I tried the application on my facebook, the name (if I'm not mistaken) is psychology personality test.
It only has seven/eight questions, well, not questions I think. There are two options every number, and I should choose one out of two every number.
Somewhat like this:
black - white
coffee - softdrink
moon - star
sugar - spice
dog - cat
ninja - pirate
What? Six questions? Orait, I forget some I think.
From those six questions I chose respetively: white, coffee, star, sugar, cat, ninja.
And here is the result:
Dear, based on the test, You’re an ideal boyfriend/girlfriend. You don’t care if your partner doesn’t really love you as long as you love him/her. You give your all.
You’re intimidating! People have an impression that you’re elite—or if not, you simply look sophisticated. You gain praises but not companions.
Here is the analysis:
웃 : Mysterious, oftentimes, a loner.
웃 : You hide your emotions. Sometimes pretending to be always happy.
웃 : You search for love.
웃 : You have so many ideas in mind. You’re creative and aggressive!
웃 : You love actions, with the hero-like taste!
Okay, this application somewhat hits the nail right on its head. Let me analyze one by one.
Ideal girlfriend like what this result doesn't really belong to me. Yea, it has proved. I simply ignore person who betrays the relationship without execuse. Hoho. But giving all I have (totally love someone) is somewhat true I think.
Intimidating I don't really know. People's thought.
Mysterious, sometimes loner, somewhat true. Relating to result number three, searching for love. Well I agree. Sometimes I feel like nobody in this world who really cares about me.
The rests, okay, I realize those are true.
My question is: how can my simple answers become like that?
Okay, I love white, because black is dark you know. I love coffee because softdrink is somewhat gassy. I like star because it has its own light. I like sugar because it is sweet. I like cat because dog is forbidden in Islam. And I like ninja because Rain becomes the star in Ninja Assassin :p
Simple, rite?
Sunday, October 31, 2010
Saturday, October 23, 2010
Love, Love, and Love
Bicara tentang cinta emang nggak ada habisnya. Mungkin kalian pernah ngerasain cinta monyet sampe cinta kingkong. Seperti kata Paris Hilton, Love is Blind, oye?
Ingatkah Anda kapan pertama kali Anda jatuh cinta? Saya masih mengingat detail cerita masa muda yang enak untuk dikenang kembali. Mungkin sebagian kurang enak, namun marilah kita anggap sebagai bumbu pelengkap kehidupan sahaja.
Well, who cares how old I was, kelas tiga sekolah dasar saya sudah bisa membuat surat cinta! Kali ini saya sudah berusaha keras menggali, motif apa yang melatarbelakangi saya membuat surat cinta, lalu mengirimkannya! Well, namanya Billy, mirip nama personil Power Rangers yang dulu lagi beken di tivi-tivi. Saya mencoba mengingat kembali, yea, mungkin karena Billy di Power Rangers, ayayay.. Atau mungkin karena pada saat itu saya ingin membuktikan kepada seantero masyarakat, teman, sanak saudara, kalau saya sudah pinter menulis.
Betul, kali ini saya lupa apa detail isi suratnya. Yang saya ingat, surat itu bukan surat cinta seperti yang orang-orang dewasa tulis tentu saja. Berbeda juga dengan surat cinta remaja. Okay, yang saya ingat, setiap kali bertemu Billy, saya hanya berusaha sebisa mungkin supaya dia tidak mengingat-ingat kembali perihal surat-menyurat itu. Namun sayangnya suratku tak berbalas. Mungkin karena Billy waktu itu belum bisa membaca, atau mungkin malu untuk menulis karena tulisannya masih berantakan.
Kurang lebih kelas lima sekolah dasar, saat sedang asyik-asyiknya menonton televisi bersama keluarga, siang hari yang nggak ada tanda-tanda kucing mau jadi unta, tiba-tiba seseorang berteriak kenceng dari arah depan rumah. "Sep dapet salam dari Ari, I love you katanya." Dua kali orang tersebut bilang dapet salam dari Ari. Lalu terdengar suara ribut dan tawa, lalu menghilang. Oke, namanya Ari, tetangga saya.
Sebagai anak kecil yang masi inyis-inyis, saya merasa sedikit ge-er, namun juga nggak percaya. Nggak percayanya lantaran dari sekian banyak anak laki-laki, kenapa harus Ari? Maaf om ya, waktu SD dulu, dia berambut seperti landak, serta berkulit hitam-putih (kulitnya hitam dan berpanu). Haha. Belakangan waktu SMA saya baru sadar bahwa Ari dewasa jauh lebih keren. Mungkin karena frustrasi nggak dapet-dapet pacar, dia akhirnya bermetamorfosis. Rambut landaknya telah turun, panunya menghilang (obat panu udah banyak bo). Kasian dulu cintanya bertepuk sebelah tangan.
Cinta monyet saat SMP muncul saat lawatan ke sekolah lain, sekitar 20 KM dari sekolah saya dulu. Kunjungan sekolah itu hanya berlangsung satu hari full, lengkap dengan pertandingan persahabatan seperti badminton, sepak bola, voli, band performance, dan sepak takraw. Kita sebut saja SMS, sang pemimpin upacara penyambutan pada waktu itu. Keren euy. Berhubung satu-satunya lomba indoor hanya badminton, saya memilih untuk tidak berpanas-panas ria di dalam aula yang dijadikan lapangan badminton tersebut. Eh, SMS juga ada disana. Membawa kamera kesana-sini, macem paparazi aja bah. Haha.
