Dear DSR,
Waktu itu siang hari, saat saya membuka akun di Yahoo! Messenger yang sudah beberapa hari tidak dibuka. Sedikit penasaran juga, setelah mendengar bahwa seorang temen SMA dulu telah menyusun sebuah perkenalan dengan seorang rekan kerja suaminya. Seorang pria yang menurut dia humoris, pinter, baik, serta menyenangkan. Sedikit grogi juga sebenernya. Saya bingung harus menuliskan apa di chat bar nanti. Was-was jika apa yang saya tulis tidak cukup bisa membuat senang orang yang menyenangkan, atau nanti saya tidak cukup pandai merangkai humor-humor ringan namun tetap terkesan 'pintar'.
Dan betul saja, saya menemukan sebuah kontak baru yang menambahkan saya sebagai teman. Yap, kamu.
Masih saja saya ingat, waktu itu saya betul-betul berusaha membuat suasana chatting cukup menyenangkan. Lalu terkadang saya berpikir, akankah chatting terasa terus menyenangkan seperti ini? Karena terkadang saya menemukan diri saya berlaku sangat menyenangkan di awal, lalu perlahan menarik diri dan menjauh. Perasaan itu saya tepis jauh-jauh.
DSR, entah mulai kapan saya merasa ingin selalu menyapamu saat chatting. Saya mulai mencari-cari jika kamu tak kunjung sign in, atau kamu tak segera membalas chat yang saya kirim.
Kamu terasa begitu jauh dan seperti-imajiner. Benarkah kamu ada di suatu tempat disana? Kapankah kita bertemu, saling melihat, bersalaman, dan bertegur sapa?
Sincerely yours.
Ihir.....cuit cuit
ReplyDelete