Saturday, January 1, 2011

Semangat Mbah Demes

New hope, new spirit.. Wishing for the best in this year and the following years..

Mbah Demes. Bingung cara bacanya? 'De' dibaca seperti saat kita membaca 'dewa', dan 'mes' dibaca seperti membaca 'mesin'. Ya, Mbah Demes.

Mbah Demes adalah tetangga saya. Batas paling belakang rumah saya bertemu dengan batas belakang halaman rumahnya. Namun karena rumah saya sekarang sudah dipager sampai ke belakang-belakang, untuk menuju rumah Mbah Demes harus melalui jalan memutar yang sedikit jauh.

Mbah Demes memiliki dua orang anak, keduanya sudah berkeluarga dan tinggal di rumah mereka yang baru. Sementara suami Mbah Demes sudah lama meninggal, kalau tidak salah, dulu saat saya kelas 1 SMA.

***

Saya heran melihat dua karung beras di dekat lemari dapur. Satunya berisi beras sekitar 30 kilogram, satunya sekitar 5 kilogram. Saya tahu, dua hari yang lalu beras 30 kilogram pesanan Ibu baru saja diantar ke rumah. Lalu saya bertanya, dari mana karung beras yang satu itu? Kata Ibu dari Mbah Demes.

Mbah Demes bukanlah seseorang yang kaya dalam harta. Di usianya yang sudah senja, beliau tidak mengharapkan uang pemberian anak-anaknya. Beliau dengan gigih berusaha memenuhi kebutuhan sehari-harinya sendiri. Membantu bertani para tetangga lainnya yang memiliki sawah cukup luas, memelihara bebek yang tidak terlalu banyak di halaman belakang rumahnya.

Saya lalu bertanya kepada Ibu, "Eh tumben, Mbah Demes kok nganter beras, lagi panen ya?"

"Dua hari yang lalu Ibu mesen bebek sama Mbah Demes, tapi ternyata udah ada yang duluan pesen," gitu kata Ibu.

Heran. Mesen bebek, dapet beras.

Kemarin saya memang mengantarkan among-among ke rumah Mbah Demes. Apa iya, lantaran baru dapet among-among dan pesenan bebek Ibu tidak dapat dipenuhi, Mbah Demes lalu mengantarkan beras kepada kami.

"Mbah Demes baik banget ya.." beberapa menit kemudian saya membalas perkataan Ibu.

Mbah Demes mungkin kekurangan finansial, tapi "Mbah Demes itu orang yang kaya hati," begitulah kata Ibu.

Pernah menyaksikan acara Tolong di televisi? Kadang saya bertanya-tanya, apakah orang yang membantu saudaranya, sementara dia sendiri kekurangan itu betul-betul ada? Rasa iba saya saat menonton acara tersebut tidak sebesar saat mengalaminya sekarang.

Marilah di tahun baru ini, kita saling mengintrospeksi diri, sudah seberapa banyak bantuan yang dapat kita beri kepada sesama? Dan semoga kita bisa menjadi orang yang kaya hati..

1 comment:

  1. Hmm, entah kebetulan entah beneran bisa sama, ada satu kata bahasa Belanda, "Dames", yang artinya "perempuan". Kali aja nama Mbah Demes berasal dari kata dalam bahasa Belanda. Ah, pulang nanti saya pengen nanya langsung. :D

    ReplyDelete