Gila, dari sekian banyak kesempatan untuk mengajak berkenalan, yang saya mampu lakukan adalah menyodorkan buku alamat, lalu memintanya menuliskan biodatanya di buku tersebut. Nama, tanggal lahir, zodiac (jaman dulu zodiac mesti ikutan), alamat, nomer telepon, motto. Yap, dia tulis lengkap. Sampe akhirnya saya dan rombongan sekolah pulang, saya bahkan tidak sempat memperkenalkan diri, so silly. Hal terakhir yang saya tangkep, dia tersenyum lebar sambil menjepretkan kameranya ke arah saya sesaat sebelum memasuki mobil. Pulangnya saya senyum-senyum sepanjang jalan.
Hanya sekali itu pertemuan saya dengan SMS. Beberapa hari kemudian saya beranikan diri untuk menelpon telpon rumahnya. Hari pertama nelpon, saya disambut dengan percakapan singkat yang menyenangkan. It's intoxicated, you know. Haha. Saya jadi rajin menelpon dia setiap saat. Sehari bisa tiga sampai lima kali. Sampe bosen dia. Haha. Setelah itu jawaban-jawabannya nggakasikbangetdotcom. Beberapa minggu kemudian saya lupa.
Cinta yang sedikit lebih dalam saya temui di kelas dua SMA. Dia Ade, yang lengkap dengan semua yang saya sukai pada waktu itu. Dari sekolah yang berbeda, clever enough, dan berbeda dengan sebagian besar laki-laki yang pernah saya temui.
(suasana berubah melow)
Siapa sangka dulu saya akan sangat dekat mengenalnya, dua tahun yang singkat bersamanya.
Bermula dari kegiatan pramuka, saat yang tidak disangka itu saya bertemu dengannya. Dia yang terlihat begitu dewasa, begitu diam, dengan sepeda kerennya (sementara siswa lainnya menggunakan kendaraan bermesin). Dia begitu berbeda, menarik perhatian saya. Lalu siapa sangka setelah pertemuan pertama di kegiatan pramuka tersebut saya akan bertemu lagi dengannya.
Seorang teman sekelas saya (cukup saya kenal) ternyata juga mengenalnya. She arranged the time for me to meet him. Siapa sangka, hari itu dia mengatakan cinta.
Ya, dia hanya begitu berbeda. Dia yang sabar, terkadang diam, namun begitu menyenangkan dengan cerita-cerita serunya, tidak seperti kebanyakan orang lainnya. Mengingatkan saya untuk selalu beribadah lima waktu, membaca basmallah sebelum memulai sesuatu, dan mengucapkan kalimat baik, "Laa ilaha Illallah" setiap kali saya merasa takut. Mengingatkan saya untuk selalu berbakti kepada orang tua. Mengingatkan saya untuk selalu belajar.
Well, it doesn't end that good.
I have a poem, representing him, which is too sad to remember.
Mengingatkan aku pada Maha Karya terapik sepanjang malam
Terpoles make up dan pakaian elok membungkus tubuhnya.
Mengingatkan aku pada perasaan nyaman menyandingnya
Perasaan bahagia bersamanya.
Mengingatkan aku pada kewibawaannya.
Mengingatkan aku pada kebohongannya.
Ya, dia bohong. Dia berjanji, namun tidak menepati. Tahun terakhir SMA, saya harus melanjutkan sekolah jauh darinya. Menceritakannya hanyalah menoreh kembali luka hati yang telah lama tersimpan rapi. Ini hanya terlalu sedih. Maaf. Setelah tahun kedua kuliah, saya tidak lagi bertemu dengannya. Sometimes this missing just too hurts.
My Lord, You Know everything. Please Show me, if something or someone is good enough for me.
Ingatkah Anda kapan pertama kali Anda jatuh cinta? Saya masih mengingat detail cerita masa muda yang enak untuk dikenang kembali. Mungkin sebagian kurang enak, namun marilah kita anggap sebagai bumbu pelengkap kehidupan sahaja.
Well, who cares how old I was, kelas tiga sekolah dasar saya sudah bisa membuat surat cinta! Kali ini saya sudah berusaha keras menggali, motif apa yang melatarbelakangi saya membuat surat cinta, lalu mengirimkannya! Well, namanya Billy, mirip nama personil Power Rangers yang dulu lagi beken di tivi-tivi. Saya mencoba mengingat kembali, yea, mungkin karena Billy di Power Rangers, ayayay.. Atau mungkin karena pada saat itu saya ingin membuktikan kepada seantero masyarakat, teman, sanak saudara, kalau saya sudah pinter menulis.
Betul, kali ini saya lupa apa detail isi suratnya. Yang saya ingat, surat itu bukan surat cinta seperti yang orang-orang dewasa tulis tentu saja. Berbeda juga dengan surat cinta remaja. Okay, yang saya ingat, setiap kali bertemu Billy, saya hanya berusaha sebisa mungkin supaya dia tidak mengingat-ingat kembali perihal surat-menyurat itu. Namun sayangnya suratku tak berbalas. Mungkin karena Billy waktu itu belum bisa membaca, atau mungkin malu untuk menulis karena tulisannya masih berantakan.
