Thursday, September 30, 2010

Another Chance to Grow Up Again

Like OST of 3 Idiots movie,

Give me some sunshine.. Give me some rain.. Give me another chance.. I wanna grow up once again..

The scores have been announced. I, simultaneously, feel glad and sad. Glad because I meet the requirement, sad because some friends don't.

Let me just write the scores down. It is to make me remember that I ever have such outstanding friends, surviving together to realize our dreams.
FA 607, SSA 590, SSY 580, YAS 580, IR 583, L 570, K 557, NMM 567, EAA 530, ABK 537, ST 540, RN 507, and RCIP 507.

Those are just the scores. The final decision to decide who'll go hasn't been made. And we still hope for another chance.

Ya Rabb, my friends and I were closely together. We study together, we laugh together, we cry together, we pray to You together, Ya Rabb. Please don't separate us this time. Let us get our dreams.

Give us some sunshine, give us some rain, give us another chance, we wanna grow up once again.

Ya Rabb, You know everything happens in this world. You have arranged whether some things are good for us. If You think this dream is not good enough, please give us another chance to get what really best for us. Give us another chance. Amin.

Waiting Anxiously

Allah, You are The Owner of everything. Whatever in this world, we only can try and pray for the best that You might give.

Enam tidaklah cukup, fellas. Sedikitnya sepuluh untuk bisa pergi meraih mimpi. Bukan mimpi besar, namun bukan tidak penting. Secuil mimpi yang mungkin akan begitu indah. Setidaknya ini salah satu langkah untuk meraih mimpi-mimpi besar.

Surabaya gagal. Empat belas tidak memenuhi persyaratan. Ah, kata 'tidak' begitu menyayat pilu. Dapatkah saya mengatakan belum memenuhi persyaratan? Akankah ada kesempatan untuk kembali bangkit, meraih mimpi yang juga adalah mimpi-mimpi mereka?

Lima belas disini hanya bisa berserah diri, menunggu hasil TOEFL yang mungkin akan diterima sore nanti. My heart beats irregularly.

Cukupkan sepuluh dari kami?

My Lord, please let us feel the beautiful dream. Don't cease our dreams.

Saturday, September 25, 2010

Just Another Day

Like what I've said, it's just like any other days. What do you expect, friend? Days just come and then pass. You can make them meaningful, or meaningless. It depends on what things you've done and how you appreciate them all.

What are you waiting for? You wait till all of your friends congratulate you in do-you-think-your-special-day? They might forget, that's human being. You cannot pursue them, insist them to do what you want.

This special day is solely yours. The other people just wait, wait for what they'll get from your special day.

If you still want to make it special, just keep making it special!

Friday, September 24, 2010

Happy Amazing Birthday

You're about to be 22, but you are still your Mom's little daughter.

Bukan lagu selamat ulang tahun dan tepuk tangan riuh di depan kelas yang mungkin akan kamu dengar esok, teman. Itu dulu. Tahun pertamamu di sekolah dasar, bersama puluhan temanmu sekelas, menyanyikan lagu selamat ulang tahun, membagikan kue, serta bersalaman dengan tangan-tangan kecil teman-temanmu.

Mungkin juga bukan foto di studio bersama kakek nenekmu. Seperti dulu lagi sebelum kamu masuk sekolah. Nenekmu akan memakaikanmu gaun berenda baru, merias wajah dan rambutmu, lalu mengajakmu ke studio foto, berpose di samping kue ulang tahun yang bahkan lebih besar dari tubuhmu.

Agaknya juga bukan lagi melemparkan telur serta menyiramkan tepung di atas kepala, seperti yang teman-teman SMP-mu lakukan dulu. Kamu akan cepat-cepat berlari menghindar setelah pelajaran usai, namun temanmu tidak gampang dilewati. Malu, namun bahagia, saat pulang dengan seluruh tubuh berwarna putih dan berbau amis.

