Kelas lima sekolah dasar. Saya hanya bisa melihat kebahagiaan teman-teman saya yang berjuang mengharumkan nama sekolah di lomba gerak jalan, dalam rangka memeriahkan ulang tahun kemerdekaan. Saya juga hanya bisa melihat dan berdecak kagum dalam hati, saat melihat piala kecil yang dibawa pulang ke sekolah. Kalau nggak salah, tim putri di SD saya menyabet juara harapan, lupa juara harapan satu atau tiga. Saat itu saya nggak berpartisipasi, mungkin karena tinggi saya yang emang nggak memadai (baca: mungil) atau karena waktu itu guru saya di sekolah dasar nggak tega membayangkan saya pingsan kalo diikutsertakan ke dalam lomba. Aaah, iri sekali.
Kelas enam sekolah dasar adalah pertama kalinya saya mengikuti gerak jalan. Menempati posisi paling belakang dan di tengah (tentu saja). Saya cukup bangga karena bisa ikut lomba. Setidaknya akan banyak warga yang melihat saya di dalam barisan ketika melintasi wilayah ramai penduduk. Yah, walaupun sedikit kecewa juga karena punggung saya harus ditempelin nomor regu. Uuh, nggak keren sekali. Kalau nggak salah, waktu itu tim putri sekolah saya tidak berhasil memperoleh juara maupun hadiah. Kalah.
Semangat mengikuti gerak jalan terpatri terus dalam jiwa saya hingga.....kelas 1 SMA. Namun selama itu, hanya pengalaman sewaktu menjadi komandan pasukan di kelas 3 SMP saja yang paling berkesan.
Kelas 1 SMP, lagi-lagi saya ditempatkan di barisan paling belakang dan di tengah. Kelas 2 SMP saya berada di barisan nomor dua dari belakang, terima kasih buat adik-adik kelas 1 SMP yang memiliki badan lebih mungil dari saya.
Mungkin karena saya cukup berprestasi di kegiatan ekstrakurikuler pramuka, kelas 3 SMP saya dipercaya menjadi komandan tim putri di lomba gerak jalan waktu itu. Saat itu adalah hari ulang tahun Indonesia yang ke-56. (kok inget banget Mbak?) yah pan udah dibilang, gerak jalan kelas 3 SMP yang paling berkesan.
Waktu itu, tim yang saya pimpin menyabet juara pertama di tingkat kecamatan. What a great achievement! :D
Empat buah tim dari sekolah saya yang dipersiapkan untuk mengikuti gerak jalan. Dua tim putri, dua tim putra. Baik tim putri maupun tim putra dibagi menjadi dua, yang satu adalah tim senior, satu lagi tim junior. Saya memimpin tim senior putri. Anggotanya mayoritas siswi kelas 3 SMP, serta beberapa siswi kelas 1 dan 2 SMP yang berbadan tinggi. Hmm, rada nggak pede juga karena di barisan paling depan saya sebaris sama 3 siswi yang tinggi-tinggi. Sebelah kiri saya adalah Rica Nanita. Tiga tahun menjadi 'saingan' saya memperebutkan juara pertama di kelas. Dulu saya sempet kurang 'sreg' sama Mbak Rica ini, tapi siapa sangka, mulai SMA hingga sekarang saya menjadi akreb sama Mbak Rica.
Mau tau kenapa tim saya menjadi juara? Selain kompak, tim saya memiliki beberapa variasi andalan. Boleh dicontek deh, siapa tau sepupu atau keponakan kalian sedang bersekolah dan tahun depan berminat mengikuti lomba gerak jalan. Hihihi.