Kurang lebih kelas lima sekolah dasar, saat sedang asyik-asyiknya menonton televisi bersama keluarga, siang hari yang nggak ada tanda-tanda kucing mau jadi unta, tiba-tiba seseorang berteriak kenceng dari arah depan rumah. "Sep dapet salam dari Ari, I love you katanya." Dua kali orang tersebut bilang dapet salam dari Ari. Lalu terdengar suara ribut dan tawa, lalu menghilang. Oke, namanya Ari, tetangga saya.
Sebagai anak kecil yang masi inyis-inyis, saya merasa sedikit ge-er, namun juga nggak percaya. Nggak percayanya lantaran dari sekian banyak anak laki-laki, kenapa harus Ari? Maaf om ya, waktu SD dulu, dia berambut seperti landak, serta berkulit hitam-putih (kulitnya hitam dan berpanu). Haha. Belakangan waktu SMA saya baru sadar bahwa Ari dewasa jauh lebih keren. Mungkin karena frustrasi nggak dapet-dapet pacar, dia akhirnya bermetamorfosis. Rambut landaknya telah turun, panunya menghilang (obat panu udah banyak bo). Kasian dulu cintanya bertepuk sebelah tangan.
Cinta monyet saat SMP muncul saat lawatan ke sekolah lain, sekitar 20 KM dari sekolah saya dulu. Kunjungan sekolah itu hanya berlangsung satu hari full, lengkap dengan pertandingan persahabatan seperti badminton, sepak bola, voli, band performance, dan sepak takraw. Kita sebut saja SMS, sang pemimpin upacara penyambutan pada waktu itu. Keren euy. Berhubung satu-satunya lomba indoor hanya badminton, saya memilih untuk tidak berpanas-panas ria di dalam aula yang dijadikan lapangan badminton tersebut. Eh, SMS juga ada disana. Membawa kamera kesana-sini, macem paparazi aja bah. Haha.
Gila, dari sekian banyak kesempatan untuk mengajak berkenalan, yang saya mampu lakukan adalah menyodorkan buku alamat, lalu memintanya menuliskan biodatanya di buku tersebut. Nama, tanggal lahir, zodiac (jaman dulu zodiac mesti ikutan), alamat, nomer telepon, motto. Yap, dia tulis lengkap. Sampe akhirnya saya dan rombongan sekolah pulang, saya bahkan tidak sempat memperkenalkan diri, so silly. Hal terakhir yang saya tangkep, dia tersenyum lebar sambil menjepretkan kameranya ke arah saya sesaat sebelum memasuki mobil. Pulangnya saya senyum-senyum sepanjang jalan.
Hanya sekali itu pertemuan saya dengan SMS. Beberapa hari kemudian saya beranikan diri untuk menelpon telpon rumahnya. Hari pertama nelpon, saya disambut dengan percakapan singkat yang menyenangkan. It's intoxicated, you know. Haha. Saya jadi rajin menelpon dia setiap saat. Sehari bisa tiga sampai lima kali. Sampe bosen dia. Haha. Setelah itu jawaban-jawabannya nggakasikbangetdotcom. Beberapa minggu kemudian saya lupa.
Cinta yang sedikit lebih dalam saya temui di kelas dua SMA. Dia Ade, yang lengkap dengan semua yang saya sukai pada waktu itu. Dari sekolah yang berbeda, clever enough, dan berbeda dengan sebagian besar laki-laki yang pernah saya temui.
(suasana berubah melow)
Siapa sangka dulu saya akan sangat dekat mengenalnya, dua tahun yang singkat bersamanya.
Bermula dari kegiatan pramuka, saat yang tidak disangka itu saya bertemu dengannya. Dia yang terlihat begitu dewasa, begitu diam, dengan sepeda kerennya (sementara siswa lainnya menggunakan kendaraan bermesin). Dia begitu berbeda, menarik perhatian saya. Lalu siapa sangka setelah pertemuan pertama di kegiatan pramuka tersebut saya akan bertemu lagi dengannya.
Seorang teman sekelas saya (cukup saya kenal) ternyata juga mengenalnya. She arranged the time for me to meet him. Siapa sangka, hari itu dia mengatakan cinta.
Ya, dia hanya begitu berbeda. Dia yang sabar, terkadang diam, namun begitu menyenangkan dengan cerita-cerita serunya, tidak seperti kebanyakan orang lainnya. Mengingatkan saya untuk selalu beribadah lima waktu, membaca basmallah sebelum memulai sesuatu, dan mengucapkan kalimat baik, "Laa ilaha Illallah" setiap kali saya merasa takut. Mengingatkan saya untuk selalu berbakti kepada orang tua. Mengingatkan saya untuk selalu belajar.
Well, it doesn't end that good.
I have a poem, representing him, which is too sad to remember.
Malam Bulan Purnama
Mengingatkan aku akan kebulatan tekad
Semacam obsesi tuk tepati janji dengan penuh
Bulat, penuh, tanpa cacat.
Mengingatkan aku dalam suasana yang diliputi rasa gelap
Yang kemudian menjadi terang karena cahayanya.
Semacam obsesi tuk tepati janji dengan penuh
Bulat, penuh, tanpa cacat.
Mengingatkan aku dalam suasana yang diliputi rasa gelap
Yang kemudian menjadi terang karena cahayanya.
Mengingatkan aku pada Maha Karya terapik sepanjang malam
Terpoles make up dan pakaian elok membungkus tubuhnya.
Mengingatkan aku pada perasaan nyaman menyandingnya
Perasaan bahagia bersamanya.