Kecil peluang terjadi, teman-temanmu akan pura-pura lupa hari lahirmu. Mereka akan membuatmu jengkel seharian, tidak memperhatikanmu, lalu diam-diam memberi surprise saat kamu berada di puncak kesebalanmu, seperti yang teman-teman SMA-mu sandiwarakan dulu.

Atau kejutan kue tart dan lilin, ucapan selamat membanjiri ponselmu, seperti dulu yang direncanakan teman-teman kuliahmu. Setelah itu kalian akan pergi ke bioskop, atau sekedar berkaraoke.

Apa yang kamu harapkan akan terjadi besok, teman? Berfoto bersama di studio foto, mendapatkan siraman tepung dan telur, dikerjain teman-temanmu, dihadiahi kue tart, pergi ke bioskop, berkaraoke, makan-makan?

Bukan perayaannya teman, karena setiap hari pun kamu bertambah dewasa. Pergantian hari ini dan esok akan sama saja dengan pergantian hari kemarin dan hari ini. Tanggal esok adalah initial point saja, penanda, bahwa selama kamu ada di dunia ini, kamu akan telah melewati tanggal 25 September sebanyak 22 kali.

Banyak hal luar biasa yang telah kamu lewati. Namun insya Allah akan lebih banyak lagi hari luar biasa yang akan kamu hadapi. Doaku semoga kamu senantiasa lebih baik dalam menyikapi kehidupan ini. Happy amazing birthday!

Wednesday, September 22, 2010

TOEFL Test Is About to Come

After IELTS, my friends and I are facing TOEFL tomorrow. Besok adalah tes TOEFL ITP kedua yang akan kami hadapi. Saya menginterview beberapa teman. Salah satu teman saya dari Bandung mengatakan bahwa IELTS lebih mudah daripada TOEFL (dilihat dari tingkat kesulitan soal). Salah satu teman saya di Makassar juga mengatakan bahwa IELTS lebih mudah. Teman saya tersebut bilang bahwa IELTS cenderung lebih fleksibel, misalnya di Writing, cara penilaiannya tidak terpaku, syarat-syarat penulisan tiap-tiap band cuma beti-beti, alias beda-beda tipis. Hehe. Selain itu, teman saya dari Makassar tersebut juga bilang bahwa TOEFL cenderung lebih mengecoh, karena bentuk soalnya pilihan ganda.

Berarti TOEFL besok bisa jadi lebih berat daripada IELTS kemarin. My gosh. Sementara saya sudah kehabisan bahan yang akan dipelajari untuk tes besok. Cailah. Namun bukan berarti saya sudah pinter di TOEFL yak? Haha.

Baru lima yang berpeluang besar berangkat ke negeri kincir angin. Namun lima tidak cukup, teman. Butuh minimal sepuluh. Semoga teman-teman saya yang lain akan segera memenuhi persyaratan TOEFL. Amin.

Monday, September 20, 2010

September Hujan, September Menggapai Impian

"I'm living my dream, not dreaming my life"

Quote tersebut membuat saya berpikir, dapatkah saya?

Let me dream for a moment, saya memimpikan bulan Februari nanti akan berada di negeri kincir angin, belajar di salah satu universitas terkemuka disana, menikmati indahnya bunga-bunga tulip (mungkin bulan Februari tulip belum mekar yak), memakai baju dingin tebal, tak mampu jauh-jauh dari heater, berusaha beradaptasi dengan musim dingin. Is it such a kind of dreaming my life?

Sekitar enam tahun lalu, when I was a third year student of senior high school, saya bermimpi menjadi mahasiswa fakultas kedokteran, lalu menjadi dokter, mengambil spesialisasi, sukses dengan profesi yang saya jalani. In fact, I couldn't live in that kind of dreams.

Gagal menjadi mahasiswa kedokteran, saya kembali berfikir, mau jadi apa saya nanti?

Untungnya pada waktu itu, semua berjalan seperti lagu ini,
When I was just a little girl, I asked my mother what will I be? Will I be pretty, will I be rich? It's what she said to me, "Que sera, sera, whatever will be, will be, the future is not ours to see, que sera, sera"...

