Saturday, November 30, 2013

Serving Beverages

Sekarang saya hobi minum. Eits, non-alcoholic drinks tentunya. Kata kakanda, hobi saya mah musiman. Kadang agak rajin masak, tapi banyakan malesnya. Pernah ikutan kelas aerobic, tapi cuman bertahan dua bulan (kalo sampe). Pernah menggebu-gebu jualan sepatu, tapi kini kandas pemirsa. Pengen ikut aikido, tapi cuman sekedar kepengenan doang. Nah, yang paling terakhir ini saya lagi suka bereksperimen membuat beberapa minuman.

Musim mangga gini, rada bosen juga kalau mangga cuman dimakan gitu aja atau dibikin original mango juice terus. Pas buka kulkas kebetulan masih ada Nescafe Cappuccino, dan muncullah ide gila untuk nge mix-match kedua ingredients tersebut. Saya sebut ide gila karena selama ini belum pernah terlintas di imaji saya untuk bikin duet maut dua bahan itu. Daripada sakit perut, akhirnya saya cari beberapa referensi di internet terlebih dahulu.

Rupanya udah banyak kreasi minuman berbahan kopi, mingled with some tropical fruits, dan of course dengan mangga! Salah satunya saya baca dari sini. Rasanya seger dan bau kopi! (iyalah ciin). Truthfully, agak aneh rasanya di lidah. But that's not a bad idea.

Kemarin saya ngirisin jahe lalu direbus sama daun teh melati, disaring, ditambahin madu dan sedikit gula. Jadilah teh madu jahe.

Teh Madu Jahe dari sini

Kepingin bikin green tea blended, tadi sore sepulang ngajar saya mampir ke Giant. Nyari-nyari matcha powder. Bubuk green tea gitu. Sayangnya nggak ada mbaksis. Padahal lidah ini udah kemetcher pengen ngeblend sendiri, jadi pure green tea blended atau green tea latte. Atau dicampur-campurin bahan lain (caution: don't try this at home!). Walaupun agak pait, green tea rasanya strong banget di lidah. Khas. Bikin pengen nyoba lagi dan lagi. 

Jadi ceritanya hobi nimbun kalori sebelum tidur sekarang. OMG! Sweet things aren't always good. They cause weight problems, ladies!

Thursday, November 28, 2013

Hampir Akhir Semester

Pagi ini shoulder bag saya terasa berat. Sudah biasa sih bawa-bawa laptop gede ke kampus. Tapi yang bikin massa tas ini semakin berat adalah karena sebuah surat pengunduran diri ke fakultas yang akhirnya saya ajukan juga.

"Mengundurkan diri?" ibu petugas di bagian surat-menyurat fakultas pengen mengulik lebih dalam. Dengan tegap saya duduk di depan sang ibu dan menjelaskan bahwa saya akan diboyong kakanda ke domisilinya sekarang dan memutuskan berhenti setelah SK mengajar semester ini berakhir. Saya ingin jadi istri yang baik, Bu (tambah saya dalam hati) ::blushing::

Terlewati sudah kebimbangan untuk mengusulkan nomor induk dosen negeri yang berkecamuk sejak awal semester ini. Namun kegalauan atas pertanyaan seperti apakah nanti saya masih menjalani profesi yang sama belum juga kelihatan jalan terangnya. Beberapa rekan mengajar menyarankan untuk urus NIDN sebenernya. "Sayang cin, cum-nya bisa ditambahin untuk naik golongan". Sempet terkatung-katung, akhirnya sampai surat pengunduran diri dilayangkan, usul NIDN saya ikhlaskan. Semoga mendapat gantinya yang lebih baik, seperti kata ibu bagian surat-menyurat tadi. Mohon dikabulkan, Ya Rabb. Aamiin..

Terbayang bagaimana perasaan mahasiswa dan rekan-rekan mengajar yang nanti saya tinggalkan. Akankah saya meninggalkan kesan baik bagi mereka. Akankah di kemudian hari saya temui orang-orang dan lingkungan kerja yang menyenangkan seperti yang baru saja saya dapati?

--see you better world!--

Wednesday, September 25, 2013

Happy Birthday

Menjelang sore, panas, sambil ngawas kuis I GAD di kelas..