Mengingatkan aku pada kewibawaannya.
Mengingatkan aku pada kebohongannya.
Ya, dia bohong. Dia berjanji, namun tidak menepati. Tahun terakhir SMA, saya harus melanjutkan sekolah jauh darinya. Menceritakannya hanyalah menoreh kembali luka hati yang telah lama tersimpan rapi. Ini hanya terlalu sedih. Maaf. Setelah tahun kedua kuliah, saya tidak lagi bertemu dengannya. Sometimes this missing just too hurts.
My Lord, You Know everything. Please Show me, if something or someone is good enough for me.
Tuesday, October 19, 2010
Memanfaatkan dan Dimanfaatkan
Di biology telah disebutkan perihal hubungan antar makhluk hidup, simbiosis namanya. Ada tiga jenis, yakni simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan, parasitisme atau saling merugikan, dan komensalisme atau salah satu diuntungkan sementara yang lain tidak dirugikan.
Saya rasa hubungan tersebut dimiliki juga oleh manusia. Memanfaatkan dan dimanfaatkan.
Membuat saya jengah.
Saya rasa hubungan tersebut dimiliki juga oleh manusia. Memanfaatkan dan dimanfaatkan.
Membuat saya jengah.
Monday, October 18, 2010
The Third TOEFL
Satu lagi yang meraih 580.
Sayang beribu sayang, seorang tersebut bukan dari salah satu teman sekelas saya. Ya, dia mahasiswa dari Surabaya. Dengan segenap pengharapan, saya berdoa semoga beberapa teman saya masih bisa diperkenankan untuk berangkat, amin.
Tes TOEFL ketiga ini akan diikuti 8 mahasiswa, kemungkinan sebelum tanggal 26 Oktober ini. Lima orang yang sudah mencapai 580 dan dua orang yang sudah buru-buru di-judge tidak lulus tidak mengikuti tes lagi. Beda dengan dua tes sebelumnya, kali ini peserta tes harus membiayai biaya akomodasi pengawas tes. Alhasil, biaya semakin membengkak.
Semoga hasil tes ini akan lebih baik. You Know what the best for us is, God.
Sayang beribu sayang, seorang tersebut bukan dari salah satu teman sekelas saya. Ya, dia mahasiswa dari Surabaya. Dengan segenap pengharapan, saya berdoa semoga beberapa teman saya masih bisa diperkenankan untuk berangkat, amin.
Tes TOEFL ketiga ini akan diikuti 8 mahasiswa, kemungkinan sebelum tanggal 26 Oktober ini. Lima orang yang sudah mencapai 580 dan dua orang yang sudah buru-buru di-judge tidak lulus tidak mengikuti tes lagi. Beda dengan dua tes sebelumnya, kali ini peserta tes harus membiayai biaya akomodasi pengawas tes. Alhasil, biaya semakin membengkak.
Semoga hasil tes ini akan lebih baik. You Know what the best for us is, God.
Friday, October 15, 2010
Camel's Birthday
Yeay, happy 22nd birthday for Camel (not the real name).
Hari ini ada lomba di kampus, lomba matematika buat anak-anak sekolah. Ketemu juga dengan ibunya temenku SMA in my hometown. Trus besok akan ada seminar pendidikan yang semoga bakal ada ilmu baru yang seru.
Ehm, hari ini juga bertepatan dengan ulang tahun salah satu temen paling muda di kelas saya. Dua puluh hari lebih muda daripada saya. Ada apa di hari ultahnya?
We arranged a plan to buy cakes less than a hundred thousand rupiahs so that all friends in the dorm would eat together. Finally I, as the coordinator of the food, bought some small slices of cakes, some of them have plentiful butter cream. Therefore, we made it as a weapon to attack each other.
Here are the results of the butter cream battle.
Umur udah dua-dua tapi masih seperti dua-belas. I wanna be young forever, but as the time runs, I wanna be better when I'm older.
I wish you the best, Camel.
Hari ini ada lomba di kampus, lomba matematika buat anak-anak sekolah. Ketemu juga dengan ibunya temenku SMA in my hometown. Trus besok akan ada seminar pendidikan yang semoga bakal ada ilmu baru yang seru.
Ehm, hari ini juga bertepatan dengan ulang tahun salah satu temen paling muda di kelas saya. Dua puluh hari lebih muda daripada saya. Ada apa di hari ultahnya?
We arranged a plan to buy cakes less than a hundred thousand rupiahs so that all friends in the dorm would eat together. Finally I, as the coordinator of the food, bought some small slices of cakes, some of them have plentiful butter cream. Therefore, we made it as a weapon to attack each other.
Here are the results of the butter cream battle.
#1 Gosh, mukaku jadi coreng moreng begini
#2 Semuanya juga ikut coreng moreng
Umur udah dua-dua tapi masih seperti dua-belas. I wanna be young forever, but as the time runs, I wanna be better when I'm older.
I wish you the best, Camel.
Letter from Yap!
(Yap should be written using J is the first letter and double A in the middle)
Kamis kemarin sepulang ngobservasi sekolah, kami dikumpulkan untuk diberitahu apa isi email dari the most wanted research university of us. Satu hal yang pasti: mereka kekeh pada syarat awal, bahwa skor TOEFL kami haruslah 580.
Namun ada kabar yang sedikit melegakan, they said that they would accept us eventhough there would only be six students eligible enough for this program.
