Dom Tower (Menara Tertinggi di Utrecht) |
Disinilah saya berada sekarang, Utrecht. Jaraknya sekitar satu jam perjalanan dari Schiphol yang merupakan bandara internasional di Ibukota Belanda. Saya tidak begitu hebat, teman. Saya hanya tertarik dengan pendidikan matematika, yang selama ini saya geluti di perguruan tinggi. Belakangan, ketertarikan tersebut berhasil membawa saya ke kota ini. Betul-betul anugerah, maka saya tak henti bersyukur. Berada di tempat dimana saya dapat menikmati pemandangan indah sekaligus mereguk pendidikan sekenyangnya.
Baiklah, ini hanya sekedar cerita. Bukan untuk sombong. Bukan untuk membuat iri.
Saya tinggal di Oudegracht, kawasan tua yang terletak di kota tua Utrecht. Tempat tinggal saya terletak di Lange Rozendaal, bersama 8 teman lain dari Indonesia. Kabarnya, rumah yang saya tinggali ini telah berusia sekitar 500-an tahun. Antik saya bilang. Konstruksi rumah di sekitar Utrecht mirip (menurut saya). Entah hanya di sekitar sini, entah memang sebagian besar tipikal rumah orang Belanda memang seperti ini (saya belum berpetualang ke kota lainnya). Bentuk rumah mereka seperti ini.
Semuanya nyaris mirip seperti itu. Dengan bentuk gang yang mirip. Jika Anda berjalan tanpa memperhatikan ciri khusus atau nomer rumah, Anda mungkin akan sulit menemukan dimana Anda tadi berasal.
Rumah yang saya tinggali terbilang unik. Dari depan terlihat seperti kebanyakan rumah seperti pada foto di atas, namun sangat berbeda di dalam. Setelah memasuki pintu depan dari Lange Rozendaal, di dalam rumah terdapat dua rumah lagi. Rumah kebun yang terbuat dari kayu dan rumah beneran. ^_^
Rumah Kebun |
Rumah dengan dua tempat tidur ini ditinggali dua orang, Ilham dan Eka. Dua cowo' lainnya di ruangan kamar setelah pintu masuk utama. (susah jelasinnya). Lalu lima orang cewek di rumah 'beneran'-nya.
Rumah Para Cewe |
Rumah para cewe' tersebut terletak di belakang rumah kebun. Saya dan empat teman perempuan lainnya hanya menghuni lantai dasar. Cukup nyaman, aman, dan cukup luas. Lalu tak jauh dari ujung gang Lange Rozendaal terdapat sungai kecil. Eh ternyata di bawah tanah (jalan) masih terdapat rumah lagi. Saya nggak tau sejauh atau sedalam mana rumahnya. Seperti gambar ini.
Yak, lihat, jalan yang saya lalui terdapat di atas rumah-rumah yang terletak di pinggir sungai (mobil ada di atasnya). Bedanya dengan negara kita, sungai ini nggak pernah banjir, haha. Keliatan banget kalo ini kota tua ya?
Untuk ke kampus, saya bisa bersepeda atau menggunakan bus ke arah Princetonplein. Cukup berjalan selama 10 menit ke halte terdekat, lalu menunggu bus nomor 12. Bayarnya nggak pake uang. Saya harus memiliki kartu, bisa strippenkaart, bisa OV chip, atau kartu lainnya. Dua hari kemarin saya menggunakan strippenkaart, kartu yang ada strip-stripnya. Dari halte Bleekstraat (halte yang deket dengan Oudegracht) ke Princetonplein kami harus membayar sebanyak tiga strip.
Oke, saya sudah mulai belajar dan mengejar ketertinggalan. Doakan saya dengan segala keterbatasan untuk segera dapat mengimbangi bahkan menyusul teman-teman dari negara lain yang merupakan teman-teman saya belajar di kampus.
Utrecht Universiteit |
saya jd membayang-bayangkn suasana dsna, jeung :D
ReplyDelete