Senang sekali hari ini setelah membaca beberapa ucapan selamat ulang tahun dari keluarga, dari teman, dan juga murid-murid. Semoga doa-doa yang disebutkan diijabah oleh Sang Maha Kuasa, dan semoga doa yang sama diberikan kepada semua yang menyebutkan. Aamiin.

Jika satu abad dibagi menjadi empat interval waktu, usia 25 tepat menjadi kuartil pertama. Dan saya mulai memasuki seperempat abad yang kedua. Mungkin akan ada banyak peralihan atau perubahan saat memasuki interval baru ini. Status perkawinan, tempat tinggal, tempat kerja, teman-teman baru, lingkungan baru, kesibukan baru.

Happy birthday to me. Grow wiser, grow better.

Tuesday, September 24, 2013

The Engagement

Menjelang siang yang terik dan berangin..

Flash back ke cerita akhir pekan sebelum pekan kemarin. Hari Sabtu di minggu kedua September saya kembali pulang ke rumah. Pulang kemarin sedikit berbeda dari sebelum-sebelumnya, karena hari itu saya dan keluarga kedatangan tamu. Mas Dep, yang akrab dipanggil DSR di post-post sebelumnya, datang ke rumah...

Istilah Jawanya, "nembung", atau juga disebut lamaran. Mas Dep datang bersama keluarganya ke rumah dan nembung kepada bapak untuk menikahi putri satu-satunya. Disaksikan oleh om-om dan bulik-bulik, akhirnya lamaran diterima. :')

Selanjutnya menentukan tanggal kapan akad dan resepsi akan dilangsungkan. Penentuan tanggal tidak sulit. Semua hari adalah hari baik. Dengan pertimbangan libur sekolah dan libur kuliah, minggu terakhir Desember dipilih, dan insya Alloh akad dan resepsi akan diadakan di akhir pekan terakhir Desember nanti. :')

Alhamdulillaah dan Bismillaah. Alhamdulillaah, karena akhirnya Mas Dep dan saya sampai di tahap ini setelah perkenalan hampir dua tahun yang lalu. Bismillaahirrohmaanirrohiim, semoga segala persiapannya dilancarkan dan dimudahkan. Aamiin.

Monday, August 19, 2013

[mumpung masi Syawal] Selamat Idul Fitri

Entah ada pembacanya entah tidak, pokoknya untuk semua kata-kata yang kurang berkenan, salah ketik, salah opini, salah curhat, salah copy foto, dan lain-lain, saya memohon maaf lahir dan batin ya all..



A Courage to Start

Dalam kurun kurang dari satu tahun ini saya bertemu ratusan mahasiswa baru. Semuanya mengambil matakuliah yang berhubungan dengan matematika maupun pendidikan. Sebagian di antaranya menekuni matematika karena berpandangan bahwa bidang ini dapat menjadi sebuah profesi baginya kelak. Sementara tidak sedikit dari sebagian yang lain mengikuti perkuliahan matematika karena kurikulum tempatnya belajar memuat matematika sebagai salah satu bidang ilmu yang harus diampu.

Tak terkecuali di Fakultas Ilmu Komputer, matematika menjadi salah satu dari beberapa matakuliah yang harus ditempuh. Semester lalu saya diikutkan ke dalam tim pengajar matakuliah Kalkulus bersama dosen senior lainnya. Lagi, semester pendek ini pun saya mengajar matakuliah Matematika di fakultas tersebut. 

Matematika di kelas manajemen informatika hanya diminati oleh sebagian kecil mahasiswanya. Mereka terlihat antusias belajar mungkin karena memiliki minat tersendiri terhadap matematika sejak di bangku sekolah dulu, mungkin juga karena mereka menginginkan sebuah huruf bagus di transkrip nilainya lulus nanti. Sebagian yang lain terlihat memperhatikan namun ketika ditanya pertanyaan yang telah diulang-ulang tetap saja tak mengeluarkan sepatah kata. Sebagian lagi sibuk dengan bermain gadget diam-diam, atau mengobrol kecil yang cukup mengganggu kelangsungan belajar kelas.