However, we still have our third chance to take ITP TOEFL, hoping that there will be more than five people getting the opportunity to go.
The result of the third test should due at the end of this month. It means we have to take the test, at least at the third week, which is next week!
Good luck for other friends who'll have the most determining test.
Kamis kemarin sepulang ngobservasi sekolah, kami dikumpulkan untuk diberitahu apa isi email dari the most wanted research university of us. Satu hal yang pasti: mereka kekeh pada syarat awal, bahwa skor TOEFL kami haruslah 580.
Namun ada kabar yang sedikit melegakan, they said that they would accept us eventhough there would only be six students eligible enough for this program.
However, we still have our third chance to take ITP TOEFL, hoping that there will be more than five people getting the opportunity to go.
The result of the third test should due at the end of this month. It means we have to take the test, at least at the third week, which is next week!
Good luck for other friends who'll have the most determining test.
Monday, October 11, 2010
Unsent Letter
I don’t really expect you are the best person of the world, because I’m just me.
I need you who love me. I need you who can teach me. I need you who have abundance patience in waiting me. I need you to respect me.
See, I’m just an ordinary person. If you expect someone who can precisely manage your money, I’ll say I can’t do that good. I’m not an accounting, economist, money counselor, or someone who is really expert in doing that. However, I’m not a kind of person who is reckless about future. I know I need to learn a little about this, I need you to teach me.
If you hope someone who can cook such delicious food, I’ll say I can’t. I only can make some, but I know some basic principles of cooking. Don’t worry. I’m such a person who can learn something new quickly. I just need you to be patience a bit more.
Nevertheless, you might not know something. That’s why I need you to take a little look at me, respect me, and you’ll know I know well how to make you laugh. I know well how to motivate you. I know well how to be a good friend to discuss your problem. I know well how to release your pain. I know well how to love you.
I want you to love me just the way I am.
Daily Story Today - 2
Hmpfh. Seharusnya hari ini kuis AA. Saya dan teman-teman se-mess sudah belajar bersama sehari sebelumnya. Namun entah lupa, entah bagaimana, dosen AA kembali menggilir kelompok di dalam kelas untuk mempresentasikan tugas yang minggu lalu belum selesai dipresentasikan seluruh kelompok. Termasuk kelompok saya.
Diskusi tiap-tiap kelompok berlangsung seperti biasa. Ada sesi diskusi. Dua kelompok terakhir membahas materi yang berbau permutasi. Namun sepertinya anggota kelompok terseut belum mempersiapkan secara optimal. Tibalah sebuah pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa yang bersuara paling keras di kelas. Kasar memang. Dan ternyata kekasaran dalam kalimat-kalimat yang diutarakannya itu menyinggung perasaan salah satu mahasiswa anggota kelompok yang presentasi.
Hem. Mari bercermin pada diri sendiri. Mungkin salah seorang teman yang bertanya tidak sadar telah berkata 'kasar'. Tidak sadar. Pernahkah saya secara tidak sadar melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hati banyak orang?
Ya. Hati-hatilah dalam berbicara. Hati-hatilah dalam bertindak. Hati-hatilah dalam segala urusan.
---
Cerita lain.
Sepulang kuliah AA, beberapa dari kami berkumpul lagi di shared room di mess. Entah bagaimana, pembicaraan kami bisa berlari menuju 'bagaimana memilih calon istri/suami yang baik'.
Beberapa diantaranya yang dibicarakan adalah kemampuan memanage keuangan dan kemampuan memasak. Ough. Memalukan, ketika bercermin ke diri sendiri. Malu ketika menyadari betapa hematnya teman-teman di mess dalam mengelola keuangan terkait dengan memanage pola makan. Lagi, ketika saya mengetahui bahwa beberapa di antaranya telah berusaha mandiri, seperti tidak mengandalkan kiriman orang tua untuk keperluan sehari-hari. Sedangkan saya?
Pertanyaan baru sekarang: bagaimana cara meningkatkan kualitas diri? Kembali mengingat bahwa kualitas perempuan berbanding lurus dengan kualitas laki-laki yang kelak akan bersanding menjadi pendampingnya. Ayo perbaiki kualitas diri! :D
Diskusi tiap-tiap kelompok berlangsung seperti biasa. Ada sesi diskusi. Dua kelompok terakhir membahas materi yang berbau permutasi. Namun sepertinya anggota kelompok terseut belum mempersiapkan secara optimal. Tibalah sebuah pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa yang bersuara paling keras di kelas. Kasar memang. Dan ternyata kekasaran dalam kalimat-kalimat yang diutarakannya itu menyinggung perasaan salah satu mahasiswa anggota kelompok yang presentasi.
Hem. Mari bercermin pada diri sendiri. Mungkin salah seorang teman yang bertanya tidak sadar telah berkata 'kasar'. Tidak sadar. Pernahkah saya secara tidak sadar melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hati banyak orang?
Ya. Hati-hatilah dalam berbicara. Hati-hatilah dalam bertindak. Hati-hatilah dalam segala urusan.
---
Cerita lain.
Sepulang kuliah AA, beberapa dari kami berkumpul lagi di shared room di mess. Entah bagaimana, pembicaraan kami bisa berlari menuju 'bagaimana memilih calon istri/suami yang baik'.
