Idul Fitri tinggal menghitung hari. Temen-temen sekelas udah pada pulang ke kampung halamannya masing-masing, a.k.a mudik. Sebetulnya ada dua temen yang nggak mudik. Salah satunya emang karena non-muslim, sehingga jika dia mudik di momen ini pun, nggak akan ada momen spesial yang menunggunya di kampung halaman East South-East-Nusa-nya. Salah satu teman lagi nggak mudik karena katanya ingin merayakan Idul Fitri di tempat baru (di tempat dimana kami kuliah).
Seumur-umur, sekalipun saya belum pernah merayakan Idul Fitri tidak bersama kedua orang tua. Rasanya sedih aja. Selagi bisa pulang, kenapa enggak? Hmm. Jadi kepikiran, apa yang sebenernya membuat teman saya yang kedua ini nggak mudik lebaran?
Dengan raut wajah yang cukup bahagia, dia bilang 'nggak apa-apa kok'. Bagaimanapun, saya sangat sedih mendengarnya. Betul, kampung halamannya cukup jauh, di Jawa Timur. Apa ya yang sebenernya dia pikirkan sementara melihat 13 orang teman lainnya satu-persatu pulang ke kampung halaman? Dia dan satu orang teman non-muslim tersebut tetap tinggal di Mess.
Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan untuk pulang ke rumah, berkumpul bersama keluarga. Jadi pengen bilang, Ibu, Bapak, saya pengeen banget selalu merayakan semua Idul Fitri-Idul Fitri bersama Ibu dan Bapak.
Selamat Idul Fitri, mohon dimaafkan segala kesalahan, lahir dan batin..
No comments:
Post a Comment