Satu dua pertanyaan mudah dengan tipe serupa diberikan berulang kali. Pun sebagian besar mahasiswa kesulitan. Lembar jawabannya kosong. Beberapa terlihat mencoba namun tak menemukan jawaban, beberapa lainnya terlihat sama sekali tidak ambil pusing dengan pertanyaannya, malah serta merta berkomentar kalau soalnya terlalu sulit.

Yang saya lihat, sebagian dari mereka yang mengatakan sulit bahkan sama sekali belum terlihat seperti sedang berpikir atau mengerjakan soal. Misalnya dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan pola bilangan, mahasiswa diminta untuk menentukan jumlah 20 suku pertama dari sebuah deret aritmatika,
1, 3, 5, 7, 9, ...
Sebenarnya ada banyak cara untuk menyelesaikan soal tersebut. Semua orang bisa menyelesaikannya, bukan hanya mereka yang mendapatkan nilai tinggi untuk matapelajaran matematika di pendidikan menengah. Dengan satu persatu mendaftar bilangan hingga bilangan ke-20 lalu menjumlahkannya, tentu permasalahan selesai. Atau mungkin cara lain, dengan mengamati pola hasil penjumlahan beberapa bilangan, kita akan menemukan pola bahwa jumlah n bilangan pertamanya sama dengan kuadrat dari n.

Ambil saja dua bilangan pertama, jika dijumlahkan hasilnya adalah 4, atau 2 pangkat 2.
Tiga bilangan pertama, jika dijumlahkan hasilnya adalah 9, atau 3 pangkat 2.
Empat bilangan pertama, jika dijumlahkan hasilnya adalah 16, atau 4 pangkat 2.
Dan seterusnya, sehingga jumlah dari 20 bilangan pertama adalah 20 pangkat 2, yaitu 400.

Beberapa mahasiswa tidak mau memulai. Mulai mencari solusi dari apa yang mereka ketahui terlebih dahulu.

Kadang kita merasa bahwa sesuatu yang belum pernah kita alami terlihat susah. Tapi ketahuilah, kadang sesuatu yang kita takuti tidak seseram yang kita bayangkan. Mulai, lanjutkan, selesaikan!

Tuesday, July 23, 2013

The Greatest Gift

Diberi hadiah yang baik sungguh menuai bahagia. Syukur kali ini atas hadiah-Nya, yang tak pernah bisa terbalas.

Semoga di tahun ini kamu bisa melanjutkan yang dulu sempat terhenti, menisik yang terkoyak, merantaikan mimpi demi mimpimu dengan tanggung jawab dan kesungguhan yang penuh.

Congrats, dek Bryan.

Tuesday, June 18, 2013

Sev Tea [multitafsir agaknya]

Ini hari kedua Ibuk mengunjungi saya dan adik. Sehari sebelum Ibuk datang, saya mampir ke sebuah toko kelontong yang ada di pasar tradisional, membeli sebungkus teh kesukaan Ibuk. Nyebut merk ini ya, maap, namanya Teh Cap Botol. Sejak dulu teh cap botol ini menemani menu sarapan pagi Ibuk dan Bapak. Selalu ada setiap hari. Salah satu yang khas di pagi rumah kami.

Gambar diambil dari sini.


Teh cap botol ini berisi daun-daun teh dan bunga melati kering. Untuk membuatnya cukup diseduh dengan air panas dan ditambah gula pasir sesuka selera. Pokoknya nggak ada yang bisa menandingi aroma teh yang satu ini. Aromanya menenangkan, hehehe bukan iklan loh ya. Aromanya memang wangi dan segar. Rasa tehnya pun legit, terasa banget. 

Teh dari daun-daunan kering yang disiram air panas itu kata Ibuk namanya teh tubruk. Sayangnya teh tubruk lama kelamaan rasanya agak pahit, mungkin karena daunnya terlalu lama direndam. Untuk menikmatinya pun sedikit repot karena harus menyisihkan daun-daun kering yang mengambang terlebih dahulu, serta butuh kehati-hatian saat meminum supaya daun teh yang mengendap tidak ikut terminum. 

