Thursday, November 18, 2010

You are The One I've Ever Had

Shed your tears my lil brother..



Ini adalah hari dimana saya melihatnya menangis sesenggukan. Selama ini saya mengenalnya sebagai pribadi yang cuek (bahkan terhadap diri sendiri), tidak peka, dan semaunya sendiri. Berapa kali harus saya ingatkan, perihal kecil yang mungkin akan berpengaruh besar terhadap masa depannya. Belajar. Ya, saya menilai dia sangat inkonsisten dalam hal ini. Namun pagi ini, pukul sepuluh, dia pulang dari sekolah, lebih cepat dari biasanya, menelungkupkan badan, lalu menangis sesenggukan.

Allah, saya melihatnya begitu fragile. Betapapun seringnya dia membuat saya sebal, dia satu-satunya adik kecil saya yang sangat saya sayangi. Entah mengapa, air mata ini terus mengalir mengingat kesedihannya.

Lalu saya mencoba tegar, mengelus kepalanya sambil bertanya apa yang sebenarnya baru saja terjadi. Diluar ekspektasi, dia mengaku kesal dengan teman yang sering ribut di kelasnya, yang membuat belajarnya terganggu. Beberapa kali dia sudah mengingatkan di hari-hari sebelumnya supaya selalu menjaga suasana kelas tertib saat pelajaran berlangsung, namun beberapa teman sekelasnya masih saja membuat onar, tak peduli ada atau tidak ada guru di kelas.

Mungkin selama ini saya kurang memahami dia, mungkin juga karena saya jarang menungguinya, jarang mendengar curhat-curhatnya. Yang saya tau hanya sisi negatif yang menurut saya sedikit melewati batas, merokok diam-diam (meski saya tidak pernah melihatnya), termasuk jam malam dan beberapa blue video di dalam handphonenya. Jam belajar malam yang tidak teratur. Dia bahkan tidak pernah menanyai saya mengenai matematika ataupun mata pelajaran lain.

Sambil terisak dia mengatakan bahwa sebetulnya dia juga ingin berprestasi, ingin belajar, ingin sukses, ingin membahagiakan orang tua, terutama Ibu. Namun kondisi belajar di kelasnya belakangan sangat tidak kondusif baginya. Beberapa guru sekolah yang jarang masuk, kelas yang ribut dan tidak terkoordinasi, mengakibatkan ketidakefektifan baginya untuk memahami materi pelajaran. Tidak mendapatkan apa-apa, katanya.

Salah satu hal yang paling membuatnya kecewa tadi adalah kelakuan teman sekelasnya. Teman-teman yang sering mengacau pelajaran memang hanya minoritas, namun mayoritas teman yang lain tidak dapat menghentikan kekacauan yang ditimbulkan. Saking jengkelnya, hari sebelumnya dia lantas menulis status di facebook-nya, kejengkelannya terhadap suasana kelas yang nggak bisa tenang saat belajar. Akibatnya beberapa temannya tersinggung. Dua dari mereka menyerangnya tadi pagi di sekolah. Dia tidak membalas. Melapor ke guru piket, izin pulang karena tidak enak badan. Dan disinilah dia sekarang. Mencoba menenangkan diri dan mencari solusi hingga tertidur di tempatnya menelungkupkan badan.

Cepatlah dewasa adik kecil, mbak ingin kamu bisa mendapatkan yang terbaik, bersikap baik, dan dapat menjadi kebanggaan semua orang.

I wish you'll be better when you're older..

No comments:

Post a Comment