Wednesday, June 15, 2011

Tetanggaku Baik

Seringkali kita denger kalo para bule itu cenderung lebih individualistis. Oke, bener. Sebagian besar emang gitu. Sebagian besar orang tidak mau tau urusan orang lain, begitu pula mereka tidak mau dicampuri orang lain. Nggak heran kalo (walaupun) tetanggaan, orang-orang bule bahkan nggak tau siapa nama tetangganya. Seperti waktu saya maen ke rumah Tante Nanda (sebenernya orang Indonesia juga, tapi udah luamaaa banget di Belanda. Denger-denger sih masi cucunya R.A. Kartini loh), waktu saya tanya sering nggak beliau berinteraksi atau mengadakan semacem gathering dengan tetangganya, beliau jawab, "Oh nee, we have our own business."

Tapi bukan berarti mereka semua yang individualis itu sombong setengah mati, sampe-sampe pas mau ditanya malah pergi 'melengos' begitu saja. Pernah suatu waktu saya hampir kesasar saat mencari ruang kuliah. Para mahasiswa (yang nggak kenal) nggak sungkan-sungkan ngasi tau ke arah mana, dengan senyum lebar, atau kalo pas ketemu yang baik banget, mereka mau mengantar sampe ke depan pintu ruangan yang saya cari. Beberapa orang yang ketemu di jalan juga nggak sungkan-sungkan ngasi tau arah atau informasi saat saya bingung. Sesekali ngajak ngobrol, dan sebagainya.

Saya pengen cerita salah satu tetangga saya, namanya Martha. Sudah beberapa kali saya dan temen-temen di Lange Rozendaal kenal sama dia. Masi muda, cantik, energik, ramah....baik mah. Perkenalan kami bermula dari ide para warga sekitar untuk menjadikan jalan Oudegracht (di pinggiran kanal deket rumah) lebih cantik. Salah satunya adalah dengan memasang lukisan anak-anak Africa di setiap jendela kaca rumah warga yang di pinggir jalan. Berhubung jendela kamar kami juga dilewati, akhirnya jendela kamar kami juga ditempeli lukisan anak-anak Africa itu. Martha-lah yang menggagas ide itu, dan juga memasangnya. 

Bukan cuma itu, bukan. Masi ada lagi. Salah satu tetangga kami, bernama Joker, sebentar lagi akan berulang tahun. Orangnya udah tua, anak-anaknya udah berkeluarga sendiri. Dia tinggal sendiri. Para warga berencana mengadakan pesta untuk merayakan ulang tahunnya. Si Martha ngapain? Ehem, jadi dia berinisiatif untuk mengganti (sementara) lukisan anak-anak Africa yang digantung di jendela kamar kami dengan foto Joker yang akan berulang tahun itu. Nggak cuman di jendela kamar kami, tapi juga di jendela rumah-rumah para tetangga di samping kami. Ditempelin foto Joker mulai dari dia kecil hingga tua. Sebagai kado ulang tahunnya. Baik bukan? :D

Dua foto Joker muda yang ditempel di jendela kamar kami
Hmm. Sebagai tambahan, Martha itu bukan asli Belanda loh, dia ada keturunan Korea dari Ibunya. Jadi dia bisa berbahasa Korea! Anyeong!

2 comments:

  1. wauw, kyk di pilem2 dunk jeung, si Martha baek banget y mw nyenengin hati kakek2 tua (bnr kan Joker kakek2 dan bukan tante2??)
    btw minta ajarin martha dunk bahasa korea :D

    ReplyDelete
  2. yoi, Joker seorang Kakek.. kalo di bahasa Belanda, "j" dibaca "y" gitu jeung..

    okelah, nanti ane mau belajar bahasa Korea sama Martha-ssi.. siapa tau nanti diajak jalan-jalan ke Korea juga :D

    ReplyDelete