Beranjak dewasa, setelah mengenal berbagai teh instan, kesukaan saya berubah. Teh yang bisa langsung diminum ataupun teh celup yang pembuatannya lebih praktis dan tanpa ampas terkesan lebih 'muda', lebih modern. Kesannya simple, cocok diminum hangat ataupun dingin. Yang beraroma wangi dan berasa tehnya juga makin banyak pilihannya. Salah satu lagi yang berkesan adalah teh hijau yang dulu sempat menghangatkan badan selama saya tinggal di negara kincir angin. Maap nyebut merk lagi, adalah Groene Thee Pickwick. Di Indonesia beli dimana kira-kira?
Gambar diambil dari sini


Pagi tadi, lagi-lagi saya mencium aroma khas teh cap botol. Cita rasa dan wanginya masih sama seperti dulu. Memikat. Menyegarkan. Seperti di rumah.

Thursday, June 13, 2013

Meraih Mimpi

Banyak sekali cara Alloh mempertemukan dua hamba-Nya. Even pertemuan dua orang yang saling asing. Beda tanah kelahiran, beda latar belakang pendidikan, juga beda profesi. Semenjak diperkenalkan oleh seorang teman yang menjadi satu-satunya mutual friend kita, saya percaya bahwa kita tidak akan menjadi sekedar biasa.

Mimpi itu mulai saya bangun bahkan sebelum berjumpa denganmu. Melalui percakapan-percakapan tertulis, saya merasa bahwa saya sedang menemui seorang yang hebat. Seorang yang membuat saya optimis bahwa jarak dan berbagai kesalingasingan itu bisa kita kikis. Yakin bahwa kita berdua cukup kuat untuk mengurangi berbagai kendala dan maju bersama.

Perjumpaan yang telah direncanakan itu pun bergerak dengan laju monoton naik. Hingga saat ini, dan saya percaya akan terus berlangsung seterusnya. Ingat dulu bagaimana kita mulai saling mengenal karakter serta menyesuaikan bagaimana harus bersikap. Beberapa perselisihan dan beberapa permasalahan yang dikonfrontasikan. Permasalahan-permasalahan dulu terasa begitu berat. Hingga kita harus terjatuh berkali-kali. Dan luar biasanya kita, kita selalu berusaha untuk bangkit lagi.

Benchmark terdekat dalam sebuah relationship ini tentu adalah menikah. Ya, mimpi saya, mimpi kamu juga. Mimpi kita. Mimpi untuk menikah sekali, mencintai, dan selalu dicintai hingga akhir usia nanti. Saling melengkapi, saling berbagi dikala suka dan duka, saling mendukung dan menguatkan, saling memberi semangat dikala lelah, saling mengingatkan dan memaafkan dikala salah, serta senantiasa belajar bersama dalam beribadah.

Mari lanjutkan langkah kaki. Meski banyak kerikil tajam, meski diterjang angin kencang, meski gelap dan susah menentukan arah, tetap bulatkan tekad, berjalan pasti meraih mimpi.

Tuesday, June 11, 2013

Wanita

Ada dua hal di dunia ini yang sulit dipecahkan: Statistika dan wanita.

-just for fun-

Pembahasan dalam postingan kali ini bersifat subjektif sekali. Ini adalah penilaian tentang bagaimana wanita menurut pandangan saya. Wanita-wanita yang akan dibahas disini sebagian adalah teman-teman saya, atau nggak bisa dipungkiri, wanita itu adalah saya hahahaha. Agaknya ini termasuk sifat yang pertama #grin.

Yang pertama, wanita itu suka diperhatikan. Siapa sih yang nggak suka kalau pas laper, pas ada yang nganter makanan. Pas bete, pas ada yang ngajak becanda atau ngajak jalan. Pas sibuk, ada yang mengingatkan istirahat, makan, sholat. Pas sepatunya rusak, pas ada yang membelikan sepatu baru #eaaa.

Kedua, wanita itu malu mengungkapkan perasaannya. Gengsi. Dia nggak akan minta dibelikan sepatu. Dia cuma bilang "aduh, sepatu ini udah ngga nyaman lagi nih, keknya talinya mau lepas deh", dan itu artinya dia pengen dibelikan sepatu baru. Dia nggak akan bilang kalau suka sama satu pria. Tapi pas ada temen-temennya yang bercie-cie ria, pipinya bersemu merah sambil bilang "enggak kok, cuman temen". Bukannya menunjukkan perilaku suka terhadap pria idamannya, wanita biasanya malah menunjukkan perilaku sebaliknya. Pura-pura nggak mau. Padahal sebenernya dia berharap si pria itu datang menghampirinya. Kalo dibikin film, judulnya "Kejar Daku, Kau Kutangkap".