Beberapa diantaranya yang dibicarakan adalah kemampuan memanage keuangan dan kemampuan memasak. Ough. Memalukan, ketika bercermin ke diri sendiri. Malu ketika menyadari betapa hematnya teman-teman di mess dalam mengelola keuangan terkait dengan memanage pola makan. Lagi, ketika saya mengetahui bahwa beberapa di antaranya telah berusaha mandiri, seperti tidak mengandalkan kiriman orang tua untuk keperluan sehari-hari. Sedangkan saya?
Pertanyaan baru sekarang: bagaimana cara meningkatkan kualitas diri? Kembali mengingat bahwa kualitas perempuan berbanding lurus dengan kualitas laki-laki yang kelak akan bersanding menjadi pendampingnya. Ayo perbaiki kualitas diri! :D
Sunday, October 10, 2010
Are You Moslem, Guys?
Well, seberapa muslimkah Anda, fellas?
Mari kita sejenak bahas tentang ini, namun tentu saja dalam sudut pandang Muslim yang bisa dibilang awam untuk berbicara tentang Islam secara integratif.
Saya muslim. Sejak saya tahu apa itu agama, yang saya tahu hanyalah ada Islam, karena kedua orang tua saya Islam, dan saya tidak pernah diberi kesempatan untuk memilih apa agama saya sejak dulu. Saya terlahir dalam keluarga Islam, saya beragama Islam, dan Insya Allah akan terus Islam. Amin.
Sudah sejak kecil "inyis-inyis" saya tahu saya Islam. Ingat dulu, bahkan sebelum masuk sekolah dasar, saya sudah belajar mengaji di TPA yang, untuk saya yang dulu masih kecil, bisa dibilang jauh. Namun mengapa pengetahuan tentang Islam yang saya miliki terasa tidak berbekas? Tidak ada.
Kaget. Lihat postingan saya sebelumnya? Hampir jam delapan pagi pun saya belum beranjak dari kamar. Sekarang hampir sembilan, sementara perut saya menagih jatah sarapan pagi. Saya membuka kunci pintu kamar, lalu beringsut menuju water dispenser di shared room. Beberapa detik saat gelas saya tengah diisi plain water, saya melihat salah seorang teman tengah sholat di shared room tersebut. Allah, ini waktu Dhuha. Betul?
Coba ingat, kapan terkahir kali Anda sholat Dhuha? Kapan saya sholat Dhuha? Berapa rokaat sholat Dhuha? Apa kegunaan sholat Dhuha? Kapan waktu Dhuha? Jawabannya: saya tidak tahu.
Well, tadi malam saya mendengar teman saya di mess berniat puasa hari ini. Tanggal berapakah ini? Satu Dzulhijah bukan? Ada apa di satu Dzulhijah? Jawabannya lagi-lagi: saya tidak tahu.
Banyak sekali pengetahuan agama yang saya tidak tahu. Mau saya beritahu apa anak-anak saya nanti, Ya Rabb? Sungguh, saya ingin tahu. Bukan hanya ingin tahu. Saya ingin sekali tergerak untuk melakukannya.
Mengapa orang tua saya tidak memberi tahu? Mengapa mereka memilih mengirimkan saya ke TPA, bukan mengajari saya sendiri dengan pengetahuan yang mereka miliki? Tapi, mengapa selama ini saya tidak bertanya?
Hanya sebatas kewajiban. Ya, saya sebagai Muslim wajib menjalankan sholat lima waktu, wajib berpuasa di bulan Romadhon, berzakat kepada sang fakir, apa lagi? Hanya itukah yang saya ketahui? Hanya sebatas wajib.
Saya malu. Sungguh sangat malu. Bagaimana mungkin saya mengharap seseorang yang baik sementara saya sendiri tidak cukup baik?
How 'bout you? Are you moslem?
Mari kita sejenak bahas tentang ini, namun tentu saja dalam sudut pandang Muslim yang bisa dibilang awam untuk berbicara tentang Islam secara integratif.
Saya muslim. Sejak saya tahu apa itu agama, yang saya tahu hanyalah ada Islam, karena kedua orang tua saya Islam, dan saya tidak pernah diberi kesempatan untuk memilih apa agama saya sejak dulu. Saya terlahir dalam keluarga Islam, saya beragama Islam, dan Insya Allah akan terus Islam. Amin.
Sudah sejak kecil "inyis-inyis" saya tahu saya Islam. Ingat dulu, bahkan sebelum masuk sekolah dasar, saya sudah belajar mengaji di TPA yang, untuk saya yang dulu masih kecil, bisa dibilang jauh. Namun mengapa pengetahuan tentang Islam yang saya miliki terasa tidak berbekas? Tidak ada.
Kaget. Lihat postingan saya sebelumnya? Hampir jam delapan pagi pun saya belum beranjak dari kamar. Sekarang hampir sembilan, sementara perut saya menagih jatah sarapan pagi. Saya membuka kunci pintu kamar, lalu beringsut menuju water dispenser di shared room. Beberapa detik saat gelas saya tengah diisi plain water, saya melihat salah seorang teman tengah sholat di shared room tersebut. Allah, ini waktu Dhuha. Betul?
Coba ingat, kapan terkahir kali Anda sholat Dhuha? Kapan saya sholat Dhuha? Berapa rokaat sholat Dhuha? Apa kegunaan sholat Dhuha? Kapan waktu Dhuha? Jawabannya: saya tidak tahu.