Semua memberikan dukungan kepada saya, memberikan nasihat, memberikan saran. Saya kembali merajut mimpi. Menjadi mahasiswa pendidikan matematika, menjadi dosen pendidikan matematika, mendirikan taman belajar matematika bagi siswa, membuat pelajaran matematika menyenangkan bagi siswa, menuntut ilmu setinggi-tingginya, bermanfaat bagi orang lain, sukses menjalani karir di dunia pendidikan. (besides, I also want to have a great wedding party with a great person)

Sekarang apakah saya boleh bilang, I'm living my dream? Boleh bangga, in my graduation ceremony, I was the best student from mathematics education in my university. Di saat beberapa teman saya kesulitan mendapatkan pekerjaan, saya mendapatkan tawaran menjadi asisten dosen, mengajar mahasiswa. Dan sekarang, saya mendapatkan kesempatan melanjutkan studi saya di program master, dengan label internasional pula.

Ya, itu sebagian mimpi-mimpi yang sudah saya cicipi. Tentu saya tidak lantas mengangkat kepala setiap kali berpapasan dengan orang-orang. Serta merta saya dengan sadar mengingat, masih banyak sekali orang di luar sana yang jauh lebih baik dari saya.

Senang, bangga, bahagia. Mungkin akan ada kenikmatan tersendiri ketika kita berada di kondisi seperti apa yang kita impikan.

Baiklah, saya akan terus bermimpi, lalu berusaha untuk mewujudkannya.

What Blog is This?

After rereading my posts, I keep asking myself, what blog is this?

Blog biasa, dengan isi biasa-biasa. Compared with any other blog, my friends', blog ini cuma bikin saya minder. Saya tidak pandai merangkai kata-kata. Saya tidak pandai menyampaikan informasi yang bermakna. Saya tidak pandai memberikan hiburan bagi pembacanya.

Jawabannya, paling tidak saya mempunyai pena dan kertas online untuk mencurahkan apa saja yang ingin saya tuliskan.

Sunday, September 19, 2010

The Score

Hallo, happy Eid Al-Fitr folks. Holy Day this year brings so many good news. So far, the best one is about the result of my IELTS. Alhamdulillah, I get six-point-five which means enough.

Tidak terlalu muluk, sebelum pengumuman, membayangkan mendapatkan 6.5 saja saya sudah merasa sangat tidak pantas. Berdasarkan pengalaman latihan, skor listening dan reading saya adalah skor yang sangat tidak konsisten. Saya bisa saja mendapatkan 5, namun beberapa jam kemudian saya mendapat 7 saat latihan dan koreksi sendiri. Writing saya tergolong pas-pasan. Saya merasa kurang memberikan banyak informasi saat menulis di tes bagian dua. Dan speaking, saya rasa it is the worst part of my test.

Sebaran skor tiap bagian belum saya terima. Hanya saja, salah satu teman memberitahu bahwa saya mendapatkan 6.5. Ada tiga teman lain yang juga mendapatkan skor yang sama dengan saya. Sementara 9 teman lainnya berkisar antara 5, 5.5, atau 6.

There is one person who gets 5. Sedih sekali mendengarnya.

Ada dua opsi untuk mendapatkan beasiswa kerjasama kuliah di negara kincir angin (dalam hal kemampuan Bahasa Inggris, dilihat dari IELTS dan ITP TOEFL). Pertama, memenuhi persyaratan pemberi beasiswa, IELTS 5.5. Kedua, memenuhi persyaratan kampus yang dituju, IELTS min. 6.5 atau ITP TOEFL min. 580.

Berarti ada dua cara untuk berangkat, mendapatkan skor IELTS 6.5, atau mendapatkan skor IELTS min 5.5 dan ITP TOEFL min. 580.

Teman-teman yang belum mencapai IELTS 6.5 namun sudah melalui 5.5, mendapat kesempatan untuk mengikuti tes ITP TOEFL tanggal 23 September nanti. Mudah-mudahan mereka dapat melaluinya Ya Rabb.

Bagaimana dengan salah satu teman saya yang mendapatkan IELTS 5?