Ketiga, wanita itu mudah tersanjung. Klop banget ini kalo ketemu sama pria-pria PHP pengobral gombal. Disanjung sedikit, berbunga-bungalah dia. Diperhatikan agak lebih, merasa paling spesiallah dia. Dan herannya, walaupun katanya nggak mau digombali, wanita seringkali senyum-senyum sendiri setelah digombali. Dasar wanita.

Lalu nggak bisa diabaikan, wanita itu kepo. Sebagai akibat dari kekepoannya, wanita itu cemburuan. Iya, kepo dan cemburu itu nggak bisa dipisahkan. Gara-gara iseng kepo, akhirnya cemburu. Gara-gara cemburu akibat percikan api-api kecil, akhirnya kepolah dia untuk mencari info selengkapnya. Oh God!

Yah, disamping beberapa sifat wanita yang disebutkan di atas, pastinya masih banyak lagi sifat-sifat lainnya. Don't forget, masing-masing individu memiliki kekhasannya masing-masing. Some people feel bad at something, and simultaneously feel better at other things.

::cheers::

Saturday, March 16, 2013

A Laugh and A Pain

It's funny sometimes, to capture a moment when a laugh could endure a pain.
Momentarily maybe.
Because a pain will remain a pain.

Saturday, February 2, 2013

Tiringsome

It's so sad for staying alone at home and having nobody to talk to. It's so sad for cannot go out. I, in my very worst condition, hate this semester break.

Sunday, January 27, 2013

A Year of Our Love

27 Januari setahun yang lalu, di Bandara Soekarno-Hatta, pertama kali melihatmu. Tahukah kamu, saat itu saya merasa baru saja tiba di kehidupan baru, dimana ada kamu di hari saya yang pertama.

Terima kasih untuk telah hadir menemani saya. Terima kasih atas segala cinta, ketulusan, pengorbanan, kegigihan untuk terus bersama, perhatian, kesabaran, untuk segala janji yang telah dipenuhi, untuk selalu berusaha yang terbaik, untuk setiap maaf, semua nasihat dan bimbingan.

Aku mencintaimu...

Sunday, January 20, 2013

Telur Mata Sapi

Telur mata sapi, a.k.a telor ceplok, adalah menu sarapan yang paling sering saya konsumsi sekitar kelas 1-3 sekolah dasar. Saya dulu suka telur yang digoreng setengah matang, dimakan bersama nasi putih hangat dan kecap manis.

Telor Ceplok from http://bionnnrk.blogspot.com/

Selera makan saya berangsur berubah. Saya sekarang lebih suka telur yang fully cooked. Telur dengan kuning telur yang meleleh kemana-mana betul-betul membikin mual dan menghilangkan selera makan. Agak disgusting.

Pergeseran kesukaan terhadap telur ceplok ini mungkin bukan satu-satunya yang bergeser selama satu sampai dua dekade ini, bukan? Ya, kita berangsur berubah. Semoga perubahan-perubahan yang terjadi menjadikan kita jauh, jauh lebih baik.

Thursday, January 10, 2013

Ujian Kejujuran


Ini adalah semester pertama saya mengajar di sebuah universitas. Seperti biasa, akhir semester selalu diakhiri dengan sebuah ujian akhir. Dan di hari ini, saya mengawas pelaksanaan ujian akhir semester di sebuah kelas yang saya asuh bersama seorang dosen senior yang sudah bertahun-tahun mengasuh matakuliah yang sama. Di awal sebelum ujian berlangsung, sang ibu dosen senior sudah menyampaikan bahwa peserta ujian yang melakukan segala bentuk kecurangan selama ujian berlangsung akan mendapatkan nilai E sebagai konsekuensinya.

Ujian berlangsung tertib dan tenang. Hingga akhirnya, di menit ke-30, pada saat ibu dosen senior meninggalkan ruangan ujian untuk kepentingan lain, saya melihat gerak-gerik mencurigakan seorang mahasiswi yang duduk tiga bangku dari belakang. Berkali-kali dia melihat saya, lalu pada saat saya melihat ke arahnya, dia buru-buru menundukkan kepala.

