Saturday, December 4, 2010

Unsent Letter (2)

Surat Untuk Ibu

Sebentar lagi saya berangkat ke negeri kincir, Bu (Insya Allah). Melihat dan memegang bunga tulip yang mekar berwarna-warni. Mereka bilang Januari. Ya, waktu yang tepat untuk merasa dinginnya salju.

Saya mungkin akan sangat menyukai berada disana. Mungkin Ibu juga, seperti yang terlantun dalam setiap doa Ibu yang sesekali saya dengar. Seperti yang saya tahu, betapa Ibu berusaha meluapkan kebahagiaan di setiap tutur yang sesekali menyanjung pencapaian anak perempuannya. Tentu saya akan sangat merindukanmu, Bu. Merindu yang teramat deras.

Saya tidak akan lama, Bu. InsyaAllah satu tahun. Dengan begitu, akan ada satu Idul Fitri yang saya lalui tanpa Ibu. Sebelumnya saya meminta maaf. Meminta maaf karena tidak dapat berkumpul bersama Ibu di satu kali Idul Fitri tahun nanti.

Mohon ridho Ibu, supaya saya dapat kuat belajar disana. Supaya saya dapat senantiasa membahagiakan Ibu melalui segala cara yang saya bisa. I love you, Mom. I will miss you much.

No comments:

Post a Comment