Well, tadi malam saya mendengar teman saya di mess berniat puasa hari ini. Tanggal berapakah ini? Satu Dzulhijah bukan? Ada apa di satu Dzulhijah? Jawabannya lagi-lagi: saya tidak tahu.
Banyak sekali pengetahuan agama yang saya tidak tahu. Mau saya beritahu apa anak-anak saya nanti, Ya Rabb? Sungguh, saya ingin tahu. Bukan hanya ingin tahu. Saya ingin sekali tergerak untuk melakukannya.
Mengapa orang tua saya tidak memberi tahu? Mengapa mereka memilih mengirimkan saya ke TPA, bukan mengajari saya sendiri dengan pengetahuan yang mereka miliki? Tapi, mengapa selama ini saya tidak bertanya?
Hanya sebatas kewajiban. Ya, saya sebagai Muslim wajib menjalankan sholat lima waktu, wajib berpuasa di bulan Romadhon, berzakat kepada sang fakir, apa lagi? Hanya itukah yang saya ketahui? Hanya sebatas wajib.
Saya malu. Sungguh sangat malu. Bagaimana mungkin saya mengharap seseorang yang baik sementara saya sendiri tidak cukup baik?
How 'bout you? Are you moslem?
Sunday Sunny Day
Weather forecast today shows that my town will be clear, or showers in some parts (I wish not). Pretty good day to release my dizzy.
What am I going to do? Yeah, now the time shows fifty minutes past seven mornin. I'm still in the dorm. I hear some friends are cooking or talking in the kitchen or shared room, laughing, but I'm still sitting doing nothing on my bed. Em, at least my fingers have been dancing in this keyboard. A little exercise in the morning, right? :p
I have arranged a plan to have a little swimming this afternoon. Hoping it will be still clear, so sunny that I can have a move a little bit more.
Any other plan? Um, I've just remembered, tomorrow I'll have a quiz in AA. Ough. And my AA's book is left in my house. It means I need to pick it up. No no no. It means I will meet my brader. I wish he'll not be home.
Am I still mad with him? Let me have a second thought.
I'm adult enough, and I think it's so childish to keep something wrong to be wrong. I should make it clear. Like today's weather. So, what am I going to do?
Just go home. I think.
What am I going to do? Yeah, now the time shows fifty minutes past seven mornin. I'm still in the dorm. I hear some friends are cooking or talking in the kitchen or shared room, laughing, but I'm still sitting doing nothing on my bed. Em, at least my fingers have been dancing in this keyboard. A little exercise in the morning, right? :p
I have arranged a plan to have a little swimming this afternoon. Hoping it will be still clear, so sunny that I can have a move a little bit more.
Any other plan? Um, I've just remembered, tomorrow I'll have a quiz in AA. Ough. And my AA's book is left in my house. It means I need to pick it up. No no no. It means I will meet my brader. I wish he'll not be home.
Am I still mad with him? Let me have a second thought.
I'm adult enough, and I think it's so childish to keep something wrong to be wrong. I should make it clear. Like today's weather. So, what am I going to do?
Just go home. I think.
Friday, October 8, 2010
Daily Story Today
Ah, it's just like any other days. Biasabiasasajadotcom.
Pagi ini saya terbangun dari tidur di mess. Sengaja saya mengungsi di tempat yang menurut saya lebih nyaman untuk saat ini. Ada apa di rumah? Gosh. I dont wanna meet my brader for a while. Susah, dan juga saya sudah terlampau lelah.
Jumat seperti biasa saya menghadiri kuliah dengan Pak Professor. I like the subject, but I dont know why today doesn't seem interesting to me. Mungkin karena malam tadi diiringi tragedi mata sembab yang menyebalkan. Professor memberikan dua buah artikel yang semestinya sangat menarik. Saat itu juga kami ditungguin untuk membaca habis dan menuliskan kembali ide apa yang terdapat dalam kedua artikel tersebut.
Lalu kami diminta bercerita mengenai isi artikel. Dan saya diam saja.
In focus yang sudah out-of-date kembali ngadat. Nggak berfungsi dengan baik. Padahal beberapa hari sebelumnya Pak Professor juga pernah mengingatkan mahasiswa untuk membuat laporan mengenai properti yang bermasalah di kelas, untuk dilaporkan ke bagian perlengkapan kampus. Namun tidak ada yang bergerak. Dan saya sebagai mahasiswa "lama" di kampus ini merasa sangat bersalah ketika Pak Professor menasihati. Lagi, saya diam saja.
Apa-apaan saya barusan? Seharusnya saya aktif di kelas. Seharusnya saya dapat mengharumkan nama baik almamater.
Jangan begitu lagi ya...
Ketua angkatan diingatkan kembai untuk mengecek properti di kelas. Dari yang kecil-kecil termasuk absensi kehadiran dosen dan mahasiswa, boardmarker, eraser, dan sebagainya. Ingat ini ya, ini bukan hanya tugas ketua angkatan saja. Jangan malas ya...
Sore ini ada kuliah umum pendidikan dengan salah satu Professor dari Ostrali. Ayo semangat!
Pagi ini saya terbangun dari tidur di mess. Sengaja saya mengungsi di tempat yang menurut saya lebih nyaman untuk saat ini. Ada apa di rumah? Gosh. I dont wanna meet my brader for a while. Susah, dan juga saya sudah terlampau lelah.