Sayang sekali, secara persyaratan dia tidak memenuhi persyaratan dari penyedia beasiswa. Kalaupun skor ITP TOEFL-nya nanti 580, saya khawatir dia tidak mendapatkan beasiswa. Sedih sekali mengetahui bahwa peluangnya pergi lebih kecil dari saya dan teman-teman yang lain.

Hemm. Saya tetap akan mengikuti tes ITP TOEFL (karena saya sudah membayar, hihihi). Semoga skor kali ini lebih besar daripada skor saya bulan lalu, 570. Semoga mencapai 580. Semoga teman-teman saya yang mengikuti tes lainnya juga mencapai 580. Amin.

Mengkhawatirkan mengingat syarat jumlah minimal mahasiswa yang pergi adalah 10. Menyadari sampai saat ini, baru lima orang yang memenuhi syarat berbahasa Inggris.

Monday, September 6, 2010

Happy Lebaran Day

Idul Fitri tinggal menghitung hari. Temen-temen sekelas udah pada pulang ke kampung halamannya masing-masing, a.k.a mudik. Sebetulnya ada dua temen yang nggak mudik. Salah satunya emang karena non-muslim, sehingga jika dia mudik di momen ini pun, nggak akan ada momen spesial yang menunggunya di kampung halaman East South-East-Nusa-nya. Salah satu teman lagi nggak mudik karena katanya ingin merayakan Idul Fitri di tempat baru (di tempat dimana kami kuliah).

Seumur-umur, sekalipun saya belum pernah merayakan Idul Fitri tidak bersama kedua orang tua. Rasanya sedih aja. Selagi bisa pulang, kenapa enggak? Hmm. Jadi kepikiran, apa yang sebenernya membuat teman saya yang kedua ini nggak mudik lebaran?

Dengan raut wajah yang cukup bahagia, dia bilang 'nggak apa-apa kok'. Bagaimanapun, saya sangat sedih mendengarnya. Betul, kampung halamannya cukup jauh, di Jawa Timur. Apa ya yang sebenernya dia pikirkan sementara melihat 13 orang teman lainnya satu-persatu pulang ke kampung halaman? Dia dan satu orang teman non-muslim tersebut tetap tinggal di Mess.

Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan untuk pulang ke rumah, berkumpul bersama keluarga. Jadi pengen bilang, Ibu, Bapak, saya pengeen banget selalu merayakan semua Idul Fitri-Idul Fitri bersama Ibu dan Bapak.

Selamat Idul Fitri, mohon dimaafkan segala kesalahan, lahir dan batin..

Part of Your Brain Which is More Dominant

Hari Sabtu pertama di bulan September 2010 kemarin, saya mengikuti tes IELTS, bersama temen-temen sekelas lainnya. Tes diadakan di IDP satu hari penuh. Bagian tes tertulis dikerjakan terlebih dahulu, berisi listening, reading, lalu writing. Ketiga tes tertulis tersebut dimulai sekitar pukul 8.30 WIB, sampe 11.30 WIB.

Setelah ketiga tes tertulis tersebut selesai, para peserta digilir untuk mengikuti tes speaking. Sembari menunggu giliran, Mas Badrun memberi tes kecil-kecilan. Bukan tes beneran, sekedar buat guyon menunggu giliran dipanggil buat diajak speaking-speaking.

Permainan ini untuk mengetahui otak bagian mana yang bekerja dominan, kiri atau kanan. Caranya mudah, cukup dengan menyelipkan jari-jari tangan kanan dan tangan kiri bersilangan. Setelah jari-jari bersilangan dan saling menggenggam, perhatikan posisi ibu jari. Ibu jari tangan mana yang terletak paling atas?

Jika ibu jari kanan yang terletak paling atas, maka otak kiri Anda yang bekerja lebih dominan. And vice versa. Percaya?

Welcoming



Hi Blogger! This is just a place to store my daily stories. I can easily forget what my stuff is or where I put it in. Therefore, this blog is nothing but some unimportant things about me. 

I warn you not to expect too much from this blog. 

Cheers!