Saya berjalan ke belakang kelas. Saya amati dari ujung mata kiri, mahasiswi itu terlihat sedang menyembunyikan sesuatu. Saya berdiri di samping barisan, dimana mahasiswi tersebut duduk. Beberapa kali saya memastikan apakah ada kejanggalan. Hingga saya melihat sebuah kertas yang terlihat seperti habis dilipat, yang diselipkan di lembar jawabannya. Saya hampiri, lalu saya meminta ijin untuk melihat apa yang ada di balik lembar jawaban itu. Dan benar saja, ada sebuah kertas yang dia akui ditulis sebelum ujian berlangsung. Katanya hasil belajar semalam.

Setelah saya amati, ternyata kertas tersebut berisi jawaban soal ujian pada matakuliah yang sama yang diujikan di sebuah kelas paralel lain. Beberapa soal memang ada yang sejenis. Kertas itu kemudian saya genggam, dan saya berjalan menjauhi mahasiswi tersebut.

Ini terjadi pertama kalinya selama saya mengawas ujian. Seperti perasaan 'kecolongan'. Kecewa sekali. Saya memang mencoba tidak membuat batasan seperti 'saya dosen dan mahasiswa harus segan pada saya'. Saya selalu menempatkan diri sebagai 'teman belajar' bagi mahasiswa, mengingat usia saya yang tidak terlalu jauh dengan mahasiswa-mahasiswa tersebut. Apakah ini yang mengakibatkan mahasiswa tersebut merasa tidak takut untuk berbuat curang pada saat saya mengawas ujian? Padahal saya beberapa kali berpesan kepada para mahasiswa untuk bertanya dan belajar sebanyak-banyaknya pada saat kuliah maupun di luar kuliah, dan untuk jujur dan mandiri selama evaluasi berlangsung.

Saya bingung apakah kejadian ini akan saya laporkan ke ibu dosen senior tersebut atau tidak. Jika iya, berarti mahasiswi tersebut akan memperoleh nilai E dan tidak lulus. Ah, apa tidak ada cara lain?

Ya, saya harus menasihati mahasiswa saya untuk jujur saat ujian.

Saat berdiri di belakang kelas dan semua mahasiswa membelakangi saya, saya berpesan, "melakukan hal-hal yang benar seharusnya tidak hanya ketika ada yang mengawasi. Ketika tidak ada yang mengawasi pun kita seharusnya tetap melakukan hal-hal yang benar. Itu baru namanya berintegritas."

Dada saya bergetar ketika mengucapkan kalimat tersebut, seakan tidak percaya kalau saya baru saja mengatakan hal serupa. Lalu mata saya mulai berkaca-kaca. Dua-tiga tetes air mata pun jatuh, dan saya berharap tidak ada satupun mahasiswa yang melihat saya mengusap air mata. Sebuah pesan yang juga harus saya ingat baik-baik.

Ketika ibu dosen senior masuk kembali ke kelas, sekedar untuk mengambil tas dan laptopnya yang tadi ditinggal lalu kembali ke kesibukannya yang lain, kertas contekan itu masih saya genggam. Saya memutuskan untuk memaafkan mahasiswi tersebut.

Monday, January 7, 2013

Changes

One notices if something just 'out of its orbit'. When this feeling comes, secara bersamaan, muncul perasaan overwhelm untuk merasa 'terganggu' atas geseran-geseran itu. Sementara mau bertindak masa bodo kok tetep kepikiran. Ahh.

Tuesday, January 1, 2013

What does One Day Mean to Me?

Hi folks! It's already another new year. Yap, it's 2013. The year I wish I will have someone to marry with. *blushing*

New plans? Yes, of course. Some new things should be added, some old things which were still suspended will be realized. I want to live better, for sure. With a better daily plans, daily things to do, better thoughts, better work, better worship, better self quality.

So, how should I give meaning to my every-single-day in 2013?

In every one full day in my 2013, I wish I have a time to take and give love from/for the people I love, quality time with HIM, a me-time, to do some work and to achieve some goals passionately, to deal with something new or something fun or something sporty, to fully rest, a time to reflect or to look back, and a time to plan a better tomorrow.

In the end, Happy New Year!