Variasi andalan adalah variasi go-go! Tau Project-Pop? Tau juga dong sama lagunya Tu-Wa-Ga-Pat? Hmm. Berkat kerjasama tim yang solid sejak dua minggu sebelum lomba, lagunya Project-Pop ini dikemas menjadi variasi andalan tim. Saya cukup memberikan komando, "Variasi Go-Go, mulai!" Tapi harus inget, kata mulai diucapkan cepat (seperti mengucapkan satu suku kata), pas pada saat kaki kanan melangkah. Lalu barisan akan berjalan zig-zag 3 langkah sambil meneriakkan "Pi-yo-pi, pi-yo-pi, pi-yo-pi, go! go!" dengan suara khas Project-Pop. Kanan-tutup-kiri-tutup-kanan-brenti (sambil memutarkan telunjuk kanan di samping pelipis kanan). Berhenti sambil meneriakkan "Go! Go!" sambil mengepalkan tangan kanan ke atas. Nggak kebayang bangganya saya dan temen-temen di tim dengan variasi yang kami ciptakan ini. Sampai beberapa hari kemudian, lagu Project-Pop ini menjadi trending topic di kalangan para pelajar di kecamatan.
Variasi kedua diciptakan oleh Bapak pelatih tim gerak jalan di sekolah saya. Bapak Rinantoko (alm.). Tahun itu adalah ulang tahun Indonesia yang ke-56. Pak Rin menambahkan sebuah variasi, namanya variasi Lima-Enam. Saya cukup memberikan aba-aba, "Lima-Enam, mulai!" Lalu para anggota tim meneriakkan "Dirgahayu! Indonesia! Merdeka! Merdeka!" tanpa melakukan gerakan kaki yang signifikan. Variasi ini dipake supaya tim bisa terus berjalan maju jika ada tim lain di belakang yang sudah semakin mendekat, jadi nggak ketabrak karena variasi ini nggak memperlambat jalannya tim. Terima kasih sekali buat Pak Rin.
Menyandang nama baik sebagai komandan pasukan gerak jalan SMP dengan variasi yang bisa menjadi trending topic, di kelas 1 SMA saya dicalonkan lagi menjadi komandan pasukan. Awalnya saya males. Ogah banget. SMA gitu lho. Tapi akhirnya saya tetep maju. Ternyata mengomandani tim baru saya kali ini jauh lebih susah. Kurang kompak. Pokoknya banyak yang kurang. Alhasil, nggak menang.
Cukup banyak kesan mengikuti gerak jalan. Nggak semua siswa mau ikut serta di lomba ini lho. Keringat bercucuran dari ujung kepala sampai ujung kaki. Punggung dan ketiak basah kuyup. Ketiak dan selangkanan kaki lecet karena latihan udah dimulai sejak sekitar dua minggu sebelum lomba. Alas sepatu menipis. Dan tentunya sebagai komandan, suara jadi serak, kering, parau, bahkan sakit di detik-detik terakhir lomba. Tapi di kacamata saya, gerak jalan memiliki banyak sekali cerita yang menarik untuk diingat kembali.
Chukae, ente prnh sukses jd komandan gerak jalan, jeung!
ReplyDeletewktu SD-SMP jg ane prnh iktn (jd peserta). wktu SD prnh ikt trs jd juara 3, pas SMP wktu ane kls 2 dpt juara 3 trs kls 3 dpt juara 1, klo pas SMA sh bnr2 g kepilih. Itu bagianny There cs yg tinggi2, hihihi...
wah selamat juga ya jeung.. seneng banget ya rasanya waktu disebutkan kalo tim kita dapet juara.. semua orang pengen disenyumin seharian penuh.. hahahah..
ReplyDeletepengalaman ane waktu SMA di Xav 2 nggak terlalu banyak jeung.. soale waktu itu kita udah fokus persiapan UAN dan ujian masuk kuliah yah.. nanti ente bakal mendengar lebih banyak kelakuan ane waktu masih di SMA sebelumnya.. kekekekek..
Dari baca judulnya saja saya sudah membayangkan capeknya minta ampun, saya paling anti di suruh gerak jalan. jaman SD gak pengen ikut gerak jalan, sampai di paksa ikut tapi tetap kekeh aku nggak mau ikut. Akhirnya sebagai hukumannya aku di suruh bawa telur buat yang ikut gerak jalan sama minjami topi dan dasi saya.
ReplyDeletewahahaha.. beda banget ya.. saya dulu pengeeen banget ikut gerak jalan, eh ada juga yang anti gerak jalan rupanya.. :D
ReplyDelete