Jumat seperti biasa saya menghadiri kuliah dengan Pak Professor. I like the subject, but I dont know why today doesn't seem interesting to me. Mungkin karena malam tadi diiringi tragedi mata sembab yang menyebalkan. Professor memberikan dua buah artikel yang semestinya sangat menarik. Saat itu juga kami ditungguin untuk membaca habis dan menuliskan kembali ide apa yang terdapat dalam kedua artikel tersebut.
Lalu kami diminta bercerita mengenai isi artikel. Dan saya diam saja.
In focus yang sudah out-of-date kembali ngadat. Nggak berfungsi dengan baik. Padahal beberapa hari sebelumnya Pak Professor juga pernah mengingatkan mahasiswa untuk membuat laporan mengenai properti yang bermasalah di kelas, untuk dilaporkan ke bagian perlengkapan kampus. Namun tidak ada yang bergerak. Dan saya sebagai mahasiswa "lama" di kampus ini merasa sangat bersalah ketika Pak Professor menasihati. Lagi, saya diam saja.
Apa-apaan saya barusan? Seharusnya saya aktif di kelas. Seharusnya saya dapat mengharumkan nama baik almamater.
Jangan begitu lagi ya...
Ketua angkatan diingatkan kembai untuk mengecek properti di kelas. Dari yang kecil-kecil termasuk absensi kehadiran dosen dan mahasiswa, boardmarker, eraser, dan sebagainya. Ingat ini ya, ini bukan hanya tugas ketua angkatan saja. Jangan malas ya...
Sore ini ada kuliah umum pendidikan dengan salah satu Professor dari Ostrali. Ayo semangat!
Monday, October 4, 2010
Be Happy!
Happy birthday for whoever who has birthday today.
Be happy for whatever you do in your life. InsyaAllah, He will give you more than what you want. Hmm, manusia seringkali merasa tidak puas, atas segala sesuatu yang telah dengan susah payah mereka dapatkan, atau, serta merta mereka menolak apa yang dengan gratis bisa mereka dapatkan.
What's wrong with human?
That's obvious, if you have already tried to do the best,very very best that you can, but finally you loose, don't have the chance to get what you really want, you'll be extremely sad. That's human being.
Although it'll be hard, I suggest you who feel this kind of feeling, not to desperate. Be happy. Try to look at another side, the positive reason why you couldn't get what you wanted. Or, you can rebuild your spirit, believe the second chance.
There are some quoted words that can motivate you. Like what people say, "There are three ways God replies human's pray. First, He answers directly what people pray, exactly the same as what they want. Second, He replies a while, but He gives the better one. And the last, He says no, but finally He changes with the best one."
You may think that something is not good for you, but you don't know that what you think is not good is the opposite according to Him. In this case, we have to do the best, and let Allah do the rest.
For you who are so discontented from what you've faced, stand up soon! Like Darrel Royal said, there is no player in this world who has never lost before. However, the best players will give everything they've got to stand up again, ordinary players will take a while to get back on their feet, while loosers will flat on the field. So, who you are?
Be happy for whatever you do in your life. InsyaAllah, He will give you more than what you want. Hmm, manusia seringkali merasa tidak puas, atas segala sesuatu yang telah dengan susah payah mereka dapatkan, atau, serta merta mereka menolak apa yang dengan gratis bisa mereka dapatkan.
What's wrong with human?
That's obvious, if you have already tried to do the best,very very best that you can, but finally you loose, don't have the chance to get what you really want, you'll be extremely sad. That's human being.
Although it'll be hard, I suggest you who feel this kind of feeling, not to desperate. Be happy. Try to look at another side, the positive reason why you couldn't get what you wanted. Or, you can rebuild your spirit, believe the second chance.
There are some quoted words that can motivate you. Like what people say, "There are three ways God replies human's pray. First, He answers directly what people pray, exactly the same as what they want. Second, He replies a while, but He gives the better one. And the last, He says no, but finally He changes with the best one."
You may think that something is not good for you, but you don't know that what you think is not good is the opposite according to Him. In this case, we have to do the best, and let Allah do the rest.
For you who are so discontented from what you've faced, stand up soon! Like Darrel Royal said, there is no player in this world who has never lost before. However, the best players will give everything they've got to stand up again, ordinary players will take a while to get back on their feet, while loosers will flat on the field. So, who you are?
Friday, October 1, 2010
New Month, New Spirit
Finally I see the '1' numerical number in the corner of my notebook, accompanied by letter 'October' under the number.
September has passed. Some important evidence happened. Preparation to face IELTS, the IELTS, Eid Al'Fitr, holiday with family, IELTS' results, preparation to TOEFL, I-think-my-special-day, falling in love that should be unimportant, TOEFL results, and some other little things happened. September seems go fast. See you in 2011.
Hey October, what do you bring? I hope the more amazing one. Let me write every single memorable thing in this month.
The sun has been shining, the flowers have been blooming, the wind has been whispering, the birds have been twittering, and our spirit has been rising.
September has passed. Some important evidence happened. Preparation to face IELTS, the IELTS, Eid Al'Fitr, holiday with family, IELTS' results, preparation to TOEFL, I-think-my-special-day, falling in love that should be unimportant, TOEFL results, and some other little things happened. September seems go fast. See you in 2011.
Hey October, what do you bring? I hope the more amazing one. Let me write every single memorable thing in this month.
The sun has been shining, the flowers have been blooming, the wind has been whispering, the birds have been twittering, and our spirit has been rising.
Subscribe to:
Posts (Atom)