunia ada di Lisse, Belanda bagian selatan. Yak, namanya adalah taman Keukenhof. Tahun ini, festival tahunan taman Keukenhof dibuka mulai 24 Maret 2011 sampai dengan 20 Mei 2011. Kemarin, 16 April 2011, saya dan rombongan berkunjung ke Keukenhof, karena saat itu bertepatan dengan parade bunga yang katanya bakal seru.
Dari hasil browsing-browsing nih, Keukenhof itu luasnya sekitar 32 hektar dengan koleksi bunga hingga 7 juta buah dan lebih dari 2500 pohon dalam 87 jenis. Berbagai macam varietas tulip tentunya lengkap tertata rapi disana. Menurut Anda, apakah tulip itu wangi? Hohoho. Ternyata tulip tidak beraroma, sodara-sodara! Yang membuat taman itu wangi adalah bunga-bunga sejenis Lavender atau yang lainnya, bukan tulip.
Kami berangkat dari Utrecht Central Station menggunakan kereta jalur 7a jurusan Schiphol International Airport, lalu meneruskan perjalanan menuju Lisse menggunakan bus nomor 58. Mungkin karena kemarin bertepatan dengan parade bunga, penumpang bus yang menuju Lisse buanyaak buangeet. Untuk berangkat, kami harus mengantri selama 1 jam lebih, menunggu dimuat di bus.
Sesampainya di Keukenhof, waaaw, ruamee jook.
Antri di pintu masuk |
Lihatlah, begitu banyak antrian masuk. Taman bunga tak ubahnya seperti taman orang! #DamnItsTrue
Tiket bus dari Schiphol ke Lisse dan pulang lagi dari Lisse ke Schiphol serta tiket masuk Keukenhof tergabung dalam satu tiket combo yang dihargai seharga 21 euro. Muahal yak.
Ini dia beberapa foto tentang keindahan Keukenhof.
Ada kolam nan indah gini beberapa meter setelah masuk |
Ada kan, bunga yang warnanya biru |
Bunga yang warnanya ungu juga banyak |
Mas Badrun minta difoto sama bunga |
Parade bunga, motor boat dihiasin bunga asli |
Poto dulu bersembilan, edisi lengkap |
Silau merahnya |
Mbak Sasa pegang bunga tulip dari kayu |
Ilham dan tulip merah |
![]() |
Rapi yak |
![]() |
Bunga ini wanginya mirip-mirip melati lho |
![]() |
Yang ini sengaja disusun kombinasi orange-kuning |
Mbak Nila bisa pose di depan parade-nya bener |
Pas antri pulang, 3 jam boo, kami bareng sama bule Irlandia |
Tertarik untuk mengunjungi Keukenhof? Ayo buruan, masih sampe 20 Mei ^_^
Thursday, April 7, 2011
Pasar Malem Indonesia
Ini masih lanjutan jalan-jalan ke Den Haag kemaren.
Tujuan utama jalan-jalan kemaren emang karena pengen menilik Pasar Malem Indonesia 2011 yang di Malieveld, sekitar 800 meter aja dari Den Haag Central Station. Berhubung ini cerita pertama kalinya keluar Utrecht, ngepos dulu ah, buat kenang-kenangan :D
Lalu ini di depan Pasar Malem Indonesia. Saat baru sampe di Den Haag, cuacananya emang lebih berangin dan suhunya terasa lebih dingin. Apa mungkin karena Den Haag lebih deket ke laut dibandingkan Utrecht? :D
Ada apa aja di dalem pasar malem? Di postingan sebelumnya saya udah ngasi tau kalo saya dan rombongan sempet belajar gamelan dan berbagai alat musik tradisional. Gambar di atas tuh buktinya.
Selain itu, tentu saja banyak makanan khas Indonesia di Pasar Malam. Asyik, saya ketemu pempek lagi. Jangan pernah mencoba mengkonversi harga ke rupiah ya! Bisa-bisa nggak jadi makan, menyadari bahwa harga pempek kapal selam menjadi sekitar tujuh puluh ribuan rupiah.
Lalu juga ada berbagai kerajinan khas daerah yang dijual disini.
Serta... Stage performance. Sayang kami nggak ketemu artis ternama hari itu.
Setelah melihat-lihat pasar malem, saya dan rombongan meneruskan jalan-jalan ke Madurodam. Pukul 9.30 pm, kami tiba lagi di Utrecht Central Station, penuh dengan kegembiraan dan kebetis-pegel-mau-pecah-an.
Tujuan utama jalan-jalan kemaren emang karena pengen menilik Pasar Malem Indonesia 2011 yang di Malieveld, sekitar 800 meter aja dari Den Haag Central Station. Berhubung ini cerita pertama kalinya keluar Utrecht, ngepos dulu ah, buat kenang-kenangan :D
Saya dan rombongan bertolak dari Utrecht Central Station sekitar jam 2.30 pm, dan kira-kira lamanya waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Den Haag sekitar 45 menit. Di postingan sebelumnya, saya udah cerita kalo saya dapet tiket murah dari Jumbo Supermarkten untuk berjalan-jalan menggunakan kereta seharian di Belanda. Kata temen saya, harga tiket satu hari dari Jumbo tersebut lebih murah daripada harga tiket reguler untuk pulang pergi Utrecht-Den Haag. Maunya berangkat pagi aja ya, dari pagi keliling-keliling kemana kek, muter-muter Belanda. Kan lumayan, nggak bayar tiket kereta lagi :D
Ini dia bentuk keretanya. Ada dua kelas, kelas 1 di bawah, kelas 2 di atas. Saya juga kurang ngerti apa yang membedakan kedua kelas tersebut. Kayaknya kursinya juga sama aja. Kami dapet yang kelas 2, jadi kami naik ke bagian atas kereta. Dari pintu masuk itu udah keliatan tangganya kan? Mbak Nila lagi siap-siap masuk kereta.
Ini Den Haag Central station. Fajar lagi gaya.
Ada apa aja di dalem pasar malem? Di postingan sebelumnya saya udah ngasi tau kalo saya dan rombongan sempet belajar gamelan dan berbagai alat musik tradisional. Gambar di atas tuh buktinya.
Selain itu, tentu saja banyak makanan khas Indonesia di Pasar Malam. Asyik, saya ketemu pempek lagi. Jangan pernah mencoba mengkonversi harga ke rupiah ya! Bisa-bisa nggak jadi makan, menyadari bahwa harga pempek kapal selam menjadi sekitar tujuh puluh ribuan rupiah.
Lalu juga ada berbagai kerajinan khas daerah yang dijual disini.
Serta... Stage performance. Sayang kami nggak ketemu artis ternama hari itu.
Setelah melihat-lihat pasar malem, saya dan rombongan meneruskan jalan-jalan ke Madurodam. Pukul 9.30 pm, kami tiba lagi di Utrecht Central Station, penuh dengan kegembiraan dan kebetis-pegel-mau-pecah-an.
Subscribe to:
Posts (Atom)